10✯ Event Balap

27 12 11
                                    

⚠️Geng motor, kekerasan, Bahasa kasar, kenakalan remaja, Obsesi, Posesif,
Toxic Boy, Toxic Relationship ⚠️

Banyak terdapat bahasa kasar dan tingkah yang tidak patut ditiru, harap bijak dalam membaca.

✯✯

Happy reading

✯✯



Dhara melangkah menuju kelas dengan seragam yang diberikan Danan secara paksa di toilet tadi, ia terpaksa memakai seragam itu karena tidak mungkin ia masuk ke dalam kelas dengan seragam yang menerawang akibat terlalu basah. Rok-nya memang masih basah namun untungnya, warnanya yang gelap dapat memanipulasi mata sehingga terlihat tidak ada yang salah dengan rok yang Dhara kenakan.

Dhara membuka pintu terlihat Bu Kokom tengah mengajar di sana. Pandangan Bu Kokom teralihkan ke arah Dhara lalu menatapnya dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Habis darimana kamu Dhara?" tanya Bu Kokom.

"Rambut saya terkena kotoran burung Bu, jadi tadi saya membilasnya," jawab Dhara.

Bu Kokom menatap rambut Dhara yang terlihat basah, nampaknya beliau percaya dengan omongan Dhara. "Yasudah, duduk sana," pintanya.

Dhara tersenyum mengangguk lalu melangkah menuju mejanya. Setelah duduk di kursi ia tidak sengaja memergoki wajah Chelsi yang ternyata sudah menatapnya lebih dulu, melihat hal itu Chelsi langsung memalingkan wajahnya membuat Dhara mengerutkan keningnya.

"Kek nya firasat gue bener," batin Dhara seraya menatap lurus ke arah Chelsi.

⁠✯✯

Langit berubah jingga dan matahari telah menyembunyikan wujudnya. Ganeta highschool terlihat sudah sepi, para murid telah kembali ke rumah mereka masing-masing namun terlihat seorang gadis tengah berjalan di koridor menuju gerbang utama. Langkahnya begitu pelan karena pandangan hanya fokus ke layar ponselnya, jika di koridor itu terdapat tiang mungkin saja ia akan menabraknya.

"Ck, lama banget sih balasnya," kekal Dhara seraya menatap layar handphone-nya. Ia kemudian memasukkan kembali benda persegi itu ke dalam tasnya karena tidak ada kunjung balasan dari sopirnya.

Dari tadi Dhara berusaha mengirim pesan kepada sopir di rumahnya agar ia bisa dijemput, namun selama ia mengotak-atik ponselnya tidak ada kunjung jawab dari pesan yang Dhara kirim.

Dhara menghentikan langkahnya ketika ia melewati toilet pria, terlihat di sana Danan sedang menggosok lantai menggunakan kain pel. Wajahnya dilumuri keringat, nampak sekali dirinya sudah berada di sana berjam-jam lamanya.

"Lo dihukum lagi?" tanya Dhara yang berhasil menghentikan gerakan tangan Danan.

Danan langsung berbalik badan ke arah Dhara, wajahnya terlihat terkejut namun kemudian tersenyum menunjukkan giginya. Melihat senyuman di wajah Danan membuat Dhara mengerti alasan Danan kembali di hukum, tentu saja tentang seragam. Guru mana yang akan membiarkan muridnya dengan bebas tidak mengenakan seragam di lingkungan sekolah.

"Belum pulang?" ucap Danan berusaha mengalihkan topik.

"Belum," jawab Dhara seraya menggeleng kepalanya.

"Mau… aku antar?" Danan terlihat ragu-ragu untuk mengatakannya, karena ia berpikir Dhara pasti akan menolaknya.

"Mmm Boleh." Danan menjatuhkan kain pel di tangannya saat mendengar jawaban Dhara, di luar dugaannya Dhara mau diantar oleh dirinya.

Senyum Danan mengembang. "Kalau gitu aku beresin ini dulu, kamu tunggu di parkiran oke," katanya yang dibalas anggukan dari Dhara.

Dhara membalikkan badannya hendak pergi menuju parkiran, sudut bibirnya terlihat terangkat jika diperhatikan dengan seksama.

DANAN CARAKA || ON GOING ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang