Part 4

133 17 11
                                    

Happy Reading
...

Flash Back On

Jadian dengan Raden, laki-laki yang paling sulit ditaklukkan se-SMA Garuda ternyata jadi beban tersendiri untuk Lea. Setelah berita itu menyebar, Lea mendadak jadi pusat perhatian. Ada yang mendukung hubungannya Raden, ada juga yang terang-terangan tidak menyukai hubungannya, terlebih wanita-wanita yang sempat ditolak Raden.

Oleh karena itu Lea menimbang-nimbang untuk mengakhiri hubungannya saja dengan Raden, apalagi hubungannya dengan Raden ini diawali dengan cara yang salah. Jadi, Lea merasa tidak ada alasan apapun yang membuat Lea harus mempertahankan hubungannya.

Pulang sekolah, Lea mengajak Raden bertemu di Taman sekolah.

"Aku mau ngomong serius," ucap Lea mengawali pembicaraan mereka.

"Hmmm," respon Raden.

"Kak, gimana kalau kita putus aja?" Setelah mengatakan itu, Lea mengalihkan pandangannya dari Raden, tentu saja ia gugup.

"Yakin?" tanya Raden.

"Iya, aku rasa kita tidak cocok."

"Oke." Jawaban singkat dari Raden, menjadikan Lea dan Raden resmi putus. Hubungan mereka hanya bertahan 1 bulan saja.

Raden bangkit dari tempat duduknya, dan langsung beranjak pergi. Tidak ada kata-kata perpisahan, hubungan mereka berakhir dengan proses yang cepat.

Sedangkan Lea, ia masih memilih bertahan di Taman.

"Semudah itu langsung bilang oke?" Lea bermonolog.

"Apa selama ini aku terlalu percaya diri ya." Lea yang mengajak putus, ia juga yang merasa tersakiti.

Flash Back Off

Lea kembali teringat dengan pembicaraan dirinya dengan Gia dan Ratu tempo hari. Sejujurnya Lea juga penasaran, sebenarnya selama ini bagaimana perasaan Raden pada dirinya, apa alasan Raden menerima ajakannya untuk berpacaran? Apa alasan Raden dengan mudah menerima permintaan putus dari Lea? Dan apa alasan Raden kembali mendekati Lea setelah sekian lama tidak bertemu dan berakhir pada jenjang pernikahan?

Lea sebenarnya penasaran dengan alasan detail Raden untuk semua itu. Akan tetapi Lea tidak memiliki cukup keberanian, ia takut jika jawaban dari Raden tidak sesuai ekspektasinya. Oleh karena itu Lea, merasa ia tidak perlu tau lebih jauh. Yang terpenting sekarang Raden suaminya, ia wanita yang dipilih Raden.

Lea merasakan pergerakan tempat tidur, Raden rupanya sudah selesai mandi. Lea langsung membalikkan tubuhnya menghadap Raden.

"Mas," panggil Lea.

"Hmmmm," respon Raden.

"Hari minggu ini, Mas di rumah?"

"Enggak, Mas ada janji sama Sakti." Raden mengambil posisi nyaman di sebelah istrinya, ia merengkuh pinggang Lea, untuk ia bawa ke dalam dekapannya.

"Yaudah deh." Lea sepertinya sedikit kecewa dengan jawaban Raden.

Tentu saja Raden tidak peka, Ya Raden tidak menyadari keinginan tersirat istrinya untuk di rumah saja ketika hari minggu.

"Mas."

"Hmmm," respon Raden lagi.

"Kamu masih sabar, kan." Lea sengaja menggantung ucapannya, tentu Lea ingin suaminya lebih responsif dalam setiap obrolan mereka.

"Maksudnya?" tanya Raden.

"Nunggu buah cinta kita ada di sini." Lea mengusap perutnya.

"Lea..." Raden menjeda ucapannya.

Hingga SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang