Name terbangun dari tidur nya. Kepala pusing di sertai rasa mual di perut nya. Ia mengerjabkan mata beberapa kali sambil memijat memutar pelipis nya. Dengan keadaan yang masih setengah sadar, ia menatap ke jendela. Hanya ada Awan. Awan. Dan Awan.
Tunggu? Awan?!
Name terbelalak. Ia tersadar berada di dalam pesawat. Sial! Ia mabuk perjalanan. Pantas saja sebangun tidur bukannya segar, rasanya ingin mual. Seluruh isi perut Name tergoncang. Benar benar pening. Bahkan pandangan nya dari tadi tak kunjung jelas. Rabun.
Ia menoleh ke segala arah mencari brengsek itu. Padahal Shidou sudah duduk santai di samping nya menonton sesuatu di ponsel. Tanpa pikir panjang Name lansung menaikkan nada bicara nya.
"Lo mau bawa gue kemana, bodoh?!!" Dengan sigap, Name menyingkirkan selimut yang melingkar hangat di tubuh nya. Ia menatap tajam ke arah Shidou yang masih sibuk menonton video porno.
"Chill Name. Kita pindah negeri."
What the.. pindah negeri? Segampang itu? GA!!
"Gue ga mau! Gue ga mau jauh dari keluarga gue, titik!"
Shidou menyeringai, lalu menyudahi tontonan aneh nya itu. Ia fokus menatap Name sangat dalam menembus iris mata indah nya. Membuat Name gugup dan bersusah payah menelan saliva nya.
"Keluarga? Ga ingat? Meraka udah buang lo."
Jawab Shidou dengan santai nya.Kata kata itu berhasil membuat hati Name teriris. Perih. Name menunduk dan terdiam seribu bahasa. Benar. Kalau bukan karena ayah yang menjual nya, ia tak akan ada disini. Ayah pasti sedang bahagia di bawah sana bergelimang harta.
Shidou menyeringai melihat Name yang membisu.
Lalu ia menepuk paha nya sendiri, menyuruh Name duduk di pangkuan nya.
Name menatap sinis, jelas ia tak mau.
Merasakan pemberontakan, Shidou melepas sabuk pengaman Name dan mengangkat tubuh mungil nya dengan begitu mudah ke pangkuan kasar nya. Seenteng itu kah badan Name? Name bahkan menghentakkan kaki nya beberapa kali untuk melawan tapi tidak berpengaruh.
Name duduk dengan kedua kaki Shidou di tengah tengah nya. Membuat diri nya terkangkang. Terlihat jelas perbedaan tinggi mereka dengan Name yang hanya sebatas leher nya.
Lalu, Shidou mengambil ponsel mahal nya tadi dan memutar kembali video itu di depan Name sambil bersandar di ceruk leher nya.
Reflek, Name buang muka. Ia tak sanggup melihat adegan itu di umur nya yang masih dibawah delapan belas tahun. Shidou menyeringai dan mencengkram rahang Name agar mata nya tertuju pada video porno di depan mereka.
"Tonton!" Paksa Shidou.
Mau tak mau Name harus menonton itu dan membiarkan video porno telah menodai mata nya. Gadis di video sangat lihai bermain. Menghisap hisap dan melakukan blow job. Lalu bermain di atas. Membuat Name merasa jijik. Murahan sekali. Tapi, ia kembali meratapi nasibnya. Di jual oleh ayah sendiri. Apakah diri nya lebih murah dari jalang itu?
Tanpa disadari, ia malah menunduk dengan mata berkaca kaca. Membuat Shidou mematikan ponsel nya dan membuang asal ke segala arah. Orang itu tak tau harga.
Ia menatap Name yang menunduk.
"Kenapa? Apa aku berhasil membuat nafsu mu bangkit?" Tanya Shidou, narsis. Ia mengelus paha Name dengan lembut. Sedangkan lengan kekar sebelah kiri nya melingkar di perut Name.
Name yang menduduki kedua kaki Shidou dengan agak mengangkang itu jelas terkejut. Apalagi tangan Shidou semakin bergerak naik dengan nakal.
Saat hendak melakukan perlawanan, Shidou lebih dulu meraih kedua tangan Name dan mencengkram nya ke belakang dengan satu tangan nya. Sedangkan tangan yang lain menaikkan dress putih Name dengan begitu cepat. Tapi hanya sebatas perut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shidou Ryoushei POV+
Fanfic⚠️ WARNING 1821+ it's you. ini cerita mu. sebagai name (y/n) yang memiliki manik (e/c) serta surai berwarna (h/c). pov kali ini mengandung adegan kekerasan dan adegan seksual serta menyangkut perasaan yang bertepuk sebelah tangan. rasa obsesi mulai...