BAB 18

73 5 0
                                    

"Turunin gue disini!"

Zergan hanya melirik istrinya itu sekilas, lalu kembali fokus menyetir.

"Turunin gue disini Zergan!" Keyza terus ngereog, eh maksudnya, gak bisa diem.

Lagi-lagi Zergan menghiraukan ucapan Keyza, ia malah menyetel murotal Al-Qur'an. Siapa tau Keyza kerasukan, pikirnya.

"Kalo lo gak mau berhenti, gue lompat nih!" ancam Keyza.

"Lompat aja," jawab Zergan dengan santai.

Keyza bersiap membuka pintu mobil yang tidak terkunci otomatis. Namun, aksinya itu ia urungkan Keyza tidak cukup berani untuk lompat beneran.

"Kenapa? takut ya?"

"Bukan takut, gue gak mau mati muda," imbuh Keyza.

****

"Hahaha. Demi apa? kebayang banget muka lo kalo lagi di marahin nyokap lo," ucap Raya sambil tertawa terpingkal-pingkal.

"Seneng lo liat gue menderita?"

Raya mengambil kentang goreng buatan Keyza, sengaja Keyza bawa untuk kedua sahabatnya. "Bukan seneng, ngakak aja," ucap Raya sambil memasukkan kentang goreng kedalam mulutnya.

"Awal-awal memang lo berat terima Pak Zergan jadi suami lo, tapi gue yakin seiring berjalannya waktu lo bakal jatuh cinta sama Pak Zergan," ucap Erika.

Keyza bergeming, ucapan Erika sama dengan ucapan Zergan waktu itu.

"Eh gue rasa Zergan punya rahasia deh," ucap Keyza dengan raut wajah yang serius

"Setiap manusia juga punya rahasia kali Key," sahut Erika.

"Tapi Zergan beda, lo bayangin aja tadi malam Zergan ngigau sambil bilang, 'gue bukan pembunuh'. Curiga gak sih?"

Raya mengibaskan tangannya. "Halah, palingan cuma mimpi doang," ucapnya.

"Wait... berarti lo udah satu kamar dong?" tanya Erika menyangga dagunya dengan telapak tangan. Tubuhnya condong ke arah Keyza, menunggu jawab dari sahabatnya itu.

"Terpaksa, ada Mama soalnya mana mau nginep tiga hari lagi. Ya mau gak mau gue harus tidur satu kamar sama Zergan." Keyza menyeruput ice chocolate miliknya.

"Bentar lagi kita berdua bakal jadi aunty nich." Erika tersenyum melirik ke arah Raya, sambil menaikkan turunkan kedua alisnya.

"Mau rencana punya anak berapa nih Key?" Raya mencolek dagu Keyza.

Keyza memutar bola mata malas. "Sebelas!" ucapnya penuh penekanan.

****

"Angeline?"

Wanita dengan bajunya yang sexi dan ketat, menoleh ke sumber suara.

"Lo Angeline kan? sejak kapan lo bebas dari penjara?" dengan sigap Vero mencekal lengan Angeline yang hendak pergi.

"Maaf gue gak kenal lo," jawab Angeline sambil menghempaskan tangan Vero, lalu ia segera keluar dari coffe shop.

Vero bergegas mengeluarkan ponselnya lalu memotret Angeline dari belakang, ia segera mengirimkan foto itu ke grup Axeron.

AXERON☠️

Vero
'mengirimkan foto'
09:45 pm.

Reyhan
Lo yakin dia Angel?
09:46 pm.

Vero
Seratus persen gue yakin
09:46 pm.

Arka
Tapi dari perawakan sih emang kayak Angel
09:47 pm.

Vero
Ya emang itu Angeline, kambing!!
09:47 pm.

Di detik yang sama, namun di tempat yang berbeda. Zergan mengusap ukiran nama "Aleta Calista" di permukaan batu nisan yang berada di ujung pemakaman.

Zergan izin pergi dari sekolah hanya untuk menemui makam Aleta, ia menaburkan bunga-bunga segar di atas makam itu. Zergan mengambil nafas berat, dadanya selalu sesak kala mengingat gadis yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri meregang nyawa.

"Gue selalu merasa bersalah Ta, andai aja lo selamat waktu itu," ucapnya.

"Maaf gue udah jarang datang ke makam lo."

"Pengen bilang, yang tenang ya di sana. Tapi kalo boleh jujur, gue masih pengen lo hidup dan masih jadi ratu Axeron. Ah enggak, sampai kapanpun lo tetap jadi ratu Axeron."

"Lo tau? sekarang gue udah nikah. Dan gue bakal jaga istri gue dengan baik, gue gak mau kejadian yang menimpa lo terjadi lagi." Zergan tersenyum getir.

"Gue kangen lo nyusahin gue, gue kangen saat lo rengek minta di ajarin naik motor sport. Hahaha, maaf dulu gue sering jailin lo, gue kangen semuanya Aleta."

"Padahal udah tiga tahun lo pergi, tapi rasanya gue belum ikhlas Ta. Gue selalu dihantui rasa bersalah, dan lo tau? sekarang gue bukan ketua Axeron. Gue udah keluar, gue gak tau kabar ke lima sahabat kita sekarang."

Cukup lama Zergan berada di makam Aleta, waktu ternyata sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Zergan buru-buru pergi dari makam, karena ia harus kembali mengajar di sekolah.

Pria dengan jaket hitam berlogo AX sedang berjalan menuju makam Aleta. Pria itu berpapasan dengan Zergan, karena Zergan yang tergesa-gesa, ia sampai tidak menyadari Reyhan sahabatnya akan menemui makam Aleta.

Reyhan memberhentikan langkahnya, ia menoleh ke belakang. Dirinya melihat pria dengan perawakan yang sangat ia kenal.

"Zergan?"

****

BRAK!

Tubuh Keyza membentur dinding karena dorongan kuat Raisya, gadis itu baru saja menarik tangan Keyza dan melemparnya ke dinding toilet.

"Argh!" Keyza meringis.

"Lo apain Edgar, sampai-sampai dia putusin gue?!"

Keyza tertawa sinis, sambil memegangi tangannya yang sakit ia menatap tajam pada Raisya. "Lo di putusin Edgar? kasian amat."

"Lo--"

Sebuah tangan kekar berhasil mencekal tangan Raisya yang hendak menampar Keyza.

"Jangan pernah kasar sama Keyza!" ucap Zergan dengan tatapan tajam di mata elangnya.

Raisya menghempaskan tangan Zergan dengan kasar, ia membuang nafas kasar. "Bapak gak usah ikut campur, ini urusan saya dengan cewek gak tau diri ini!"

"Jelas saya akan ikut campur, dia murid saya. Tindakan kamu ini cukup kasar, saya bisa saja masukin kamu ke ruang BK," ucap Zergan.

Tanpa menjawab lagi, Raisya pergi dengan perasaan yang dongkol.

"Ya ampun Keyza lo gak apa-apa?" Erika tampak khawatir.

"Enggak, gue gak apa-apa."

"Perasaan gue udah ga enak tau gak, saat lo pergi sama tu cewek gila. Jadi gue panggil Pak Zergan aja," ucap Raya.

"Lo gak apa-apa Key?" Zergan mendekati istrinya itu dengan raut wajah yang khawatir.

"Enggak, udah sana lo pergi aja. Gue takut ada orang lain yang liat," ucap Keyza.

Zergan mengangguk, lalu segera berjalan pergi.

Bersambung....




Makin penasaran gak, apa yang sebenarnya terjadi?

THANKS FOR READING

~

~

~

Jangan lupa follow dan vote ya!
Terimakasih semuanya 💗💐


MY TEACHER MY HUSBAND (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang