3 : cerita pagi

871 58 7
                                    

.
.
Pagi ini sangat dingin. Ahyeon rasanya tidak sanggup untuk membangunkan dirinya. Tarikan selimut itu semakin menutupi seluruh tubuhnya, memberi kehangatan yang nyaman. Walau begitu ia melihat dari ujung matanya tirai jendela pagi ini tidak cerah seperti biasanya. Apa akan hujan lagi? melihat hal itu sepertinya iya.

Masih dalam posisi baring ia meraba ponselnya, dan melihat jam menunjukkan pukul 06.30 wib.
Masih ada waktu untuk tidur. pikirnya. ia pun terlelap kembali.

Kerutan di keningnya bersatu mendengar alarm kembali berbunyi, ingatkan dia untuk menonaktifkan alarm yang sudah banyak ia setel setiap beberapa menit sekali. ah tapi tidak bisa, ia jujur membutuhkan itu.

Matanya sedikit terbuka walau berat, kalau dituruti bisa bisa ia akan terlambat. Walau ia sudah sering kesiangan.

Ahyeon menguap, perlahan mendudukkan tubuhnya dan lanjut meregangkannya. woah rasanya luar biasa. Tapi mata itu masih gemar menutup. Walau begitu ia lanjut untuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

"Hah Segerrrrnya", ia mengusap handuk ke rambutnya yang basah, harum shampo itu menyerbak ke seluruh penjuru kamarnya.

Pakaian sekolah sudah ia persiapkan. Bicara tentang sekolah, ahyeon sedang menginjak kelas 12. Itu artinya tidak lama lagi ia akan menyelesaikan masa sekolah ini.

Sudah beberapa minggu ini, hidupnya masih seperti biasa. tidak ada yang menarik dan baru. entah apakah dia berniat mencari hal itu atau kah berusaha untuk membiarkannya saja.

Hanya mungkin untuk sebagian manusia lainnya pasti akan berusaha untuk baik-baik saja, ia pun begitu ditengah kondisinya saat ini. Jujur sebetulnya Ahyeon tidak merasa kekurangan, juga tidak merasa kelebihan. Ia merasa biasa saja namun terlepas dari itu ia patut bersyukur untuk tidak melakukan hal yang bodoh, ya setidaknya itu hal yang masih ia jaga dan tahan selama ini.

Dirumah yang sebesar ini ia tinggal sendiri. Dan ah ada juga yang lain, asisten rumah tangga. Ia hampir melupakan semua yang tersisa disini. Walau dulu pun ada, namun berasa tidak ada.
Memiliki orang tua yang berada, mau apapun diberikan, dipersiapkan dan semua disediakan. Ahyeon tidak kekurangan. Hanya satu yang kurang dari dulu hingga sekarang. ya. ia kekurangan yang satu itu. waktu. ah tapi mereka tidak perlu repot-repot lagi sekarang. Ahyeon bahkan sudah lupa bagaimana ia begitu berharap atau bahkan kapan terakhir ia berharap?

Ahyeon menepis harapan itu sekarang. Semua sudah begitu jelas. Yang ada disini hanyalah dirinya sendiri.

Ia melihat jam tangannya, 45 menit lagi ia harus sudah berada di sekolah. Ahyeon menghela nafas. Adakah dari kalian yang membenci sekolah?

ia mengetuk setir mobilnya, berpikir apakah ada tempat lain yang bisa ia kunjungi selain tempat membosankan itu? lama berpikir tidak membuat dia mengurungkan niat ini tentunya.

ah iya keknya ahyeon tahu harus kemana.

.

.

Seorang gadis terlihat sedang meregangkan otot-ototnya. Matanya memicing penuh, melihat dari kejauhan kiranya dimana tempat sarapan pagi yang enak untuk di coba. Ia baru saja menyelesaikan jogging pagi ini, hanya berlari kecil saja, dan ia sudah mulai lapar. huh.

Kebetulan memang sebelum jogging tadi ia tidak sempat untuk sarapan karena terlalu bersemangat. Mengingat hari ini adalah pertama baginya menjelajahi kota ini setelah sekian lama. Sebetulnya ia masih jet lag kemarin malam. Namun, itu tidak menghalau niatnya untuk berolahraga.

Melirik sekitar pagi ini lumayan ramai, mungkin mereka ini adalah manusia yang tidak ada aktivitas kerja dipagi hari jadi menyempatkan diri untuk olahraga. atau mungkin para pengangguran? atau mungkin jam kerjanya siang? ya bisa jadi.

Matanya tertuju di sebuah kedai kecil, ia membaca berbagai menu dari kejauhan. wah ini baru benar. kadang ada penjual yang berjualan tetapi tidak menyediakan spanduk harga. Menurutnya memang harus disediakan harga jualnya agar orang mengetahui dan akhirnya tertarik membelinya. Namun jika tidak maka orang lain akan menganggap itu mungkin mahal.

ia berjalan menuju ke arah kedai tersebut. ia ingin sarapan sate ayam, ya sepertinya enak.

"Permisi Bu, beli satenya satu", ucap Canny tersenyum. Setelahnya ia melihat dimana ia harus duduk, pengunjungnya lumayan ramai. ia hampir berpikir akan membungkus saja, tapi matanya melirik bangku meja yang paling belakang, sepertinya ada yang kosong. ia pun menuju tempat itu.

ah, ada orang membelakanginya.

Meja ini cukup untuk dua orang tapi Canny berpikir apa tidak apa-apa jika ia menumpang di sebelah gadis ini.

ah boleh saja mungkin.
ia pun mendudukkan dirinya tepat di depan gadis itu.

"Permisi, izin duduk disini", ucap Canny tidak enak. Canny melihat gadis itu seperti tidak menghiraukannya, Canny hanya heran saja. Gadis itu terlihat sangat menikmati sotonya.

Melihat tidak di hiraukannya dirinya, canny membuka ponsel, ia mau membuka video lucu di Instagramnya sembari menunggu pesanannya.

Canny terkekeh geli melihat video kucing. Tidak menyadari kekehan itu membuat mata gadis didepannya melirik kearahnya.

"Lucu ya?"

Mendengar itu Canny menoleh ke gadis itu. ia tersenyum kaku.

"Em iya, menurut gue video kucing selalu lucu", balas Canny.

"Menurut gue gak", balas gadis soto itu santai.

Canny mengernyitkan dahinya. ia tidak mengerti.
gadis didepannya ini terlihat manusia yang irit bicara.

"Lo tahu? ga semua video kucing itu lucu, karena kalo lo buka situs Gore hewan maka lo mungkin bakal nemuin kucing yang mengenaskan", balas gadis itu dengan santai sambil minum. Setelahnya gadis itu akan berdiri, namun sebelum berlalu,

"Neng ahyeon! udah makannya?", sapa bi rium kepada Ahyeon. Ya gadis soto itu adalah Ahyeon.
Bi rium memberikan sate pesanan Canny tadi, "Maaf non, saya lama hehe".

Canny hanya tersenyum seakan berkata tidak apa-apa.

Sedangkan Ahyeon hanya melirik bi rium dan gadis di depannya. lalu ia tersenyum menatap pemilik kedai langganan ia sarapan, "Udah bi rium, Makasih bi". Setelah itu ia berlalu pergi dari kedai dan memasuki mobilnya. lalu menghilang dari pandangan Canny

Bi rium sendiri melihat gadis di depannya tengah melihat ahyeon berlalu. ia menoel bahu Canny, "dia pelanggan tetap kedai bibi neng hehe, anaknya manis." ucap Bi rium senang.

Canny tersadarkan dari bibi disebelahnya, ia hanya tersenyum sungkan, bingung harus bereaksi apa. setelah mengatakan itu bi rium pergi.

lalu kalo manis kenapa?

emang ada hubungannya sama dia?

Oke. dia lapar. mari makan. satenya enak.
ia tersenyum. entahlah tersenyum karena enak apa karena manis.

Eh maksudnya teh manis nya mana nih, kenapa belum dateng?

ia bahkan lupa untuk membalas perkataan gadis tadi mengenai kucing. benar juga ya. tapi kan ya.. ah benar penyampaian gue yang ga fokus nih.

.

.

maaf kalo ceritanya gajelas😭🙏




Dangerously - [chiyeon] gxgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang