13. Perjanjian Gaib

813 118 12
                                    

"Bunda baru pulang dari rumah sakit ya? pasti capek banget, sini tasnya Saki bawain." ucap Sakura sembari mengejar langkah kaki Mebuki yang mulai memasuki ruang tengah.

Mebuki langsung menarik tas jinjingnya yang hendak dipegang Sakura "Jangan ngelakuin hal yang tidak biasanya, lebih baik kamu mandi setelah itu belajar, ujian kenaikan kelas sebentar lagi." titah Mebuki dengan nada dingin.

Sakura mengerjabkan mata beberapa kali sambil meremat kedua tangannya yang bertautan demi menghilangkan rasa gugup "B-bunda maaf." lirih Sakura.

"Kali ini bunda maafin, lain kali kalau bunda tahu kamu telat pulang dan malah keluar sama cowo mending kamu ikut aja sama dia! ngga usah ikut bunda."

Rematan di kedua tangan Sakura semakin kencang "I-iya bunda, Saki paham." ujar Sakura dengan suara parau dan mata emerald yang berkaca-kaca.

"Siapa dia?" Mebuki menatap tajam Sakura yang akan menangis. Di dalam lubuk hati terdalam Mebuki, sebenarnya ia tidak tega melihat putri semata wayangnya harus menangis, apalagi karena dirinya. Namun kalian pasti paham perasaan seorang ibu, ditambah Sakura itu perempuan.

Mebuki takut hal yang tidak diinginkan terjadi jika pergaulan Sakura terlalu bebas.

"Kakak kelas Saki, t-tapi Saki ngga pacaran kok sama dia, emmm sebenernya tadi Saki main sama temen yang lain juga terus karena kemalaman jadinya dia nganterin Saki sampai rumah." jelas Sakura yang setengah berbohong.

"Bener?" tanya Mebuki memastikan.

Sakura menganggukan kepalanya kuat. Jujur Sakura takut berbohong, namun Sakura lebih takut lagi kalau ia akan dihukum oleh bundanya.

Maaf bunda:(

Mebuki menghela nafas pelan "Masuk kamar sana, bunda mau istirahat."



















Sakura berjalan ke arah kursi belajar yang terletak di pojok kamar. Gadis itu segera mendudukkan dirinya ke kursi kemudian beralih mengambil buku pelajaran yang terletak di atas meja belajar.

Sakura membaca cepat buku pelajaran yang diambilnya secara random, gadis itu lalu mendesah keras dan menutup bukunya dengan kasar.

Sakura menelungkupkan kepalanya di lipatan kedua tangan yang ia letakkan di atas meja. Gadis itu masih kepikiran perihal kebohongan yang tadi ia buat.

Kira-kira dosa ngga sih? ya jelas dosa lah. Tapi kan Sakura ngga sepenuhnya berbohong, perihal Sasuke bukan pacarnya.

Sakura kembali mendesah keras dengan tangan menarik surai merah mudanya frustasi.

ting! waku waku!

Gadis itu segera meraih hp dari saku seragam untuk mengecek siapa yang mengiriminya pesan.

kak Sasuke

lo oke?

👌🏻👌🏻

dimarahin?

🤏🏻🤏🏻

apa gue klarifikasi ke
bunda lo ya biar lo
ga dimarahin sendirian

🙅🏻‍♀️🙅🏻‍♀️

keyboard lo rusak ya?

✔️✔️

🤷🏻‍♀️🛀🏻?

🙅🏻‍♀️

🤷🏻‍♀️😠?

SEBERANG RASA ll Sasusaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang