🎴 Chapter Three 🎴

57 9 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"ayo, gua anter ke kamar lo. Butuh di bantu ga?", tanya Ran.

"ah, gapapa. Gua bisa sendiri kok", balas Hiruka.

Baru berdiri dari sofa, badan Hiruka sudah oleng. Mau tidak mau, akhirnya Ran juga harus menggendong Hiruka ke kamar nya. Sampai di kamar, sudah ada peralatan Rumah Sakit di sana. Kamarnya cukup luas, 1 kasur king size, warna cat nya hitam, tidak ada warna yang mencolok disini, jendela nya lebar, menghadap ke kebun buatan milik Mikey. Sudah seperti hotel bintang 5, bahkan jauh lebih bagus lagi. Ran juga telaten memasangkan peralatan Rumah Sakit pada Hiruka, ia juga mempersiapkan semua obatnya.

"lo yakin bisa pasang infus?", tanya Hiruka dengan ragu.

"ga terlalu, tapi harusnya sih bisa. Gua cepat dalam belajar kok, siniin tangan lo", ucap Ran.

"kalau gua mati gimana?".

"kita semua di suruh jagain lo. Kalau lo mati, kita semua yang disini, termasuk gua, bakal mati juga di bunuh Mikey".

Hiruka menyodorkan tangan nya, Ran mulai memasang infus nya. Sambil memasang infus, Hiruka memcoba bertanya pada Ran.

"Mikey itu siapa sih? kalian sebut terus namanya".

"pimpinan kita, orang yang menyelamatkan nyawa lo, orang yang bawa lo kesini. Namanya Sano Manjiro, tapi dia lebih suka di panggil Mikey".

"ohh, si om-om serem itu bos kalian ya?. Terus kalian ini apa? organisasi rahasia? atau semacam nya?".

"mungkin, orang biasa menyebut kami mafia".

"serem banget, terus kerjaan kalian apa? Kok bisa punya tempat se-mewah ini?".

"maaf, tugas kita cuma jaga dan rawat lo. Soal seluk beluk Bonten, gua ga bisa ngasih tau".

"Bonten? nama geng kalian ya?".

Ran hanya menganggukkan kepalanya.

"lo bisa istirahat dulu setelah ini, kalau udah waktunya makan malam, kita bakal bawa lo ke ruang makan. Gua tinggal dulu, kalau ada apa-apa tinggal panggil aja".

Tak lama, Ran meninggalkan Hiruka sendirian di kamar nya. Hiruka hanya duduk sembari menyandarkan kepalanya ke head board kasur. Ia bingung, sebenarnya dia ini ada di situasi yang macam apa?. Tadinya hanya ingin membeli taiyaki, tiba-tiba tempat taiyaki itu terdapat bom, lalu beberapa saat kemudian ia sudahh berada di markas mafia yang bahkan ia tidak kenal. Tapi sejauh ini, ia tidak merasa ada dalam bahaya, walau tetap harus waspada.

━──────≪✷≫──────━

Waktu sudahh menunjukkan pukul 8 malam, Mikey mulai memasuki kamar Hiruka. Tapi karena ia melihat Hiruka masih tidur, jadi ia hanya duduk di kursi yang ada di samping kasur Hiruka. Mikey hanya menatap wajah Hiruka yang tidur, sedikit senyum terukir.

ACCIDENTALLY IN LOVE. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang