14. Kegilaan.

944 44 16
                                    

WARNING!!!
SEKARANG MASIH 21++
*bagi gue si
__________________________________

Basah.

Air mata bercampur keringat sudah membasahi seluruh tubuh Name. Leher nya mengkilap licin dengan air mata yang membasahi pipi. Tak lupa juga kening nya yang semakin basah.

Ditambah bibir nya yang bungkam terlakban. Tangan nya terikat keras ke kepala ranjang.

Sakit.

Hanya kata itu.

Setelah Eveline memergoki mereka dan menjepret asal foto telanjang mereka ini, Shidou malah tersenyum sinis. Ia mendekati pintu hanya untuk menguncinya rapat rapat agar tak ada yang mengganggu. Lalu lepas lah celana yang membungkam 'bendanya'.

"Lihat dia Name, gagah kan?"

Benda 'itu' berdiri tak tertahan kan. Dengan urat urat yang menonjol di sekitar nya. Bonus, ukuran yang amat tidak masuk akal. Besar dan panjang. Melihat nya saja mampu membuat Name bergidik ngeri dan merasakan nyilu di area nya.

Wajah Name memerah, ia mengalihkan pandangan. Dan Shidou hanya menanggapi nya dengan seringai licik.

Pria itu merangkak mendekati selangkangan Name yang sudah siap mengangkang.

Oh my God! Name amat takut sekarang. Ia tak ingin kembali merasakan sakit hingga tak bisa bangkit dari tempat tidur. Namun kini ia tersadar akan posisi nya yang sudah siap dimakan. Terikat, terlakban, terkangkang. Apa lagi yang lebih buruk dari itu?

Tiba tiba kepala Shidou merunduk untuk mencium lembut perut kecil Name, membuat Name terkesiap. Ia melotot, melihat perlakuan lembut Shidou yang tiba tiba mendusel di perut nya dan mencari kenyamanan.

Namun, itu tak berselang lama ketika Shidou berkata, "gue pengen bayi." Katanya lembut sambil menatap manik indah Name yang masih melebar kaget.

"Kasi gue anak, Name." Paksa Shidou lagi dengan kelembutan nya.

Name menggeleng pelan, ia kekeuh dengan keinginan nya untuk bersekolah. Lagi pula umur nya masih sangat muda, andai saja ia tak dijual sang ayah, maka tentu keperawanan nya masih tetap ada.

Shidou menatap Name datar ketika mendengar penolakan nya.

"Kenapa nolak? Apa si yang ga gue kasi ke lo?" Katanya sedikit kecewa.

"Gue cuma mau bayi yang lucu lucu, selama lo disini gue bakal kabulin permintaan lo asal tetap stay sama gue, Name."

Tubuh Shidou ambruk dan benar benar menindih Name. Name merasakan sesak di dadanya ketika lelaki itu berbaring di atas tubuhnya dan mengendus endus aroma leher Name.

"Gue obsesi sama tubuh lo." Bisik nya pelan dan terdengar sangat dalam. Name hanya memejamkan matanya, merasakan dua jantung yang berdetak amat kencang dan saling beradu.

Tiba tiba, jilatan jilatan sensual Name rasakan di lehernya. Shidou menggigit disana dan menghisap keras membuat Name menggeliat tak nyaman.

"Gue butuh servis lo, sekarang bangun, gua mau liat lo pegang kendali." Ikatan tangan Name pun terlepas meninggalkan jejak kemerahan bahkan darah disana. Lakban di mulut nya terbuka dan membuat bekas kemerahan di sekitar bibir nya. Name masih terdiam kaku, menatap Shidou yang duduk dengan keadaan 'benda itu' berdiri dan menegang keras.

"Suck it." Perintah nya, satu kata namun memaksa.

Sejenak Name menatap urat urat yang menghiasi panjang nya. Apakah mulut nya muat? Tapi menghisap itu lebih baik daripada kesakitan ketika masuk kedalam. Mau tak mau, Name menunduk mendekati selangkangan Shidou dan memegang nya perlahan dengan tangan gemetar. Tekstur urat itu terasa jelas dan benda itu lebih besar.

Shidou Ryoushei POV+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang