...
Namaku Rheana Ferreira Felipe.
Aku putri dari seorang duke dari kerajaan Exyniuz. Kerajaan Exyniuz adalah wilayah kekuasaan yang dibangun pada abad pertengahan awal, letaknya dibagian bumi utara yang dominan dingin dan bersalju, serta dipimpin oleh seorang raja yang adil.Aku berumur 17 tahun, malam ini tepatnya. Acara debutante diadakan sebagai perayaan seorang gadis remaja menuju wanita dewasa. Aku tidak tahu perasaanku sebagian senang-sebagian lagi tampak risau.
Matahari berganti menjadi bulan, biru berganti hitam. Ini waktunya, aku keluar dari kamar menuju ballroom pesta yang tepat diadakan dikediaman ayahku, gaun yang kupakai berwarna kuning keemasan tampak kontras dengan kulit putihku. Berjalan menuruni anak tangga dan menjadi fokus perhatian adalah impianku dari dulu, gaunku terseret dengan indahnya.
Tapi diantara ratusan orang yang sedang menatapku, aku tidak tahu ternyata satu dari mereka ada yang begitu membenciku. Ketika aku telah mencapai anak tangga terakhir ayahku sigap meraih tanganku, menuju tengah ballroom mengucapkan satu kata dua hal penting sebagai pertanda bahwa aku akan resmi menjadi wanita dewasa.
Dan inilah waktunya, aku menatap ramainya pesta dansa ditengah ballroom.
"Lady". Aku menoleh, seseorang memanggilku. "Seseorang menitipkan surat untuk anda lady". Pelayan yang bertugas mengatarkan minuman memberiku sepucuk surat berukuran kecil."Terima kasih". Aku menerima kertas itu. Membacanya.
Aku menunggumu di taman belakang Rhea.
Pangeran Mathew. Tunanganmu.Aku menatap surat itu. Kenapa Mathew tidak menemuiku secara langsung?. Lalu kenapa sejak tadi pangeran tidak kelihatan?. Aku memutuskan meninggalkan ballroom, berjalan cepat menuju taman belakang hingga tidak menyadari satu hal penting sepucuk surat itu tidak memiliki tanda kepemilikan dari siapapun, termasuk tanda kepemilikan dari pangeran Mathew, tunanganku.
"Pangeran!... Math!". Aku memanggil tunanganku, tapi beberapa menit kemudian aku mendengar bunyi telapak kaki menuju kearahku dari kegelapan.
"Ternyata kau cukup bodoh untuk mengenali tulisan tangan pangeran".
Aku menoleh cepat kebelakang. Theresa, seorang nona muda dari keluarga marquess, dia sahabatku. Gadis cantik itu memakai gaun biru bertabur mutiara yang jika dipandang mata begitu menawan. Aku mematung melihatnya, ada apa dengan wajahnya yang begitu datar melihatku?, lalu apa maksud ucapannya?.
"Theresa!?".
"Aku minta maaf... Rhea".
"Apa maks...". Belum sempat bertanya lebih lanjut aku sudah merasakan tubuhku didorong begitu kuatnya, kejadiannya sangat cepat. Aku terhempas kebelakang, jatuh ke kolam yang dangkal tempat ikan-ikan peliharaan ayahku. Aku merasakan kepalaku terbentur benda yang begitu keras dan tajam. Aku terbanting, dengan lemahnya aku memanggil sahabatku meminta pertolongan darinya. "Theresa, t-tolong a-khu". Kesadaranku perlahan menghilang, tapi aku sempat menatap wajah sahabatku yang terlihat datar.
___"BUKA PINTUNYA".
Rasanya baru sebentar aku memejamkan mata ketika merasakan kepalaku teramat sakit. Saat ini aku sudah mendengar seruan keras seseorang, terpaksa aku membuka mataku, menatap sekeliling. Dua kata yang bisa ku keluarkan dimana ini?. Aku juga tidak merasakan sakit akibat benturan keras dikepalaku. Yang ada pipiku yang kebas. Aneh.
"HEY, BUKA PINTUNYA, SIAPA DIDALAM SANA!".
Pintu semakin kencang dipukul, aku mendongak kaget ketika pintu itu berusaha didorong dari luar. Sebelum pintu itu rusak, aku segera beranjak berdiri menghampiri pintu, memukul pelan dua kali sebagai tanda bahwa ada orang didalam, lalu membukannya. Begitu pintu terbuka, serombongan orang berpakaian warna dan bentuk yang sama, laki-laki dan perempuan menatapku dengan berbagai ekspresi. Tapi bukan itu yang membuatku mematung. Ini tempat apa? Dimana?, kenapa semua gadis berpakaian minim yang memperlihatkan hampir seluruh area kaki jenjangnya. Tak sadar aku meraba juga area pahaku, belum sempat menjerit syok dengan pakaianku yang sama anehnya, salah satu dari mereka merengsek masuk, memelukku.
"Bagaimana bisa kau ada didalam sini, Ashley?. Ya ampun, kau tidak apa-apa, ada yang sakit?".
Dengan polosnya aku menggeleng. "Siapa Ashley?".
"Baguslah kau tidak apa-apa, tapi pipimu sedikit memar!?. Ah, ya tuhan. Sepertinya kau terlalu syok berada didalam gudang ini. Ayo keluar". Gadis itu menarikku, aku mengikut saja, melewati orang-orang yang menatapku prihatin.
"Ada apa?, kenapa mereka melihatku seperti itu?, lalu siapa mereka?"
Sepanjang jalan mataku menyaksikan banyak hal, aku tidak tahu ini dimana tapi yang jelas mereka semua seperti pelajar akademi, masing-masing memegang buku, berlalu-lalang, saling bercerita bahkan sebagian lainnya hanya sekedar berkumpul. Kami sampai disebuah ruangan yang memiliki banyak kursi dan meja, berpasangan.
"Aku tahu semua yang terjadi denganmu ini ulah dari kak Olive dan teman-temannya. Tapi kenapa mereka menargetkanmu sebagai siswi yang dibully selanjutnya, kau pernah membuat mereka marah, As?". Gadis itu berbicara panjang lebar didepanku. Aku hanya menggeleng, jelas aku tidak tahu.
"Anda siapa, lady?". Dari tadi dalam kerterdiaman akhirnya aku membuka suara. Ya, sebelumnya aku harus tahu siapa gadis bersamaku ini.
"KAU LUPA PADAKU?". Jeritnya tidak percaya. Ekspresinya begitu lucu dimataku. "Apa tadi, kau memanggilku apa, lady?... Jangan bertingkah aneh Ashley Noellee, kau baru saja di bully, jangan bilang kau ikut kehilangan ingatan karena tamparan kak Olive".
"Aku Rheana Ferreira Felipe, bukan Ashley Noellee!".
"Ha!!!".
.
.
.BTW, MUMPUNG CERITA AKU YANG HEY, NONA SHIRIN lagi break. Aku publish cerita ini. Semoga suka.
Happy reading, sorry yeee kalau ada typo-typo.
Yang suka boleh lah vote dan komen nya...
See you next part😘❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Lady Rheana
FantasiBagaimana jadinya jika seorang lady dari abad pertengahan mengalami transmigrasi ketubuh gadis era Gen Z, Ashley Noellee yang menjadi target bully selanjutnya oleh senior disekolah. Ditambah lagi lady Rheana harus menghadapi sikap senior bernama Dan...