8✯ Buku yang hilang

36 18 25
                                    

⚠️Geng motor, Kekerasan, Bahasa kasar, Kenakalan remaja, Obsesi, Posesif, Toxic boy, Toxic relationship⚠️

Banyak terdapat bahasa kasar dan tidak hal yang tidak patut ditiru, harap bijak dalam membaca.

✯✯

HAPPY READING

✯✯




"Maneh kok akhir-akhir ini gak bareng sama si Chelsi dan kawan-kawan?" tanya Aspi di sela-sela mereka tengah makan. 

Keenamnya langsung melirik ke arah Vidya karena merasa penasaran, sama seperti Aspi. 

"Se-serah gue lah mau sama siapa juga," jawab Vidya berusaha menghindar kontak mata. 

Aspi memicingkan matanya. "Aaah aing tau, maneh pasti dikucilin kann," goda Aspi. 

Vidya sempat terkejut mendengar ucapan Aspi. "Enak aja! Enggak ya."

"Makanya jadi orang jangan suka bully, jadi kena imbasnya kan," timbal Danan diakhiri gelak tawa bersama Aspi, keduanya merasa puas menggoda Vidya. 

"Hah! serius Vid?" Mendengar perkataan Danan membuat Janu bertanya-tanya apakah itu benar atau tidak. 

"Arghhh! Engga!" sangkal Vidya geram. "Dhar tolongin gue Dhar," rengek Vidya menggoyang-goyangkan lengan Dhara. 

Dhara mulai kesal dengan kegaduhan ini, ia pun berdiri meninggalkan Vidya bersama kelima siswa aneh itu. Melihat tindakan Dhara yang mengacuhkan Vidya membuat tawa Danan dan Aspi bertambah kencang, tentunya saja hal itu memancing emosi Vidya. Kalau bukan karena ada Barry di sini Vidya mungkin sudah meninju kedua wajah pemuda itu. 

Dhara menyimpan kembali nampan berisi makanannya ke tempat asal, padahal dirinya masih menginginkan menikmati makanannya karena menu sarapan hari ini adalah makanan favoritnya, namun sayangnya kegaduhan tadi membuat nafsu makan Dhara hilang. 

Ia pun melangkah menuju kelas, namun tujuan utamanya teralihkan ketika ia melewati perpustakaan. Dhara masuk ke dalam perpustakaan yang belum pernah sempat ia kunjungi selama menjadi siswa di sini. Ganeta highschool memiliki ruang perpustakaan yang cukup luas dan fasilitas yang lengkap, hampir semua ruangan memiliki fasilitas yang baik, maka tak heran sekolah ini menjadi sekolah favorit di kota ini. 

Dhara menyusuri rak berisi buku novel, niat awalnya datang ke sini bukan untuk belajar namun untuk melihat-lihat, karena siapa tau ada buku yang menarik perhatiannya untuk dibaca. 

Ketika tengah sibuk mencari, mata Dhara tertuju ke arah novel dengan sampul buku yang sudah tak asing ia lihat. Dhara meraih buku itu yang judulnya bertuliskan ’Moana’, matanya langsung berbinar kala melihatnya dari dekat. 

"Ini serius," ujarnya tak percaya. 

Novel Moana adalah novel yang teringin Dhara baca, ia pernah sempat ingin membelinya namun sayangnya ia tidak pernah kebagian. 

"Novel langka ini ada di sini, ini benar-benar keberuntungan," batin Dhara.

Ia pun melangkah menuju penjaga perpustakaan untuk menulis identitas peminjamannya. Novel tersebut berhasil membuat mood Dhara naik, ia tak henti-hentinya tersenyum.

Dhara berpapasan dengan Chelsi yang menatapnya dengan sinis, Chelsi melirik ke arah buku yang ada di tangan Dhara, setelah cukup mengamati ia kembali melangkah sambil menyenggol bahu Dhara. 

Dhara menatap kepergian Chelsi, membuatnya kesal saja. Tapi Dhara berusaha mengacuhkannya, ia pun masuk ke dalam kelas yang terlihat sudah duduk berkumpul dengan kelompok masing-masing. 

DANAN CARAKA || ON GOING ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang