Sasuke mengernyitkan alisnya ketika mendengar sapaan suara perempuan dari sambungan telepon. Laki-laki itu bingung karena ia sama sekali tidak pernah berhubungan dengan seorang perempuan kecuali Sakura dan ibunya.
Bahkan hanya nomor Mikoto lah satu-satunya kontak perempuan yang tersimpan di handphone Sasuke.
"Lo siapa?" tanya Sasuke dengan nada ketus. Untuk apa ia berusaha berbicara baik? orang yang menelpon saja bukan Sakura.
"Emmmm.... eumm... anu.. ini beneran nomor kak Sasuke kan?" tanya kembali seseorang diseberang telepon.Sasuke hanya berdehem untuk mengiyakan sembari terus menghisap nikotin yang masih terampit di jari tangannya.
"Aku Tenten kak, jadi—"
tutt tuttt
Sasuke mematikan sepihak telepon yang tersambung. Laki-laki itu menaruh handphonenya ke atas meja dengan sedikit kasar.
"Bro are you oke?" tanya Neji yang melihat perubahan raut wajah Sasuke.
"Kenapa sas?" Sai menyentuh lengan Sasuke dan menatapnya dengan tatapan khawatir. Sasuke hanya menatap lurus ke depan dengan sorot mata yang dingin tanpa menjawab pertanyaan teman-temannya.
Suara dering handphone Sasuke kembali berbunyi membuat seisi meja serentak melirik ke arah handphone Sasuke yang tergeletak di atas meja.
Sasuke berdecak kesal lalu menekan ujung rokok yang hampir habis ke asbak yang berada di atas meja.
"Ibu gue telpon, gue pulang dulu." pamit Sasuke yang langsung menyambar handphonenya di atas meja dan beranjak pergi untuk meninggalkan cafe tanpa mempedulikan teman-temannya yang menatap dengan tatapan heran.
"Mau lo apa anjeng?!" bentak Sasuke kepada seseorang di seberang telepon sembari terus melangkah cepat menuju parkiran.
"Eumm... kak Sasuke hari ini bisa ke mansion utama?" tanya Tenten dengan hati-hati
"Ogah." Sasuke membuka pintu mobilnya yang terparkir di parkiran cafe. Laki-laki itu kemudian masuk ke dalam mobil lalu menutup pintu mobil dengan kasar hingga terdengar di telinga Tenten.
"Penyakit jantung ayah kambuh kak, ayah pengen ketemu sama kak Sasuke. Tadi kak Itachi udah aku kabarin katanya dia bakal ambil penerbangan besok pagi. Aku mohon kak.. ayah nyariin kak Sasuke." mohon Tenten dengan suara bergetar.
"Peduli setan! lo urusin aja bokap lo sendiri ngga usah bawa-bawa gue ataupun ibu gue." ucap akhir Sasuke sebelum ia mematikan telepon dan melemparnya ke kursi penumpang yang berada di sebelahnya.
Sasuke mengeratkan genggamannya pada stir mobil dengan perasaan yang marah. Laki-laki itu kesal kepada ayahnya yang tak tahu malu, seenak jidat ia membuang dan menyuruh Sasuke untuk menemuinya.
Bodo amat dengan gelar anak durhaka yang tertempel padanya. Lagian surga di telapak ibu bukan di telapak ayah.
Sasuke menghela nafas kasar lalu memakai sealtbeat. Laki-laki itu menyalakan mesin mobil dan mulai melajukan kendaraannya keluar dari kawasan cafe.
Sasuke berjalan menuju kulkas minimarket 24 jam untuk mencari bir yang terjual. Laki-laki itu berniat mendinginkan emosinya sebelum pulang ke rumah dan bertemu dengan satu-satunya wanita yang sangat ia hormati.
Sasuke meletakkan 2 kaleng bir ke atas meja kasir minimarket "Rokok mild methol satu." pesan Sasuke kepada kasir minimarket yang dibalas dengan anggukan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBERANG RASA ll Sasusaku
Teen Fiction❝𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘫𝘢𝘥𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘥𝘪𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘴𝘦𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘶𝘨𝘢𝘭-𝘶𝘨𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘬𝘢𝘬𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘭𝘢𝘴 𝘮𝘰𝘥𝘦𝘭 𝘱𝘳𝘦𝘮𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘺𝘢𝘬 𝘜𝘤𝘩𝘪𝘩𝘢 𝘚𝘢𝘴𝘶𝘬𝘦 ❞