"Mama aku datang, apakah mama merindukan aku, beberapa hari ini aku sibuk, jadi gak sempat mengunjungi mama."
Taehyung berucap pada seorang wanita yang sedang duduk di brankar rumah sakit. Itu adalah ibunya. Ibunya yang sedang sibuk memomong sebuah boneka.
"Apakah mama sudah makan?" Taehyung kembali berucap meskipun dia tau tidak akan ada jawaban.
"Jangan berisik ya, anak ku sedang tidur." Wanita itu melarang Taehyung berbicara itu adalah kata kata yang selalu wanita itu ucapkan tiap kali Taehyung datang berkunjung.
Taehyung menelan salivanya. Tangannya terulur untuk menyingkap rambut sang ibu agar Taehyung bisa melihat wajah ibunya. Wajah yang sangat cantik. Mata yang indah meskipun jarang sekali membalas tatapannya.
Ibu Taehyung benar benar sangat cantik. Ia terurus dengan baik karena Taehyung membayar perawat khusus yang hanya untuk menjaga dan menemani ibunya.
"Mama boleh aku pinjam Tae tae sebentar, boleh aku menggantikan dia"
"Jangan ambil anak ku, jangan bunuh aku." Wanita itu menjadi ketakutan. Ia memeluk erat boneka yang di anggap sebagai bayi yang baru saja dilahirkan. Padahal itu sudah delapan belas tahun yang lalu ketika Taehyung direbut paksa dari tangan seorang wanita depresi. Taehyunglah Bayi itu yang telah tumbuh besar dan sangat menyayangi ibunya.
Taehyung tertunduk diam. Itulah kenyataan yang sudah lama ia terima. Tentang sang ibu yang menderita semenjak mengandung dirinya. Kehidupan yang penuh tekanan. Bersembunyi agar tidak ditemukan. Selalu ketakutan. Sehingga menjadi gila dan terkurung dirumah sakit jiwa.
"Mama aku menemukan mereka, bahkan sangat dekat dengan ku. apa yang harus aku lakukan, haruskah aku membalas semuanya sekarang." Taehyung hanya ingin bercerita dengan ibunya.
"Apa yang harus aku lakukan ma?, kenyataannya aku menyayangi dia. Dia adik yang manis. rasa sayang itu tumbuh semakin besar setiap kali aku menatap matanya."
"Apa yang harus aku lakukan. Karena aku tidak bisa melupakan laki laki biadap itu yang sudah membuat mama seperti ini."
Tiba tiba ibu Taehyung menjadi histeris "JANGAN, JANGAN, JANGAN BUNUH AKU. AKU AKAN PERGI JAUH MEMBAWA ANAKKU."
"Mama." Taehyung memeluk ibunya.
"Mama ini aku bayi mama yang sudah besar, aku tae tae."
"Jagan lakukan anakku, ini tidak akan semuadah yang kamu bayangkan." Pernyataan sang ibu yang membuat Taehyung membuka matanya lebar lebar. Kata kata itu seolah terucap oleh ibunya dalam keadaan sadar.
Reflek, taehyung melepaskan pelukan, menahan bahu ibunya dan menatap sang ibu yang juga sedang membalas tatapannya. Tatapan itu bertemu adalah hal yang jarang sekali terjadi. Taehyung dapat melihat betapa ibunya masih sangat ketakutan meskipun sudah berada di tempat yang aman dalam persembunyiaannya.
"Mama" gumam Taehyung.
"Jangan ambil anakku, jangan bunuh aku." Ibu Taehyung menangis dan kembali berucap hal yang sama. Membuat taehyung kembali tertunduk diam.
"Noona masuklah." Taehyung memanggil perawat ibunya yang sudah dari tadi menunggu di luar ruangan.
"Ini sudah Jadwal minum obatnya tuan." Ucapa perawat.
"Noona aku akan pulang, terimakasih sudah menjaga ibuku dengan baik."
***
Malam semakin larut. Jimin duduk di bangku halaman rumahnya. Keadaannya sangat gelisah menunggu kedatangan taehyung yang tak kunjunjung sampai dirumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEJAK LUKA
RandomDarah lebih kental dari air. Pribahasa itu tidak akan pernah diakui oleh anak anak yang mendapatkan luka dari ayahnya sendiri. seorang ayah yang egois yang berambisi tinggi hingga mengalahkan hati nurani. seberapa sakit luka itu? hanya mereka yang t...