-
-
-
"Halo, saya Gracio Harlan. Salam kenal"
"Hai aku Aninditha"
Sapa mereka berdua saling membalas dengan senyuman khas satu sama lain.
"Jadi sesuai rencana, Anin sudah saya undang ke kantor ini untuk bertemu dan menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi. Silahkan" ucap Leo.
"Sekali lagi aku mau minta maaf sama Leo, karena udah effort banget dapetin izin buat aku bisa masuk ke kantor ini. Jadi tujuan aku kesini cuma mau dapet penjelasan dan balasan cinta dari kamu Gracio.. karena jujur aja aku udah suka sama kamu dari 15 tahun yang lalu. Dan aku cuma mau bilang, aku cinta sama kamu itu tanpa alasan! arti nya aku tulus dan siap jadi istri kamu" ucap Anin panjang lebar.
Gracio hanya bisa terheran-heran melihat tingkah laku dari Anin. Ia merasa aneh dan tidak biasa mendapatkan pernyataan cinta seperti itu, dan Leo juga hanya bisa pasrah dengan ucapan teman dekat nya itu.
"Memang nya kita pernah ngobrol atau ketemu secara langsung sebelum nya? kok anda bisa suka sama saya" tanya Gracio.
"Aku bisa suka sama kamu karena ada.. rekan kerja kamu, teman masa kecil kamu, Shani. Dia yang menghubungkan semua nya Gracio. Memang nya dia ga pernah cerita ya soal aku?" jawab Anin.
"Maaf, tapi tidak pernah."
"Gitu ya.. pokoknya karena Shani aku bisa suka sama kamu! tapi kok sampe sekarang aku belum lihat Shani di kantor ini ya? bukan nya dia kerja disini juga?"
"Hai, saya disini Anin." ucap Shani dengan tegas menghampiri dari arah belakang mereka bertiga.
"Kamu cari saya ya? ada disini kok, tenang aja. Saya ga pernah pergi kemana-mana kayak kamu."
"S-SHANI..??!! SEJAK KAPAN?!" ucap Anin dengan nada tinggi.
"Sejak tadi. Oh iya cuma mau bilang, Gracio dan saya sudah menikah. Jadi tolong jangan ganggu kami"
"Shani?! gila ya ni orang, emang gada takut-takut nya dari dulu kalo nge labrak!" ucap Gracio panik dalam hati.
"Bu Shani.. sebaiknya anda jangan ikut campur terlebih dahulu urusan ini. Karena Anin juga datang kesini dengan niat baik" ucap Leo yang secara tidak sadar mengusir Shani dari perkumpulan mereka.
"Shan.. ada betul nya juga ucapan Leo. Mending kamu pergi dari sini." tegas Gracio yang khawatir dengan istrinya yang sedang mengandung.
"Ge, kamu ngusir aku.. serius..? kamu ga bercanda kan..?" balas Shani dengan nada yang sangat kecewa dan terlihat bergetar karena menahan tangis nya pada saat itu.
Dari jauh Feni dan Sisca sangat memperhatikan sahabat nya yang sedang melabrak mereka.
Emosi Shani akhirnya pecah juga, air mata nya mengalir dengan deras dan terlihat menahan amarah nya agar terlihat profesional. Ia terlihat sangat memprihatinkan bagi karyawan yang sedang makan disana.
Dengan keadaan sedang hamil, Shani mengelus-elus perut nya agar Anin melihat jika ia sedang mengandung anak dari pujaan hati nya tersebut.
"Sayang..! bukan gitu maksud aku.. maaf" ucap Gracio panik menghampiri Shani dan memenangkan nya.
"HAH, SHANI LAGI HAMIL ANAK NYA GRACIO??!! GILA YA! WAH GW GABISA KAYAK GINI, AKTING GW HARUS LEBIH BAGUS LAGI BIAR DIA TERGODA. Lumayan kan Gaji yang gw dapetin gede hahaha" ucap Anin dalam hati.