4

320 28 3
                                    

Tidak semua hal dapat berjalan sesuai keinginan. Tuhanlah yang berkehendak untuk apakah itu akan terjadi atau justru sebaliknya.

"Tuhan tau banget kemungkinan buruk kalo lu tetep sama perasaan itu"

Amanda berjalan tertatih melewati gelapnya malam sepanjang lorong gedung kecil yang dia lewati . Tangan kirinya menopang tangan yang lain sebab terluka.

"Jangan bahas Tuhan bisa ga. Benci bat gua sama lu"

Deskripsi tentang berbicara dengan diri sendiri adalah manusia gila . Dan Amanda melakukan itu sekarang.

"Kenapa rasanya Tuhan ngga adil bat sama gua ya. Padahal gua udah rajin ibadah ko."

Berjalan terseok di gelap malam dengan tubuh penuh luka ? Apa kiranya penyebab manusia ini layaknya itu.

Benda bergetar dari arah saku Amanda . Di dengan cepat merogoh kemudian mengeluarkan benda itu .

"Lu dimana anjing ! Badan lu luka semua gila ! Goblok ! Balik ga lu !"

Hentakkan jelas terpatri di nada suara orang seberang .

Amanda tersenyum di sudut yang terluka .

"Gua di jalan Gab. Lu pulang aja, hati hati bawa Callie ya. Sampein maaf gua sama kak Gita karna buat kacau ."

Usai berbicara seperkian itu, Amanda memutus sambungan telepon . Dia menengadahkan kepalanya bertepatan dengan hujan yang mulai turun .

Suara tawa lirih penuh kemirisan terdengar dari manusia itu .

"Tuhan tau banget sih kalo gua mau nangis"

Flashback

"Amanda Sukma ! Hadepin gua atau gua ancurin ini tempat anjing !"

Laki laki pengecut bernama Aldo dengan antek anteknya benar benar terniat untuk melakukan keributan . Beberapa dari mereka bahkan memecahkan kaca jendela cafe .

Gita sang owner benar benar marah namun hanya bisa terdiam sebab kalah jumlah . Dan lagi juga penghuni cafe kebanyakan adalah teman sekelas nya yang bahkan tidak tau menahu . Mereka kini juga ketakutan .

"Woy goblok ! Ngapain lu bawa Sajam juga gila !"

Tiba tiba suara bass seseorang menguar dari arah balik kerumunan .

2 manusia dengan pandangan mata bosan menghampiri gerombolan Aldo . 2 manusia itu memasukkan tangan mereka ke dalam saku bersikap seakan tidak ada keributan yang baru saja terjadi .

"Elu anjing ! Gara gara lu Indira putusin gua bangsat !" Teriak Aldo dari arah berdirinya .

Helaan napas sangat menemani perjalanan hidup Amanda . Bahkan entah sudah keberapa kalinya dia menghela napas berat seusai bertemu dengan laki laki di depannya itu kini .

"Kenapa gua ? Gua cuma jaga Indira biar tetap bahagia . Gua biarin lu jadi orang yang Indira cinta. Terus sekarang salah gua kalo Indira ngga mau sama lu lagi ?" Jawab Amanda tenang .

"Anjing !"

"Eh kocak ! Lu bahkan mukulin adik lu sendiri di depan Indira. Gimana dia ngga mikir dua kali buat ngelanjutin sama lu goblok !" Gabriella yang tepat di samping Amanda ikut menimbrung.

Indira - Final EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang