Semakin hari (name) semakin dekat dengan yang lain. (Name) sekarang juga sudah resmi join circle mereka, eaaa.
Tak jarang ia di ajak berkumpul di cafe Tok Aba untuk sekedar mengobrol ringan. Walaupun terkadang juga ada yang berkelahi, tapi masih bisa dilerai dengan damai. Kalo gak bisa juga, siap-siap buku lima melayang ke wajah.
Dan hari ini hari Jum'at, sekitar pukul tiga sore (name) sudah berada di sekolah untuk melaksanakan kegiatan ekskulnya.
(Name) mendongak, dua ekor burung bercuit-cuitan mesra di atas kabel listrik, entah apalah yang mereka perbincangkan. (Name) gak bisa bahasa burung. Cuaca hari ini cukup panas, (name) berani bertaruh cuaca hari ini seperti cuaca di Bekasi. Panas woe. Tetapi bukan berarti itu akan mematahkan semangat (name).
(Name) memasuki pekarangan sekolah dengan perlahan, ia menoleh kebelakang, "Abang Asa ngapain ikut kedalam?"
Harsa berhenti berjalan, "Pengen aja."
(Name) menatap datar penampilan Harsa dari atas hingga bawah berulang kali sambil mikir, dia gak malu apa ya?
Ya kalian bayangkan sendiri, penampilan Harsa bisa dibilang sangat berantakan. Harsa hanya memakai kaos oblong dan celana hitam pendek sebatas lutut, wajahnya yang masih kelihatan seperti wajah bangun tidur sedikit terlihat ileran yang berbekas di dekat bibirnya, serta rambutnya yang acak-acakan.
Rambutnya gondrong lagi, apa gak dikira gembel abangnya?
Yakinlah (name), gak akan ada yang ngira abangmu itu gembel. Gembel mana coba yang bawa-bawa Civic Turbo yang harganya sampai ratusan juta itu untuk nganterin kamu pergi ekskul (name)?!
(Name) menghela nafas, salah dia sendiri juga karena membangunkan Harsa secara mendadak untuk meminta izin pergi ekskul.
Harsa yang baru bangun langsung ngacir nyari kunci mobil sambil narik tangan (name), dan berkata, "Abang anterin."
Untung (name) udah selesai siap-siap itu Harsa, gimana kalo belum.
"Yaudah, kamu hati-hati. Ingat, jangan maksain diri. Abang mau lanjut tidur." Harsa menepuk pundak (name) setelah menutup mulutnya yang habis menguap dengan lebar. Awas masuk lalat.
(Name) menatap Harsa yang perlahan menjauh dari pandangannya. (Name) berbalik badan, kembali melanjutkan perjalanannya ke gedung silat.
————————————————
"BANGUN WOI UDAH LEWAT JAM TIGA NIH!" Terdengar suara teriakan yang mampu membuat telinga seketika budeg, orang-orang kabur, dan kaca jendela pecah.
Gak deh, gak separah itu.
"Woi Ice, bangun kek!" Blaze menarik selimut dan boneka paus besar yang dipeluk oleh Ice.
Ice kembali menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya bahkan wajahnya, "Gak mau ..."
Blaze menarik tangan Ice dengan sekuat tenaga, "BANGUN GAK?!"
"Libur sekali aja ..."
"Mana ada sekali! Lo udah libur berkali-kali tau gak?!"
Ice terduduk dengan mata yang masih terpejam, "Males ..." batinnya.
"Gue tunggu di teras, awas aja kalo tidur lagi!" Blaze menatap Ice sengit.
Ice menghela nafas, ia terdiam sebentar untuk mengumpulkan nyawa. Setelah beberapa detik,
Ice berdiri menuju ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya.Ia terdiam melihat air yang berada di dalam ember, ia dapat melihat pantulan wajahnya pada air tersebut. Rambut hitam kecoklatannya yang masih berantakan ada sedikit helaian putih serta mata ngantuknya terlihat jelas di cairan transparan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
★ ''𝐌𝐨𝐯𝐢𝐧𝐠 ࣪✦ ִֶָ𓂅 Boboiboyxreader//boel
FanficIndonesian Highschool AU! Dikarenakan suatu insiden, (name) terpaksa pindah ke Academy Pulau Rintis dari sekolah lamanya. Di sekolah ini, (name) bertemu dengan orang-orang yang ... unik? Romancenya gak bakalan banyak, karena author gak ahli di bidan...