Lagi?

2.4K 88 20
                                    

Semenjak kejadian penganiayaan yang dialami Naruto, bocah yang kini berusia 16 tahun itu menjadi enggan keluar rumah. Naruto trauma berat Karena perilaku Shikamaru dan tidak mau pergi jika tak ditemani banyak orang.

Malam ini ada jamuan pesta yang mengharuskan Kushina, Fugaku, itachi dan juga Sasuke untuk datang. Sudah pasti Naruto menolak. Apalagi ia akan bertemu dengan banyak orang asing disana. Naruto takut.

"Tenang, kalian bisa pergi. Aku yang akan menjaganya" usul Madara semangat.

Tentu saja Kushina menyetujui. Sementara Sasuke berwajah masam karena tahu apa yang akan dilakukan Oji-san nya pada Naruto.

"Baiklah, maaf merepotkanmu. Aku minta tolong jaga Naruto sebentar sampai kami kembali"

Setelah berpamitan, Kushina dan yang lainnya pergi. Tinggallah ia dan Naruto di rumah ini.

"Dimana Menma?"

"Sudah tidur"

"Jadi, boleh aku tidur denganmu malam ini?"

Naruto tersipu malu namun ia mengangguk. Madara segera menarik Naruto memasuki kamarnya. Tak ia sia-siakan waktu sedikitpun. Waktu mereka tak banyak. Madara ingin cepat-cepat memasuki Naruto dan merasakan kenikmatan tubuhnya.

"Ayo kita buat adik untuk Menma"

"Ukh, daddy"

Naruto tersipu malu tapi ia tak menolak ketika Madara menggiringnya ke kamar.















Sesi bercinta mereka telah usai. Madara tersenyum puas karena bisa me monopoli Naruto untuk malam ini. Dipelukannya, Naruto bernafas ringan. Mereka berpelukan dibawah selimut tebal yang menutupi tubuh telanjang keduanya.

"Aku tidak sabar menunggu kabar kehamilan mu"

"Daddy mau anak lelaki atau perempuan?"

"Aku tak peduli apapun gendernya. Yang penting anak itu milik kita, fakta itu susah cukup bagiku"

"Mengapa daddy tidak menikah saja? Daddy kan bisa punya anak dari istri daddy?"

Tatapan mata Naruto menunjukkan kepolosannya. Tentu saja ia ingin tahu alasan Madara tak menikah dan bersikeras memiliki anak bersamanya.

Cup

Gemas sekali melihat raut wajah itu. Semakin dilihat, Madara semakin terpikat.

"Aku tidak mau salah memilih pasangan pada mulanya. Terlalu banyak kegagalan percintaan yang membuatku pesimis. Pada akhirnya aku memilih tak menikah dan hidup liar. Tapi lihat aku sekarang, gara-gara rubah kecil ini aku jadi ingin memiliki keluarga"

Madara menggelitiki pinggang Naruto dan membuahkan tawa kecil dari bibir si mungil.

"Hihihi geli~"

"Kalau saja aku bertemu denganmu lebih cepat, atau aku lahir seusia denganmu sudah pasti akan kujadikan kau istriku, sayangnya kita terhalang status juga usia untuk bersama. Tapi tetep, aku tak mau melepaskanmu"

Naruto menggigit bibirnya gugup lalu bertanya...

"Daddy, apa daddy sayang Naru?"

"Tentu saja!"

"Apa daddy cinta Naru juga!"

“Bodoh! Aku sangat mencintaimu!

"Hehehe, Naru juga sayang dan cinta daddy"

Naruto mengeratkan pelukannya lalu tersenyum bahagia. Madara yang melihat senyuman itu semakin terbuai.

Cinta mereka tak salah, hanya saja cara dan jalan yang mereka tempuh tak bisa dibenarkan.















KB (Keluarga Berencana✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang