Hari hari berlalu. Jungkook mulai terbiasa dengan sekolahnya. Jungkook menyukai teman temannya, ada Serra, Hyoobin dan Eumbiul juga teman sekelasnya yang lain. Kecuali Gangsan dan keempat teman gengnya. Mereka masih memasang muka masam setiap kali bertemu dengan Jungkook.
Belum lagi di luar kelas Jungkook di kenal sebagai anak yang pemberani. Ia berani menghajar Gangsan yang di benci sekaligus di takuti oleh anak anak lain.
Wajah jungkook yang manis dan polos juga sangat menarik perhatian kakak kelas. Mereka selalu gemas tiap kali berpapasan dengan Jungkook. Ditambah lagi Jungkook adalah adik Namjoon. Adek Seorang siswa populer di sekolah. Dengan cepat Jungkook menjadi kesayangan banyak orang.
Jungkook juga akrab dengan Hoseok, Jimin dan Taehyung. Kerana Jungkook sering berkunjung ke ruang Osis untuk menjumpai Namjoon seperti sekarang ini.
Jungkook masuk menyolonong begitu saja ke ruang itu. Duduk tepat di hadapan Namjoon yang sedang sibuk mengetik sesuatu di Labtopnya.
"Hyuung...!" Panggil jungkook.
"Mmm" Namjoon hanya seperti itu, mata dan tangan tetap berfokus ke Laptop miliknya.
"Hari libur besok Hyoobin akan mengunjungi neneknya di desa dia mengajak"
"Tidak boleh" jawab Namjoon cepat dan tegas. Padahal Jungkook belum selesai dengan kalimatnya.
"Itu hanya dua hari Hyuung, lagian Yoongi Hyung tidak dirumah" Jungkook mulai merengek.
"Adek" namjoon membalas tatapan Jungkook yang sudah dari tadi mengarah kepadanya. Dan tatapan yang Ia berikan sukses membuat Jungkook terdiam dan menelan salivanya.
"Baiklah aku mengerti" jungkook tertunduk kecewa.
"Nanti pulangnya ke rumah Hyung, kita pulang bareng, Yoongi hyung akan kembali minggu depan. Dia meminta hyung untuk jagain kamu"
"Adeeeek" Namjoon menyadari ekpresi Jungkook yang berubah, Ia terlihat seperti akan menangis.
"Adeeek" panggil Namjoon lagi. Ia sampai memiringkan kepalanya untuk menilik wajah Jungkook yang sudah tertunduk semakin dalam.
"Baiklah Hyuuung akuu mengertiii" jungkook terpaksa menjawab dengan suara khas orang yang hampir menangis. Ia berpaling ke arah lain semakin menyembunyikan wajahnya dari Namjoon
"Jungkook apakah kamu menangis" Huseok melihat jelas wajah Jungkook yang kebetulan berpaling ke arahnya.
Ucapan Hoseok tersebut seperti pancingan yang sukses menarik keluar air mata yang susah payah Jungkook tahan. Dan turunlah air mata itu berjuntai juntai. Lucu sekali.
"Namjoona kau membuat adikmu menangis. Hei adik kecil diam lah. Aku akan memarahinya untuk mu" Hoseok menenangkan.
Namjoon terlihat tenang saja. Ia memilih melanjutkan tugasnya karena sudah biasa dengan situasi seperti itu.
Jiminpun bangun dari duduknya untuk menghapus air mata jungkook. Di ikuti Taehyung yang menepuk nepuk pelan bahu Jungkook. Sebenarnya mereka cekikikan menahan tawa gemas dibalik Jungkook yang terus menunduk menghapus air matanya sendiri.
***
Namjoon masih melanjutkan tugasnya setelah sampai di rumah. Juga ada Hoseok, Jimin dan Taehyung yang terpaksa bermalam di sana. Karena satu dan lain hal yang harus mereka lakukan secara berdiskusi.
Jungkook juga duduk di antara mereka. Bedanya Jungkook hanya duduk saja sambil cilingak cilinguk memperhatikan keseriusan mereka.
"Kenapa kalian tidak henti hentinya belajar, itu membosankan sekali" ucap Jungkook Ia bosan dan ingin mengajak Taehyung dan Jimin bermain.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEJAK LUKA
RandomDarah lebih kental dari air. Pribahasa itu tidak akan pernah diakui oleh anak anak yang mendapatkan luka dari ayahnya sendiri. seorang ayah yang egois yang berambisi tinggi hingga mengalahkan hati nurani. seberapa sakit luka itu? hanya mereka yang t...