JEJAK LUKA 7

351 27 2
                                    

"Hai dedek bayi."

"Noonaaaa."

Jungkook terkejut karena tiba tiba Serra bersuara di telinganya.

"Kenapa kau marah, mm?"

"Berhenti manyebut aku bayi, aku bukan bayi." Jungkook menatap Serra dengan wajah cemberut lucu

"Kenapa bukan bayi, Bahkan aku melihat kamu di gendong seperti balita dari rumah Hyoobin."

"Noona ku mohon hentikan, aku tidak mau yang lain mendengarnya, aku sangat malu. Aku bahkan tidak berani melihat Eubiol dan Hyoobin sekarang."

"Hah ha." Tawa Serra lepas begitu saja. Sebenarnya dia kasihan melihat wajah Jungkook sekarang yang tersipu malu.

Sejak pagi Jungkook hanya menunduk diam tanpa menyapa siapapun. Tidak seperti biasanya yang selalu menggangu ketenangan Hyoobin. Itulah alasan Serra menegurnya, sekaligus menggodanya sedikit.

"Noona jahat, jelek sekali, berhenti menertawaiku."

"Heeeyy mau kemanaaa?" Serra berteriak melihat Jungkook yang mau melarikan diri.

"Ruang osis, mau ketemu hyungku, mau kasih mereka berita bagus, malam minggu yang akan datang ulang tahunku. Tolong sampaikan kepada Eunbiol dan Hyoobin. Kalian semua harus datang, ok?" Sambil memberikan Serra telunjuk beserta ibu jari, dengan satu mata yang iya kedipkan, tidak lupa juga suara celetukan yang berasal dari gigi dan lidahnya. Membuat Jungkook terlihat semakin manis. Tolong, siapapun yang menjadi Serra pasti jangtungnya sedang tidak aman.

Tidak tau kenapa, Serra sangat menyayangi Jungkook. Terlepas dari masa lalu yang menyakitkan ia tetap tidak bisa membencinya. Seperti sudah ada ikatan persaudaraan. Serra ingin selalu melindungi adiknya.

***

Taehyung dan Jimin sedang menyusun agenda, dari salah satu progaram kerja osis untuk kegiatan ekstrakulikuler semester genap sekolah mereka.

Keduanya terlihat begitu sibuk karena waktu yang semakin mepet mengingat ini sudah memasuki minggu kedua semester genap di SMA tersebut.

"Jim, coba lo periksa sekali lagi, kayaknya masih ada yang tertinggal. Mata gue udah rabun cape banget." Celetuk Taehyung sambil mengarahkan labtopnya ke Jimin.

"Baik Taehyung hyung, akan aku periksa lagi, padahal aku yang lebih tua kenapa mata hyung yang rabun lebih dulu." Ejek Jimin kesal kepada Taehyung, setiap kali Taehyung berbicara tidak sopan padanya.

"Gue hyung lo brengsek." Sambung Jimin lagi dengan gaya kesal tapi tetap lucu.

"Iya, baiklah hyung tolong lo periksa saja. Kita hanya berbeda tujuh puluh delapan hari jadi jangan terlalu banyak gaya, dikit aja, gue lagi capek." Jawab Taehyung asal.

Tuk.

Jimin menjitak keras kepala Taehyung.

"Hyuuuuung, sakit."

"Rasain." Jimin membulatkan mata.

"Baiklah aku pingsan saja." Taehyung memejamkan matanya sukses membuat Jimin tertawa.

Hanya Jimin yang tau sifat asli Taehyung. Tempat Taehyung memanjakan diri. Mereka hanya berdua menghabiskan masa kanak kanak hingga remaja. Dimana pun ada taehyung di sanalah Jimin ada untuk menjaganya. Termasuk ketika Taehyung di pilih menjadi kandidat ketua Osis Jimin memaksakan diri untuk menjadi wakil agar selalu bisa melindunginya.

JEJAK LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang