Park Ji Hoon × You
Happy reading!.
.
.
"Ada apa dengan mu, Y/n? Kau selalu saja menghindari ku, memangnya apa salahku?"
Kamu menggeleng tanpa menoleh "tidak, justru aku yang memiliki kesalahan, bukan kau."
"Memangnya apa kesalahanmu?" Dia mulai menatapmu kebingungan, pasalnya Jihoon tidak pernah merasa bahwa kamu telah berbuat salah , justru dirinya memang menyadari jika dirinya lah yang mempunyai banyak kesalahan
"Aku terlalu egois disini Park, tak seharusnya aku terus bersama mu sementara orang tua mu saja tidak merestuinya."
"Astaga Yoon Y/n ternyata mengenai hal itu lagi?" Dirinya sedikit meninggikan nada bicara dan langsung tersenyum kecut
"Sudah berapa kali ku bilang untuk jangan mendengarkan apa yang mereka ucapkan kar─
itu orang tua mu bodoh!" Potong mu cepat "lagi pula aku masih mempunyai indra pendengaran yang baik Park, jadi aku bisa dengan jelasnya mendengarkan ocehan orang tua mu yang membandingkan ku dengan tunanganmu."
"Memangnya aku menganggapnya sebagai tunangan?"
Mata mu hanya melirik sekilas lalu mulai tersenyum pahit "mungkin saja?"
"Tidak mungkin y/n, aku tidak akan mungkin menganggap siapapun sebagai kekasihku selain kau, jadi kau tidak perlu berbicara seperti itu lagi karna aku ya─"
sudahlah Park aku lelah, aku mau istirahat dan sebaiknya kau pulang saja, kau masih mengingat jalan keluar dari rumahku 'kan?" Secara tak langsung kamu memang mengusirnya tapi kamu tak peduli toh dia juga belum tentu peduli dengan mu
Hampir setiap kamu membahas tentang ini, pasti dirinya akan menjawab dengan jawaban yang sama secara terus menerus dan itu semua membuat mu nampak jengah dengan sikapnya.
Setiap hari hanya ucapan demi ucapan yang ia lontarkan sebagai kalimat penenang, tapi apa hasilnya? Ucapannya tidak sesuai dengan kenyataannya
Pada kenyataannya ia akan terus berucap sementara hatinya tak pernah melakukan sesuatu untuk mempertahankan hubungan kamu.
Jika terus begini kamu ingin berhenti saja, karena bukan hanya soal kekasihmu─Jihoon yang tak mempunyai effort, tetapi juga karena orang tuanya yang selalu membandingkan kamu dengan seseorang yang dijodohkan dengan Jihoon.
Tapi rasanya tidak mungkin untuk menyerah begitu saja, teramat sulit untuk mu melepaskan seseorang yang sudah sangat lama menemani mu.
.
.
.
"Ji, kau tak melupakan sesuatu 'kan?"
Sebuah gelengan pelan kamu dapatkan dari sang kekasih "aku mengingatnya sayang, kita akan berjalan jalan kan hari ini?"
Kamu mengangguk senang lalu memeluknya erat erat. Sudah hampir sebulan kamu dan Jihoon tak pernah melakukan kencan seperti ini lagi lantaran setiap kali kamu dan Jihoon tengah bersiap pasti saja orang tua Jihoon akan menghubungi nya dan berakhir kencan kalian lagi lagi gagal.
Di saat kamu tengah asyik berbincang dengan Jihoon, tiba tiba saja seseorang berteriak dengan sangat kerasnya lalu seseorang tersebut berjalan kearah kalian─ atau lebih tepatnya menghampiri Jihoon.
Dan yang lebih mengejutkannya lagi, seseorang tersebut langsung memeluk tubuh kekar Jihoon dengan sangat erat. Bagi kamu memang sudah terbiasa mengenai hal ini tapi tetap saja yang namanya sakit hati itu tak bisa terhindarkan.
"Yak lepaskan Yejin! Kenapa kau memelukku dengan cara seperti itu? Aku bisa saja mati karena mu sialan!" Jihoon mulai melepaskan pergelangan tangan Yejin dari pinggang nya
Yang diajak bicara hanya bisa tersenyum sinis sambil menatap kamu dengan penuh kebencian "jaga ucapanmu Park, begini begini juga aku berstatus sebagai tunangan mu, ingat itu!" Ia langsung tersenyum penuh kemenangan karena telah berhasil mengingatkan kamu pada kenyataannya kalau─
kalian berdua memang tidak ditakdirkan untuk bersama.
"Maafkan aku nyonya Cho, akan tetapi aku tak menganggap mu sebagai tunangan mu, kau jelas harus lebih mengingat akan hal ini dari pada diriku!" Tak mau kalah, Jihoon pun tersenyum lebih sinis tak kala lawan bicaranya bertindak seperti itu
Ia langsung memutar bola matanya lalu melirik mu sekilas "cih, hanya untuk wanita sepertinya? Dengar Park, aku ini jelas jelas lebih cantik dan sexy dari dirinya maka dari itu orang tua mu memilihku!"
"Seharusnya kau lah yang harus menjaga ucapanmu! Memang y/n tak seperti kau tetapi kau tak sebaik seperti y/n ingat itu!"
Lagi lagi ia memutar matanya dengan tangan terlipat di dada dengan angkuhnya "huh, memangnya sebaik apakah kekasihmu ini? Yang aku lihat hanyalah keburukan yang tertanam didalamnya."
Sepertinya kali ini Jihoon benar benar emosi dengan Yejin, terlihat jelas dari wajahnya yang memerah dan jangan lupakan urat urat nya sudah sangat menonjol di sekitar wajahnya.
"SUDAH KU BILANG JAGA UCAPAN MU SIALAN, MEMANGNYA SIAPA KAU? BE─
PARK JIHOON, TUTUP MULUTMU SIALAN!"
"A─appa?" Pekik Jihoon tak percaya
"Jaga ucapan mu Park, aku tak pernah mengajari mu untuk berlaku kasar pada wanita!" Bentaknya dengan jari telunjuk yang ia gunakan untuk menunjuk nunjuk anak semata wayangnya tersebut
"Memang kau tak pernah mengajarinya, tetapi kau sendiri lah yang mencontohkan nya padaku."
"Maksudmu Park?"
"Dengan kau terus mencaci maki y/n itu bukan kah termasuk 'mencontohkan'?"
Tn. Park langsung tersenyum sinis setelah sempat melihat mu tadi "dia memang pantas mendapatkan itu, jadi kau tak perlu bersusah payah untuk membela nya!"
"Yang seharusnya men─
DIAM!" Potong Tn. Park cepat "lebih baik sekarang kau temani saja Yejin berkencan dan tinggalkan y/n mu itu!"
"TIDAK, AKU TI─
menurut atau aku akan melukai wanita sialan itu!"
tbc.
biar gak kepanjangan dan pasti bakal bosen juga jadi gue putusin buat pt.2 aja ya, gapapa 'kan?don't skip vote and comment after reading this stories, thank you!
january 11, 2022.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝒊𝒊𝒊. treasure imagine
De Todocuma hasil tulisan yang di pindahin dan didaur ulang disini. hope u like it all! ー slow update & random typing ! ー don't plagiarisme please!