BAB 19

67 4 0
                                    

"Lo yakin itu Zergan?"

"Gue yakin, seratus persen yakin. Gua rasa dia habis dari makam Aleta," ucap Reyhan memastikan kepada Vero.

"Ck, kenapa lo ga kejar dia Rey?" ujar Arka.

"Ya gue masih ragu kalo itu beneran Zergan."

"Arghh, gue pusing harus nyari dia kemana lagi." Rezka mengacak-acak rambutnya tanda putus asa.

Ke empat pria ini bergeming, mereka terus menerus mencari cara agar bisa secepatnya bertemu dengan Zergan.

BRAK!

Pria bernama Bisma membuka pintu markas dengan kencang, sehingga pintu tersebut menabrak dinding dan mengeluarkan suara keras.

"Lo kalo buka pintu pelan-pelan bangsat!" ujar Reyhan.

"Gue bawa kabar bahagia! kalian semua harus denger," ucap Bisma dengan wajah yang sumringah seperti sudah memenangkan lotre.

"To the point," ucap Arka.

"Gue tadi ketemu Zergan, gue ikuti dia sampai depan sekolah SMA 01 Bandung. Dan gue yakin pasti Zergan guru di sekolah itu."

"Lo yang bener?" tanya Vero tak percaya.

Bisma mengacungkan dua jari tangannya yang membentuk huruf V. "Beneran gue gak salah liat, untuk membuktikan kebenarannya. Besok pagi kita harus stay di dekat sekolah itu," ucapnya.

"Gue setuju," ucap Reyhan dan dengan di barengi oleh anggukan ke empat anggota Axeron lainnya.

Di detik yang sama, namun di tempat yang berbeda. Zergan dengan teliti melihat tangan Keyza. Ia khawatir ada luka parah di sana.

"Cewek itu siapa sih, ada masalah apa sama lo Key?" tanya Zergan.

Keyza terdiam ia malah melengkungkan bibirnya.

"Hei, kok malah cemberut sih?"

"Dia itu cewek yang udah rebut Edgar dari gue, entahlah gue gak ngerti."

"Kalo lo di apa-apain lagi sama cewek itu, lapor ke gue. Gue ini suami lo, gue gak mau lo terluka Key," ucap Zergan dengan wajah yang serius.

"Gak usah lebay ah, lagian gue gak apa-apa Zergan."

"Key, maaf Mama harus cepet-cepet pulang. Papa kamu katanya sebentar lagi pulang ke rumah," ucap Ratih menghampiri Keyza dan Zergan yang tengah duduk di sofa ruang tamu, sambil menarik kopernya.

"Katanya mau lama?" tanya Keyza.

"Papa mu ngedadak banget pulangnya, kasian kalo di rumah gak ada yang nyambut."

"Mau Zergan anterin Mam?" tanya Zergan.

"Boleh banget, ayo kita berangkat sekarang. Key ikut gak?"

Keyza menggeleng pelan, lalu bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Mama nya. "Keyza mau belajar buat ujian nanti, salam buat Papa," ucapnya.

Ratih tersenyum dan membelai rambut anaknya ini. "Nanti Mama sampaikan sama Papa ya, lain waktu main ke rumah." Ratih memeluk anaknya dengan penuh kasih sayang.

"Jangan lupa honeymoon, biar cepet-cepet dapet momongan."

Keyza melepaskan pelukan Mama nya. "Ih Mama, aku masih sekolah. Mungkin nanti," ucap Keyza sambil menahan senyumnya dan melirik ke arah Zergan.

****

Sesudah mengantarkan mertuanya pulang, Zergan menyempatkan diri untuk pulang dulu ke rumah kedua orang tuanya. Gerbang yang menjulang tinggi di buka oleh satpam kepercayaan keluarganya, mobil mulai memasuki kawasan rumah lalu berhenti tepat di depan tangga yang menghubungkan pintu utama.

Tok! Tok!

"Assalamualaikum," ucap Zergan.

Zergan tersenyum saat Ibu nya membukakan pintu.

Anin tersenyum saat ternyata anaknya yang datang. "Waalaikumsallam, ayo masuk nak," ucapnya.

Zergan dan Ibu nya duduk berhadapan di kursi ruang tamu.

"Kok gak bilang-bilang mau ke sini," ucap Anin.

"Maaf Bu, Zergan juga ngedadak tadi habis nganterin Mama Keyza pulang."

"Loh, memangnya besan Ibu habis darimana?"

"Kemarin nginap Bu, Papa Brama lagi keluar kota. Jadi Mama Ratih nginap di rumah aku," ucap Zergan.

Anin hanya manggut-manggut tanda paham.

"Ayah mana?" tanya Zergan sambil melirik ke segala arah, karena sedari tadi tidak melihat Ayahnya.

Anin tersenyum. "Ayah lagi ngecek ke pertambangan, jadi Ibu berdua aja sama Bik Jum."

Zergan manggut-manggut. "Zergan permisi ke kamar dulu ya Bu, mau ngambil barang-barang yang ketinggalan," ucapnya sambil beranjak pergi.

Setibanya dia dalam kamar. Zergan mulai mencari-cari sesuatu, ia mengecek satu persatu sudut ruangan kamarnya. namun nihil, barang yang ia cari tidak ada.

Zergan menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal. "Ah iya, di kolong kasur," ucapnya.

Pria ini tiarap di lantai sambil mengecek kolong kasurnya dengan flash di ponselnya, Zergan tersenyum saat kardus berwarna cokelat masih tersimpan di bawah kolong kasurnya. Dengan cepat ia mulai mengambilnya.

Zergan membuka kardus tersebut, lalu meraih satu bingkai foto yang menangkap dirinya bersama ke lima pria seumurannya, dan salah satu gadis cantik disana.

Zergan kembali mengambil barang yang ada di dalam kardus, sebuah jaket hitam berlogo AX. Ia rindu suasana kebersamaan beberapa tahun yang lalu, sebelum semuanya terasa hancur karena kelalaiannya sendiri.

Bandana hitam, Zergan menatap bandana itu dengan tatapan nanar. Air matanya akan terjatuh, namun dengan cepat ia mengusapnya dengan punggung tangannya. Batinnya mengatakan, apa kabar mereka?

Rasa bersalah terus saja menghantuinya, goresan tajam seakan-akan menyayat. Membuatnya terasa mati tapi hidup.

****

"Tumben ngajak gue belanja, biasanya juga lo sendiri," celoteh Keyza sambil melihat-lihat sayuran segar di sebuah supermarket.

"Gue pengen di temenin aja, jadi kapan mau honeymoon?" tanya Zergan sambil menaikkan turunkan alisnya.

Keyza mencubit lengan Zergan, membuat pria itu meringis. "Sut... jangan ngomongin kayak gitu disini," ujar Keyza.

"Ya lagian tadi lo kayak ngode gitu ke gue, waktu depan Mama. Lo lirik-lirik gue kan?"

Keyza memberhentikan aktivitasnya memilah sayuran, lalu menatap wajah Zergan. "Ya bukan berarti gue siap sekarang Zergan!"

Cup!

Satu kecupan berhasil mendarat di kening Keyza. Jantung Keyza berdetak tak karuan, pipi nya mulai memerah. Rasanya ia ingin guling-guling saja karena dibuat salting oleh Zergan.

"Gue tunggu sampai lo siap," ucap Zergan.

"Cie pipi nya nge-blush." kata Zergan sambil mengelus pipi Keyza.

"O--oh iya, mau beli buah-buahan juga? g--gue pilih buah-buahan dulu ya kesana. L--lo disini pilih sayuran," ucap Keyza dengan terbata, ia segera berlalu pergi.

Zergan tertawa kecil, istrinya itu lucu ketika sedang salah tingkah .

Lalu tiba-tiba, fokusnya teralihkan oleh seorang wanita di ujung sana yang juga sedang memilah-milah sayuran. Zergan mulai berjalan mendekati wanita yang ia rasa kenal, langkahnya terhenti ketika Zergan saling beradu pandang dengan wanita itu.

"Angeline?" gumam Zergan dengan wajah yang sulit diartikan.

Bersambung....



THANKS FOR READING

~

~

~

Jangan lupa follow dan vote ya!
terimakasih semuanya 💗💐

MY TEACHER MY HUSBAND (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang