--
-
"Shani Indira! tolong jangan ganggu anak magang ini, udah cukup kamu buat tebar pesona sana sini" teriak Gracio dari kejauhan berjalan menghampiri mereka berdua."Pak Gracio?! s-selamat siang pak, maaf jika saya melakukan kesalahan tadi! saya permisi dulu" ucap karyawan magang tersebut lari tergesa-gesa kembali ke tempat bekerja nya.
"huh!" keluh Shani.
"Shani, tolong dengerin aku kali ini aja. Kamu ga boleh ganggu karyawan magang kayak gitu lagi, kalau itu terulang aku ga akan segan untuk melapor ke papa kamu" ucap Gracio sembari menghadang Shani yang terlihat ingin menghindar dari ceramahan nya.
"Saya permisi duluan, Karena masih ada banyak berkas yang harus saya urus."
"Tidak boleh. Sebelum kamu jawab pertanyaan aku"
"Maaf tapi tadi saya kurang menyimak."
Tiba-tiba dari ujung lorong terlihat bayangan seorang laki-laki paruh baya serta terdengar langkah kaki yang sangat berwibawa menghampiri mereka berdua.
"Cio, Shani, Kalian sedang apa disini? seharusnya kalian ada di ruang kerja masing-masing" ucap pria paruh baya tersebut.
"O-om.. maaf. Cio habis menegur Shani"
"Menegur Shani..? Nak, kamu habis melakukan apa?!" tanya papa Shani.
"Engga pa. Shani cuma bersosialisasi sama karyawan magang, apa tidak di perbolehkan?" jawab Shani dengan dingin.
"Lalu kenapa bisa kamu menegur Shani, Cio?"
"Cio lihat ada yang aneh dari pembicaraan mereka berdua, Terlihat mencurigakan om."
"Dasar tukang tuduh! ga ngapa-ngapain aja di bilang aneh sama Gracio. Shani memang selalu salah di mata dia pa"
"Memang nya kamu ngapain nak?"
"Harus kah aku ceritain semua nya disini?"
"Harus!" sahut Gracio.
"Semangat banget Gracio? memang nya ada apa sama saya, dasar aneh! saya mau bicara sama papa dulu. sana kamu lanjut kerja" ucap Shani.
"Hahaha Shan... jangan judes-judes dong sama calon menantu papa"
"PAPA! PLEASE STOP."
"Aduh, Saya bukan nya menolak jadi menantu om. Tapi Shani nya yang ga mau menerima saya! haha"
"HAHA ! lucu sekali Gracio. Pah nanti aja bicara nya, Saya mau ke toilet. Permisi" ucap Shani dengan sarkas meninggalkan mereka berdua.
"Shani memang seperti itu ya om anak nya? galak!" tanya Gracio berbisik.
"Ya.. dia memang seperti itu Cio kamu harus banyak sekali sabar sama Shani. Oh iya, yang kamu bilang tadi itu benar?"
"Soal apa om?"
"Saya kan tadi bercanda soal calon menantu, dan kamu tadi bilang tidak akan menolak jika di tawari. Apa benar?" tanya papa Shani.
"Hahaha itu cuma bercanda om! saya mana mau sama Shani. Dia itu jelas-jelas bukan tipe saya, Shani hanya sekedar teman saja. Lebih tepat nya rival hehe" jawab Gracio.
"Oh.. seperti itu ya? baiklah, terimakasih atas penjelasan nya Gracio. Saya ada urusan sebentar di sebelah sana, saya permisi dulu. Selamat kembali bekerja" ucap papa Shani meninggalkan Gracio yang kebingungan.