9✯ Hukuman

41 15 15
                                    

⚠️Geng motor, Kekerasan, Bahasa kasar, Kenakalan remaja, Obsesi, Posesif,
Toxic Boy, Toxic Relationship ⚠️

Banyak terdapat bahasa kasar dan tingkah yang tidak patut ditiru, harap bijak dalam membaca.

✯✯

Happy reading

✯✯

Danan datang ke basecamp dengan senyuman terpampang di wajahnya. "Yoo guys, aing kambek," katanya dengan cengiran yang tak lepas dari wajahnya. 

Aspi memberikan tatapan tajam saat melihat kedatangan Danan. "Darimana?!" tanya Aspi sedikit ngegas. 

"Kalem atuh, ada urusan tadi."

"Dhara?" tebak Aspi yang tepat sasaran. "Ges tong dijawab, udah keliatan dari muka maneh," potong Aspi ketika Danan hendak menjawab. 

Aspi bangkit dari duduknya. "Yo guys yo guys, liat sini dulu, liat sini dulu." Keempat pemuda yang ada di sana pun mengalihkan pandangannya ke arah Aspi yang saat ini berdiri di hadapan mereka. "Terkait event balap motor yang kemarin aing bilang, event-nya yaitu balap Motocross MX yang diadain di sirkuit lereng gunung kidul Minggu ini," lanjutnya yang berhasil membuat keempat kawannya terlihat senang. 

"Jam berapa?" tanya Kheevan antusias.

"Biasa Pagi," jawab Aspi. "Soal pendaftaran mah, serahin aja weh ke aing," tambahnya. 

"Oke siapp." Danan mengacungkan jempolnya dengan senyuman terlihat bangga. "Oh ya Pi, anak-anak khaicou waktu itu gimana?" tanya Danan penasaran. 

"Aing suruh mereka bantu-bantu jualan dagangannya Mama si Janu, ya gak Nu.”

"Iya bener," timpal Janu mengiyakan. "Alhamdulilah mereka antusias disuruh jualan, sekarang uangnya lumayan terkumpul banyak," tambahnya.

"Alhamdulilah kalau gitu," kata Danan yang mendapatkan anggukan dari keempat kawannya.

⁠✯✯✯

Esoknya di sekolah. 

Dhara sudah berada di kelas lebih dulu, kelas masih terlihat sepi. Bahkan, sekolah pun terlihat sepi, Dhara sengaja datang lebih awal karena tidak ingin berpapasan dengan Bagas di rumah, mungkin saja saat ini Bagas baru bangun tidur. 

Dhara sedang membaca novel Moana di tangannya, matanya terus bergerak mengikuti setiap kalimat yang dibacanya. Kadang kala ia tersenyum ketika membaca bagian yang lucu di novel itu. 

Kheevan berjalan ke arah kelas seraya memasukan kedua tangannya ke dalam saku Hoodie-nya karena cuaca yang terasa dingin di pagi hari. Ketika ia membuka pintu kelas, terlihat Dhara duduk di kursinya, sepertinya Dhara tidak menyadari kehadiran Kheevan karena ia tidak mengalihkan pandangannya dari novel yang tengah dibaca.

Kheevan masuk ke dalam, melangkah menuju mejanya yang berada di belakang lalu mendudukinya. Ia menoleh ke arah Dhara seraya menopang dagunya, Dhara masih fokus kepada buku yang tengah ia baca, sesekali Dhara tersenyum kembali saat membaca bagian yang lucu. Setelah merasa cukup mengamati Dhara yang sibuk sendiri, Kheevan menyandarkan kepalanya di atas meja dan perlahan menutup kedua matanya.

Di satu sisi, Danan baru saja sampai di sekolah pukul delapan pagi dan terlihat gerbang sekolah sudah ditutup. "Ah sial," kekal Danan. 

Danan turun dari motornya lalu mendorong ke dekat gerbang, setelah memarkirkan sembarangan di depan gerbang, Danan melepas tas kecil di punggungnya dan memasukkan tas itu ke dalam jaket yang ia kenakan. Danan mengambil kantong kresek di motornya lalu melangkah mendekat ke arah tembok, tanpa bantuan apapun Danan dengan mudah menaiki tembok yang cukup tinggi itu. Sepertinya, selain ahli dalam hal berkelahi, Danan juga ahli dalam memanjat tembok.

DANAN CARAKA || ON GOING ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang