BAB 17

80 4 0
                                    

"Udah ada perkembangan nemuin Zergan?"

Suara itu mengudara, mengisi ruangan gelap yang hanya di isi lima motor sport, sofa, alat-alat gym, juga meja dan kursi seperti tempat rapat.

Ini adalah markas Axeron. Sebuah bangunan tua peninggalan Belanda, tempat khusus di pinggir kota Bandung yang hanya bisa di akses oleh anggota Axeron.

Pria bertubuh tegap nan tinggi mengusap wajahnya kasar, dia Arka. "Belum," ucapnya.

"Kita harus cari kemana lagi? seakan-akan dia hilang di telan bumi gitu aja." kali ini Rezka mulai bersuara.

Pria yang memakai jaket hitam berlogo AX, mengacak rambutnya frustasi. Namanya, Vero. "Tiga tahun kita udah cari-cari Zergan tetapi hasilnya nihil, ini semua salah kita."

Reyhan memakai sarung tangan hitam, lalu ia segera memakai helm full face nya.

"Lo mau kemana Rey?" tanya Vero.

"Gue mau cari Zergan, gue mau minta maaf sama dia." Reyhan menyalakan motor sport nya, ia tidak menghiraukan Vero yang mencegahnya untuk tidak pergi.

"Reyhan! percuma!" pekik Vero saat Reyhan mulai melajukan motornya keluar dari markas Axeron.

Di sepanjang perjalanan ingatan Reyhan kembali ke masa tiga tahun yang lalu.

BUGH! BUGH! BUGH!

Reyhan menarik kerah jaket hitam berlogo AX yang di kenakan oleh Zergan. "Bangsat lo!" pekiknya.

BUGH!

Zergan memukul rahang kokoh milik Reyhan. "Lo salah paham Rey!"

"Lo udah bikin ratu Axeron mati! lo ketua paling brengsek! lo gak pantes jadi ketua!" ujar Reyhan dengan emosi yang membara.

BUGH!

Sekali lagi Reyhan memberikan pukulan hingga Zergan tersungkur, tubuhnya menabrak sofa.

"Gue gak nyangka Zer, lo pembunuh!" kali ini Vero bersuara, ia mendekati Zergan yang terkapar lemas.

Zergan menatap tajam kepada lima anggota inti Axeron, lalu segera bangkit berdiri walaupun masih sangat lemas. "Mulai saat ini gue bukan ketua Axeron, gue keluar dari Axeron. Dan kalian semua anggap aja gue udah mati!"

Reyhan menggeber motornya dengan sangat kencang, matanya mulai memanas. Ingin sekali menemukan Zergan, tapi ia tidak tau harus mencari kemana lagi.

****

"Astaghfirullah, jadi kalian belum melakukan..." ucapan Ratih terhenti ia tidak bisa mengatakan hal itu.

Keyza dan Zergan menggeleng serempak, wajahnya menunduk tidak berani menatap wajah Ratih. Kini mereka sedang duduk di sofa ruang tengah, Ratih sedang menginterogasi menantu dan anaknya.

Ratih geleng-geleng kepala, ia tidak habis pikir saat mengetahui Keyza dan Zergan pisah kamar. "Zergan, bilang sama Mama! ini pasti kemauan Keyza kan?"

Zergan melirik ke arah Keyza, begitupun dengan Keyza namun Keyza langsung melotot tajam seolah mengancam Zergan agar tidak mengadu.

"E--enggak Mam, i--ini semua udah kesepakatan kita bersama. Kita belum siap, kita masih malu-malu." Kata Zergan dengan terbata-bata.

"Mama gak mau tau, pokoknya kamu Zergan harus pindah kamar ke kamar Keyza. Biar kamar kamu Mama tempati untuk sementara Mama tinggal disini," ucap Ratih.

Keyza mendongakkan kepalanya, menatap wajah sang Mama. "Mama gak lama kan disini?"

"Kenapa? kamu gak mau satu kamar sama Zergan?" imbuh Ratih dengan tatapan menyala.

Keya kembali menunduk, ia sangat tidak berani menatap wajah Mama nya yang galak. "E--enggak Mam, Keyza mau kok satu kamar sama Zergan," ucapnya dengan pasrah.

Setelah makan malam selesai, Keyza dan Zergan di pinta Ratih untuk segera masuk ke kamar mereka berdua. Dengan terpaksa Keyza harus tidur satu kamar bersama Zergan, ya... mau tidak mau, kalo gak mau pasti Mama nya itu akan terus ngomel.

Keyza melemparkan bantal ke bawah lantai. "Lo tidur di bawah!" ujarnya.

"Ya Allah Key, lo tega sama gue--"

"Tega! kenapa? gak suka?"

"Tapi di bawah dingin Key," ucap Zergan dengan wajah yang memelas.

Keyza beranjak dari kasurnya, ia mengambil sajadah yang berada di atas meja belajarnya. "Pake sajadah ini," ucap Keyza sambil memberikan sajadahnya.

"Sajadah mah gue punya kali, gue mohon izinin gue tidur di kasur ya?"

Keyza memalingkan wajahnya ia tidak tega menatap wajah Zergan yang memelas. "Gak! gue belum siap, lo tidur di bawah. Kalo gak mau mendingan gue yang tidur di bawah."

"Y--yaudah gue ngalah, gue gak mau istri gue kedinginan." kata Zergan sambil membentangkan sajadah, ia mulai berbaring di bawah tanpa selimut.

Sebenarnya Keyza tidak tega, tapi emang wataknya yang keras kepala. Keyza tidak ingin Zergan sampai menyentuhnya, padahal Zergan tidak akan memaksa jika Keyza belum siap.

****

"Lo pembunuh!"

"Kalo waktu itu lo lebih mentingin Aleta, dia gak bakal mati Zer! lo emang ketua gak guna, gak bisa lindungi ratu Axeron!"

"Arghh... gue bukan pembunuh! gue gak bunuh dia!"

Keyza terbangun karena teriakan Zergan, Keyza panik melihat Zergan yang meracau. Dia segera turun dari atas kasur, lalu berusaha membangunkan Zergan.

"Gue bukan pembunuh!"

"Zergan bangun! Zergan lo kenapa?!" ucap Keyza sambil mengguncangkan tubuh Zergan.

"Arghh!" Zergan terbangun dengan nafas yang tersengal-sengal, keringat dingin membasahi wajahnya.

"Astaghfirullahaladzim," ucap Zergan sambil mengusap wajahnya.

"Zergan lo kenap--"

Zergan memeluk tubuh Keyza dengan erat, melihat tingkah Zergan seperti ini Keyza hanya terdiam. Dirinya membiarkan Zergan memeluknya, mungkin dengan cara ini Zergan bisa lebih tenang.

Dia rasa sudah tenang, Zergan melepaskan pelukannya. Ia menatap wajah Keyza dengan lekat. "Lo gak bakal ninggalin gue kan Key?"

"Lo ngomong apa sih?"

"Janji dulu, gue gak mau kehilangan lo." Zergan mengacungkan jari kelingkingnya.

"Iya, gue janji." Keyza menautkan jari kelingking tangannya ke kelingking Zergan.

Keyza di buat bingung dengan sikap Zergan, ia dibuat semakin penasaran saat Zergan meracau tadi.

"Gue bukan pembunuh." kata-kata itu terus berputar-putar di kepala Keyza, sebenarnya apa yang di sembunyikan oleh Zergan? Keyza akan menyelidikinya.

Zergan melihat jam dinding, baru pukul dua pagi. Dirinya berniat akan melaksanakan sholat tahajud untuk menenangkan pikirannya.

"Gue mau sholat tahajud, lo mau ikut?"

"Enggak deh gue masih ngantuk, lo ganggu gue tidur," ucap Keyza dengan ketus.

"Maaf, ya udah lo lanjut tidur dulu aja gue mau sholat tahajud. Setelah itu, gue bangunin lo buat sholat subuh," ucap Zergan.

"Hm," jawab Keyza sambil menaiki kasurnya dan kembali melanjutkan tidurnya.

Bersambung...





Apa yang sebenarnya terjadi dengan masa lalu Zergan?

THANKS FOR READING

~

~

~

Jangan lupa follow dan vote ya!
Terimakasih semuanya 💗💐

MY TEACHER MY HUSBAND (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang