Nobody Puts Athina in a Corner

129 12 1
                                    

Athina

B 1 JET

Hanya itu isi pesan rahasia yang tertulis di dalam amplop surat emas Deer Hunter yang lagi-lagi muncul secara misterius di tasku.

B 1 JET adalah plat mobil Alarik, jadi aku berasumsi cowok itu memintaku untuk menemuinya di mobilnya. Aku mengetuk-ngetuk jendela mobilnya dan menempelkan isi pesan itu di jendela mobilnya.

"Nyariin gue?"

Alarik memberikan jempolnya karena aku berhasil memecahkan pesannya. Ia membuka kunci mobilnya dan memintaku masuk.

"Kenapa lo nggak minta gue buat ketemu sama lo di mobil lewat chat kayak orang biasa sih, Rik?"

"Karena yang biasa itu boring! Coba jujur sama gue, lo lebih excited dapat chat dari gue atau dapat pesan misterius di tas lo?"

Hmm, yang kedua, sih. Tapi aku nggak ingin membuatnya merasa puas, jadi aku hanya menggedikkan pundakku dan memasang ekspresi nggak tertarik.

Alarik memberikanku sebuah eye mask warna hijau forest bermotif rusa. "Nih, pakai."

"Ini punya siapa?" Aku menerima eye mask itu dengan ujung-ujung jariku. "Lo ngapain ngajak gue ketemu di mobil, Rik?"

"Hari ini hari inisiasi lo."

"Inisiasi apa?"

"Inisiasi buat masuk Deer Hunter. Atau lo udah berubah pikiran dan pingin ngasih posisi lo buat Tristan tahun depan?" Alarik bercermin di kaca mobilnya, merapikan sisi kiri-kanan rambutnya yang padahal sudah rapi dan menoleh padaku karena aku nggak kunjung menjawabnya. "Gimana? Jadi pingin masuk Deer Hunter nggak, Tin?"

"Kenapa lo nggak bilang dari kemarin, sih! Gue kan belum siap-siap!"

"Memang lo pingin siap-siap apa? Toh, lo nggak tahu mau kami apain dan kami bawa ke mana."

"Ma-maksudnya, gue nggak tahu bakal disuruh telanjang atau dikencingin, Rik?"

Aku bergidik membayangkan penyakit-penyakit kulit yang bisa aku dapatkan karena bersentuhan sama pipis orang lain. Tapi aku juga nggak mau kalau disuruh telanjang di depan semua orang. Duh, apakah pilihan terbaik hanyalah ditato pakai besi panas?

"Yah, kurang-lebih," tanggapnya santai seakan dikencingi, ditelanjangi, dan ditato pakai besi panas tuh sebiasa nge-backtrack laman media sosial sebelum tidur. "Kalau lo takut, nggak usah ikutan, Athina. Nggak ada yang maksa lo. Lo bisa cabut dari mobil ini, lupain semua kontak dengan Deer Hunter, dan kembali ke kehidupan lama lo yang damai. Udah gue bilang kan kalau Deer Hunter itu bukan bidang lo?"

Tapi bidangnya Tristan? Kembali ke kehidupanku yang damai adalah tawaran yang menggiurkan, tapi memang di kehidupan itu aku mau ngapain? Hanya diam di tempat, melihat orang lain menghidupi kehidupannya dari jauh, berharap aku memiliki keberanian yang sama? Kesempatan untuk melakukan sesuatu yang baru dihidangkan di hadapanku dalam bentuk eye mask bermotif rusa sekarang.

Pertanyaannya, apakah aku benar-benar berani mengambilnya?

Oke, Athina. WWTD. What would Tristan do jika berada di situasiku sekarang? Jika kesempatan ini, menjadi anggota secret society, diberikan padanya, meski ia mungkin banget pulang nggak utuh, apakah ia akan mengambilnya?

"What the hell! Let's do this!" Bayangan adikku mengiakan ajakan Alarik tanpa menoleh ke belakang tergambar jelas di kepalaku.

"What the hell...." Aku memakai eye mask itu di mataku. "Let's do this."

Farewell, Neverland! [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang