Malam begitu dingin, gelap pekat menghalau pandangan. Jungkook sendirian di tengah lapangan kosong. Begitu sunyi dengan sedikit cahaya yang berkabut.
Mulai terdengar bisikan bisikan yang kemudian berganti dengan teriakan mengerikan. Orang orang yang merintih, orang orang yang meminta tolong, dan orang orang yang memohon ampun.
Jungkook melihat kesegala arah namun tidak menemukan siapapun.
Suasana berganti dengan Jungkook yang sudah berada ditengah tengah lingkaran dengan banyak sekali sepeda motor yang berjejer mengelilinya.
Serentak motor motor itu menyala dengan tarikan gas kencang menimbulkan bunyi deru yang sangat bising.
Jungkook Menyilangkan kedua tangan untuk menghalangi cahaya lampu motor yang menyorot menusuk matanya, sampai meringkuk karena semua motor itu melaju kencang akan menabraknya secara bersamaan.
"ADDEEEEK....!" Terdengar suara Yoongi entah dari mana.
Senyap.
Semua motor motor itu menghilang. Suasana kembali menjadi sunyi dan mencekam.
Jungkook sudah berada diatas genangan darah yang muncul dari tanah secara tiba tiba. Genangan itu semakin banyak, semakin melebar. Jungkook ingin berlari namun kakinya seperti tertahan.
Satu persatu manusia mulai bermunculan dari balik kabut asap. Semakin lama semakin ramai. Berjalan tertatih tatih menuju kearah Jungkook.
Mengerikan, orang orang itu berlumuran darah dengan wajah yang hancur. Tulang tulang mereka sudah patah merangkak meminta tolong.
Semakin lama semakin mendekat. Jungkook berteriak namun suaranya hilang. Berlari namun kakinya tertahan. Sehingga salah satu dari orang orang itu berhasil menggapainya. Jungkook memberonta sangat ketakutan ketika wujud mengerikan itu merengkuh tubuhnya.
"Nak, tenanglah mama di sini."
Hilang.
Semuanya menghilang.
Jungkook tersadar, manganga berusaha menghirup oksigen sebanyak banyaknya.
"Tenanglah semuanya baik baik saja" nyonya yoon memeluk dan mengusap lembut punggung Jungkook.
"Mama aku sangat takut itu sangat mengerikan." Jungkook mendekap agar nyonya Yoon tidak melepaskannya. Ia mulai terisak.
"Tolong jangan tinggalkan aku sendirian."
"Tidurlah kembali, pagi masih lama, ada mama disini."
Serra hanya berdiri di ambang pintu. Ia tidak mau mendekat. Hatinya begitu iba melihat keadaan Jungkook yang begitu menyedihkan. Pelan pelan Serra mulai bisa menerima kenyataan bahwa membenci Jungkook juga bukanlah hal yang tepat.
Pagi tiba. Jungkook sudah terbangun, dia duduk termenung di atas tempat tidur membayangkan apa yang sudah terjadi padanya semalam.
"Nak, suhu tubuhmu tinggi kau demam, istirahat saja." Ucap ibu Serra sambil menggecek suhu tubuh Jungkook dengan meletakkan telapak tangan di dahinya.
"Aku harus sekolah, Namjoon hyung akan khawatir, boleh aku mengenakan seragam itu?" Tanya Jungkook sambil menunjuk sepasang seragam SMA Seunkwan yang terpajang rapi di stand hanger. Seolah olah masih ada seseorang yang akan mengenakannya.
"Mah, siapa nama hyung itu?" Sambung Jungkook lagi.
"Namanya Kim Soekjin." Jawab ibu Serra.
"Apakah terjadi sesuatu hingga Kim Soekjin hyung pergi?, mama mengenal Yoongi hyung?"
"Mereka berteman, Kim Yoongi sudah seperti putra mama juga. Sama sepertimu yang berteman dengan Serra" Nyonya Yoon memotong pembicaraan itu dengan cepat, dia nggan bercerita lebih lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEJAK LUKA
RandomDarah lebih kental dari air. Pribahasa itu tidak akan pernah diakui oleh anak anak yang mendapatkan luka dari ayahnya sendiri. seorang ayah yang egois yang berambisi tinggi hingga mengalahkan hati nurani. seberapa sakit luka itu? hanya mereka yang t...