14

344 39 16
                                    

Tidak ada yang mengetahui alur kisah hidup manusia, yang di buat oleh Tuhan. Bahkan para malaikat pun tidak mengetahui kehendak-Nya apabila perintah tidak di ucapkan.

"kaka kerenn hug Dika hug"

Situasi pagi yang sedikit tentram at dinning room apart Chyntia di dominasi oleh suara si kecil. Bocah itu dengan terburu berpindah dari kursinya menuju manusia yang tengah berjalan menghampiri. Dia dengan spontan mengangkat tangan kecil miliknya untuk meminta sebuah pelukan.

"Dikaa, kaka kerennya masih cape loh. Semalem kan ngehibur kamu duluu. Sini yaa"ucap ibu dari anak itu.

Manusia yang tengah di mintai pelukan menatap ke arah si ibu dengan sendu. Kemudian dia tanpa menghiraukan perkataan yang terucap justru mulai mengangkat tubuh anak kecil di depannya.

"eugh kamu ko suka banget minta peluk hmm ? aku sekeren itu kah ?" tanya si manusia.

"Ama-"

"ngga papa ra, aku juga pengen peluk bocil ini."manusia itu menyela terlebih dahulu sebelum ibu dari si anak melarang.

"kenapa hmm ? keren banget ya aku ?" tanya kembali si manusia pada anak kecil digendongannya.

Anak itu menggeleng, dia justru meletakkan kepalanya pada ceruk leher manusia yang menggendongnya.

"prince Oline bilang Kaka keren itu Papa Dika."

Oline, nama yang disebutkan si kecil spontan tersedak saat mengunyah makannya. Dia buru buru memukul dada untuk meredakkan sesak kemudian menenggak segelas air.

"Oline !" ibu si kecil menghampiri manusia itu.

"ah elah ka Indiraa, liat aja mukanya Dika busett. Mana ada orang yang percaya itu anaknya si bangsat !" ujar Oline tanpa dosa.

Namun setelah itu justru mulutnya terpukul oleh tangan gadis yang tengah menatapnya tajam kini.

"mulutmu itu kebun binatang semua kah ?! ada Dika disini Oline !" ujar gadis itu garang.

Oline memutar bola matanya bosan "ck iya iyaa cici Cynthia ku yang paling bawel."

"Oline kamu belum njelasin perbuatan kamuu" Ibu dari si kecil, Indira menuntut kembali pertanyaanya.

"ck, udah biarin kenapa si ka, lagian emang cocok ka Manda yang jadi papanya Dika."

"Tap-"

"udah udah, mending makan. Ini perut dia udah bunyi dari tadi. Kamu laper ya anak kecil ? hmm ?" Amanda menyela di perdebatan Ibu ibu dan manusia random itu.

Kakinya berjalan kembali menuju kursi kosong di samping Indira, tempat bocah kecil di gendongan itu sebelumnya duduk. Dia berikan senyum kecil pada Indira yang masih berdiri di samping Oline duduk.

"duduk raa, ayo lanjut makan." ucap Amanda.

Tepat setelahnya Amanda juga menoleh ke arah Cynthia berada. Gadis itu tersenyum namun jelas terpampang sedikit kesedihan saat matanya bertatap dengan Amanda.

"ah elah"

"Udah kali ka elah, katanya mau makan. Malah pandang pandangan sama cici. Dingin nih lauk!" sarkas manusia ngantuk di seberang meja Amanda.

"Olinee" Indira menegur

"Sini Dika sama mama, kakanya mau makan jadi susuah lo. Ayo nakk" bujuk Indira

Apa reaksi si bocah ? tentu saja penolakan. Bocah itu justru semakin mengeratkan pelukan pada leher Amanda.

"ngga mau mamaa, aku mau sama kaka keren" ujar si kecil.

Indira - Final EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang