Happy Reading
...Hari ini Lea, pulang lebih cepat dari biasanya karena anak-anak sedang melaksanakan ujian pertengahan semester. Lea terpikir untuk mengunjungi Raden ke Kantor.
Sebelum berangkat ke Kantor Raden, Lea membelikan ketoprak kesukaan Raden.
Begitu muncul di Kantor Raden, sepanjang jalan menuju ruangan Raden, para karyawan Raden menyapa Lea bergantian. Lea membalasnya dengan sopan.
"Eh, Lea." Sakti menyapa Lea.
"Mas Sakti, udah lama juga ya kita nggak ketemu." Lea senyum sumringah.
"Raden tau kamu mau datang ke sini?" tanya Sakti.
Lea menggeleng, "Nggak Mas, Lea lupa ngabarin. Mas Radennya ada di Kantor, Mas?"
"Ada. Raden lagi di ruangan."
"Oh iya, Mas. Kalau gitu Lea masuk dulu ya, Mas."
"Oke, Lea."
Lea masuk ke dalam ruangan Raden, tanpa memberikan salam.
"Mas," panggil Lea.
"Lea," ucap Raden, tampak sedikit terkejut dengan kedatangan Lea yang tiba-tiba.
"Kamu kenapa tiba-tiba datang ke sini? Kamu baik-baik aja kan?" Raden langsung berdiri dari posisi duduknya, mendekati Lea.
"Anak-anak ujian, jadi pulangnya lebih cepat, Mas. Jadi aku datang kesini deh." Lea tersenyum ceria.
"Oh gitu, ayo duduk. Kamu bawa apa tuh, Lea?" tanya Raden sambil melirik tas kresek yang ditenteng Lea.
"Ketoprak kesukaan, Mas."
"Wah, enak banget itu."
Raden dan Lea duduk di sofa yang terletak di sudut ruangan Raden. Lea menghidangkan ketoprak yang ia beli tadi.
"Cuma beli satu, kamu nggak ikut makan?" tanya Raden.
"Aku udah kenyang, Mas. Nanti paling aku minta punya Mas beberapa suap aja."
"Oke deh."
Raden mulai menyantap ketoprak yang diberikan Lea tersebut.
"Ini minumnya ya, Mas." Lea mengeluarkan botol minum dari tasnya.
"Aaaa." Raden menyodorkan suapan penuh, Lea membuka mulutnya dengan senang hati.
"Enak." Lea menggoyang-goyangkan kepalanya, menandakan kalau makanannya benar-benar sangat enak.
"Gemes banget." Raden mencubit pipi Lea.
"Nanti pulang kerja, kita belanja kebutuhan dapur ya?" pinta Lea.
"Oke." Raden setuju.
Selesai makan, Raden melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Sementara itu Lea menunggu di sofa sambil Bermain game.
Satu jam berlalu, Lea mulai merasa bosan.
"Mas, aku mau buat kopi di pantry kantor, boleh?" tanya Lea.
Raden melirik Lea sekilas, "Bisa sendiri, atau mau ditemani?" tanya Raden.
"Aku sendiri aja, Mas." Raden menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
Lea pergi menuju pantry, di sana lagi-lagi ia bertemu dengan Sakti.
"Eh, mau ngapain Lea?" tanya Sakti.
"Bikin kopi, Mas."
"Oh iya iya."
Selealsai menyeduh kopi, Lea ikut bergabung duduk di sebelah Sakti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hingga Senja
RomancePermasalahan rumah tangga Azalea dan Raden sejauh ini hanya seputar komunikasi. Kurangnya komunikasi, dan suaminya yang terlalu pendiam. Akankah mereka bisa bertahan hingga akhir? Yuk ikuti kisahnya