8

308 41 11
                                    

Amanda POV

Aku tidak tau lagi harus melakukan apa. Semuanya terasa menyedihkan sekaligus memuakkan. Kenyataan yang kuterima benar benar menghantam rasa sakit di hati ini. Tuhan berkata bahwa tidak ada yang tidak bisa di lakukan mahkluknya, Dia akan memberikan suatu cobaan sesuai dengan kemampuan. Namun apa ini Tuhan ?

Kulangkahkan kakiku ke arah jendela kamar, meninggalkan tempat pembaringan kami. Diriku dan Indira.

Dirinya adalah salah satu wujud bentuk kesempurnaan yang kau ciptakan Tuhan. Tetapi mengapa harus kau hancurkan seperti ini. Tangisku bahkan tidak ingin berhenti semenjak kejujurannya. Tuhann ! aku benci jika keadaan menjadi layaknya ini ! semuanya terasa menyedihkann !.

"kamu adalah salah satu alesan aku buat bertahan di dunia ra. Tapi ini sakit banget,,, terlalu sakit sampe aku rasanya benci banget sama diri aku sendiri,,,"

Di balik kesempurnaan memang selalu Kau selipkan sebuah kekurangan agar ciptaanmu tidak menjadi sombong. Tapi ku rasa ini sungguh terlalu jauh Tuhan, kau menjadikkan dirinya sesuatu yang bahkan aku tidak sanggup untuk sekedar menyebutkan.

"Kamu Indah, ini semua salah aku karena lalai,,"

Jika saja aku mengetahui ini, jika saja aku menyadari bahwa bahagia yang dia perlihatkan adalah salah satu dari tekanan. Dia menjadi candu akan hal yang terulang.

Ini sakit !

Amanda POV end

Semua hanyalah masalah waktu dan waktu juga yang menentukan bagaimana dunia di depan akan berjalan.

Amanda meninggalkan apartemen indira telat di jam 3 pagi. Dengan tangan bergips tentu saja akan sulit jika mengendarai kendaraan miliknya. Maka dari itu dia memilih untuk berjalan. Berjalan di udara sejuk pagi dengan pikiran yang kacau .

Langkah demi langkah terasa berat dengan tekanan akan apa yang baru saja dia dapati. Entah harus bagaimana dia menanggapi keadaan ini .

Klang

Sebuah kaleng tepat menghantam kepala belakang Amanda. Manusia itu menoleh ke salah satu rumah minimalis yang sepi disamping dirinya berdiri sekarang.

"Oy ! Amanda bukan lu !"

Suara manusia menggema dari arah balkon lantai dua. Amanda mendongak untuk mendapati siapa yang baru saja memanggil namanya.

"Yaa ! Siapa ya" seru Amanda menjawab .

Tak lama tidak ada respon kembali dari arah balkon rumah sepi itu. Pada saat Amanda ingin melangkahkan kakinya kembali tiba tiba suara manusia kembali menarik atensinya.

"Mau kemana lu, udah gua samperin malah pergi kah ?"

Membalikkan tubuhnya Amanda mendapati sosok manusia dengan tangan berada di saku berdiri tepat di hadapannya kini.

"Loh , kak Zahra ?"

Zahranur adalah manusia di hadapan Amanda. Dengan ketengilannya manusia itu mengorek lubang telinga tanpa rasa malu. Berbeda sekali saat berada di kampus, tidak ada kata menjaga image untuk sekarang.

"Haelah panggil Ara aja , gua ga setua itu ya monyet. Btw , dari apart cewe lu kah ?" Tanya Ara

Amanda masih berusaha mencerna apa yang ada di hadapannya ini. Benar benar di luar dugaan kelakuan most famous kampus saat tidak berada di lingkungan kampus . Benarkah ini zahranur yang dielu elukan beberapa teman angkatannya ?

"Woy ! Malah ngelamun anjir !"

Tersadar akan kecengoannya Amanda mengangguk saja atas pertanyaan awal . Padahal dia tidak mendengar sama sekali .

Indira - Final EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang