5

354 38 6
                                    

"bisa ngga , dibicarain baik baik . Aku sakit Ra." Ucap Amanda selembut mungkin

Ya , Amanda dan Indira kini sudah memisahkan diri setelah kelas berakhir. Sebab awal teguran dari Indira yang membuat Amanda menghentikan gadis itu untuk membahasnya setelah perkuliahan selesai. Mereka tengah berada di lobby fakultas . Memilih bangku di sudut agar mengurangi perhatian orang lain .

"Ya kalo lu tau sakit ! Kenapa masih nantangin Aldo ! Gua ga suka ya Amanda ! Lu buat Aldo luka !" Indira masih dengan pendiriannya berbicara dengan emosi menyudutkan .

"Woy kocak ! Cowo lu yang nantangin duluan anjing ! Lu ga liat juga itu Amanda make gips hah !!!!"

Callie berteriak dari arah kejauhan . Tubuhnya ditahan oleh sang kekasih sebab Amanda meminta untuk mereka jangan ikut andil dahulu berbicara. Dia ingin menjelaskannya sendiri.

Indira menoleh , menatap sinis callie beserta Gabie yang melihatnya dengan pandangan bosan.

"Urus pacar lu itu Gabie ! Jangan sembarangan ikut campur !" Sentak Indira

"Ra, sama aku aja ya. Jangan kasarin Callie." Amanda menegur lembut. Mengalihkan atensi Indira kepada dirinya kembali.

Di posisi seperti ini pun amanda masih tersenyum manis. Dia benar benar seperti mendefinisikan dirinya sebagai penanggung beban semua orang terdekatnya.

Indira berdecih "gua ngga bakal maafin lu kalo lu nyakitin Aldo lagi dan stop pake sebutan aku kamu ! Risih tau ga !" Ungkap gadis itu

Terkejut dengan ucapan gadis di depan, tentu saja. Namun hanya senyuman lah yang Amanda berikan atas pernyataan itu.

"Iyaa, maaf ya. Engga lagi ko."

"Maaf juga buat Aldo ya, gua ngga tau kondisi dia sekarang tapi gua harap ngga papa. Maaf banget Raa" lanjut Amanda

Indira menatap keseluruhan tubuh Amanda dengan pandangan tajamnya . Dia benar benar memandang sinis manusia di depannya itu sekarang.

"Maafin gua dir , tapi kayanya lu goblok deh . Lu abis di cekokin pikiran apa sama Aldo hmm ? Lu cuma tau kejadian versi Aldo doang ya ?"

Namun tiba tiba terdengar cletukan sinis bertepatan dengan manusia yang duduk di samping Amanda. Meletakan tangannya untuk merangkul pundak bergips Amanda. Siapa lagi jika bukan .

"Adel !" Tegur Amanda sedikit menekan .

Adel memutar bola matanya bosan. Dan ternyata manusia itu juga membawa kekasihnya yang mana kini juga mendudukkan diri di space yang kosong.

"Bener kata Adel Indira , jangan ambil kesimpulan dari satu orang . Pas kejadian banyak orang yang nyaksiin loh . Amanda ngga salah apa apa , dia bahkan ngelindungin yang lain dari serangan cowo kamu dan antek anteknya. Jadi, mikir dulu yaa sebelum ngomong."

Adzana Shaliha , kekasih Adel yang mana jarang berbicara namun jika berbicara akan sangat mengena bagi orang orang . Entah siapapun yang sekiranya salah dan Ashel mengetahui maka sudah pasti gadis itu akan mengeluarkan kata manis pedasnya .

"Kalian ngga usah ikut campur ! Udah jelas ini salah Amanda !" Masih dengan kekehnya Indira menyudutkan manusia bergips.

Ella dari arah berdirinya sudah mulai geram . Akhirnya dia mendekati Amanda dengan tetap menggandeng dan menahan Callie . Gadisnya jarang dapat mengontrol emosi .

"Salah dari mana si Ra ! Plis lah ! gua udah bilang buat jangan sama Aldo lagi kan ! Lu ngga inget pas dia mukulin adiknya hah ?! Lu juga kena tonjok bego !" Ella berbicara

Namun Indira tetaplah Indira . Dia justru menulikan kebenaran dan menampil pernyataan dari Ella .

"Itu karena Amanda juga Gab ! Oline bergaul sama Amanda ! Dan bodohnya gua kena rayu elu buat mutusin Aldo !"

Indira - Final EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang