"Ini perasaan gue aja atau matahari emang makin panas?" keluh Neji. Laki-laki itu masih terus mengibaskan topinya di depan wajah untuk menciptakan semilir angin. Yahh meskipun hal tersebut tidak membuat keringat yang bercucuran di pelipis Neji mereda.
Gaara melirik Neji yang berbaris di sebelahnya "Makanya pangkas tuh rambut biar ngga kepanasan." cibir Gaara.
"Heh, rambut gue ngga ada hubungannya sama panas ya kocak." cerca Neji sembari mengibaskan surai panjangnya yang dikuncir kuda.
"Ada anjeng, coba lo potong pendek pasti rasa gerah lo bakal berkurang 80%, percaya deh sama gue." sambung Gaara.
Laki-laki bersurai panjang tersebut langsung menghentikan kipasan topinya dan menoleh ke arah Gaara "Kata siapa?"
"Kata gue jiahahahahah." jawab Gaara dengan wajah tanpa dosa.
"Kampret." Neji reflek memukulkan topi yang ia pegang ke pundak Gaara berulang kali sambil terus mengomel.
Padahal selama ini Neji mengira Gaara adalah temannya yang paling waras dan bisa ia percaya, eh ternyata bullshit 😒
Semua cowo sama aja.
"Woy sakit anjer!" Gaara mencoba menepis pukulan Neji di tubuhnya.
"Benci gue sama jokes lo, apa-apaan coba hair shaming." Neji terus memukulkan topi ke pundak Gaara dengan penuh dendam.
"Sas bantu Sas, udah jancok, sakit woy." Gaara menoleh ke arah Sasuke yang masih mempertahankan postur sikap istirahat di tempat yang sempurna. Sangat berbeda dengan Gaara dan Neji maupun seluruh siswa di SMA Konoha yang sudah amburadul.
Karena tidak mendengar respon Sasuke, Neji menghentikan pukulannya kemudian ia mencondongkan badan ke samping agar dapat melihat Sasuke yang berdiri di samping Gaara.
"Itu Sasuke ngelamun apaan? kok sampe ngga kedip?" tanya Neji bingung. Pasalnya Laki-laki Uchiha itu hanya melihat lurus kedepan disertai sikap istirahat di tempat serta wajah datar.
Gaara menyenggol lengan Neji "Lo ngga liat Sakura lagi berdiri di pinggir lapangan?" Gaara menunjuk Sakura yang berdiri tak jauh dari Sasuke sembari memegang tas p3k.
"Otomatis Sasuke pengen terlihat keren di depan Sakura jiahahaha." sambung Gaara.
Mendengar nama Sakura keluar dari mulut biadab temannya, manik onyx Sasuke seketika melirik tajam ke arah Neji dan Gaara yang sedang bergunjing tentangnya secara terang-terangan.
"WOY RA, SASUKE KANGEN!! HUAHAHAHA." teriak Neji tiba-tiba hingga membuat Gaara yang disebelahnya melotot sampai menginjak kaki Neji agar laki-laki itu berhenti tertawa keras.
"Bangsat lo!"
"Sas, sabar Sas." Gaara memegangi Sasuke yang hendak memukul Neji.
"Ji mulut lo ember banget ya? dipanggil ke depan baru tau rasa lo." sinis Gaara.
"Lahh kalian marah? yaelah santai aja kali, tu Sakura udah ngga ada disana." kata Neji sambil menunjuk pinggir lapangan yang kosong.
Sasuke seketika menoleh ke arah tempat yang ditunjuk oleh Neji. Manik onyx Sasuke tidak menemukan gadis bersurai merah muda yang semula berdiri di sana.
Laki-laki itu sedikit merasa lega. Setidaknya harga dirinya tidak tercoreng di depan Sakura.
"Siapa itu yang teriak?! tidak sopan! maju!" interupsi kepala sekolah yang berdiri di atas mimbar.
Manik Neji seketika membulat sempurna "Hehhh gue harus gimana anjer?" ucap Neji panik.
"Salah lo sendiri teriak-teriak." sahut Gaara santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBERANG RASA ll Sasusaku
Teen Fiction❝𝘉𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘫𝘢𝘥𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘥𝘪𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘴𝘦𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘶𝘨𝘢𝘭-𝘶𝘨𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘬𝘢𝘬𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘭𝘢𝘴 𝘮𝘰𝘥𝘦𝘭 𝘱𝘳𝘦𝘮𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘺𝘢𝘬 𝘜𝘤𝘩𝘪𝘩𝘢 𝘚𝘢𝘴𝘶𝘬𝘦 ❞