Sepulang sekolah San mengantar Wooyoung pergi ke sebuah cafe yang dimana adalah tempat dirinya bekerja part time. Sesampainya disana Wooyoung langsung bergegas turun dan melepas helm yang dia kenakan lalu memberikannya kepada San. San menerima helm itu sembari tersenyum. Senyumannya terlihat seperti ada maksud yang tersembunyi, Wooyoung hanya terdiam menatap San dengan penuh keheranan."Apa?" Tanya Wooyoung. mendengar Wooyoung yang sama sekali tidak peka, San menghela nafasnya.
San menunjuk pipinya menggunakan jari telunjuknya sembari cemberut karena Wooyoung tidak peka.
"Mau ku tampar?" Tanya Wooyoung.
Lagi-lagi San menghela nafasnya dengan kasar sembari menatap Wooyoung dengan sinis.
"Yaa!. Kiseu!!, kiseu!!" Ucap San kesal.
"San, Ingat tempat. Oke bye!" Jawab Wooyoung. Lalu dia masuk kedalam cafe meninggalkan San yang masih pundung.
"Aish.." kesal San, kemudian dia menjalankan kendaraannya pergi dari sana.
Wooyoung masuk dan menyapa pemilik cafe, setelah itu dia pergi kebelakang untuk mengganti seragamnya kemudian kembali ke depan dan mengenakan apron.
"Kenapa si San?" Tanya nya karena sebelumnya dia melihat Wooyoung dan San dari dalam.
"Ngambek. Karena gak di cium" jawab Wooyoung dengan santai.
Mendengar jawaban Wooyoung membuatnya langsung menelan ludah dan sedikit merasa iri, karena Wooyoung dan San selalu menebar kemesraan mereka tanpa henti. Dan Membuat jiwa jomblo nya semakin meronta-ronta.
Wooyoung mulai bekerja, saat pelanggan datang dan memesan kopi. Wooyoung langsung membuatkan kopi untuk para pelanggan kemudian mengantarkan nya ke meja.
Wooyoung mengambil kerja part time karena setelah dirinya dan San kabur dari rumah, mereka harus menghasilkan uang sendiri untuk biaya hidup dan membayar uang sewa rumah yang saat ini mereka tinggali. Bukan hanya Wooyoung saja, San pun ikut mencari uang dengan cara mengikuti pertandingan tinju.
Pertandingan ini bukanlah pertandingan legal, tempatnya pun tersembunyi dari muka publik. banyak penonton yang datang dengan mempertaruhkan uang mereka untuk para petarung yang akan menang nantinya. Saat ini San merupakan petinju andalan di tempat tersebut. banyak penonton yang rela mengeluarkan uang nya hanya untuk bertaruh untuk dirinya, jika di pikiran semua itu hampir sama seperti berjudi.
***
Wooyoung membersihkan setiap meja yang ada disana, dia menyemprotkan air lalu mengelapnya dengan bersih menggunakan kain. Kemudian Yuna datang.
"Haii.." sapa Yuna sembari melambaikan tangannya kepada Wooyoung.
Wooyoung menghentikan mengelap mejanya dan menatap Yuna dengan bosan. Karena dimana saja pasti dia selalu bertemu dengannya.
"mau pesan apa?"ucap Wooyoung.
"Es Americano" jawab Yuna, mendengar itu Wooyoung pun langsung bergegas membuatkan es Americano untuknya.
Setelah selesai membuat kopi. Wooyoung menghampiri meja Yuna kemudian menaruh gelas kopi yang dia bawa keatas meja.
"Silahkan."ucap Wooyoung.
Setelah mengantarkan minuman Wooyoung berniat pergi namun Yuna memegangi lengannya. Wooyoung terdiam Karena langkah nya tertahan kemudian dia berbalik menatap Yuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hero Class
Teen FictionWooyoung dan San adalah dua sejoli yang sangat ditakuti di lingkungan sekolah, dan siapa sangka setelah membantu Yunho justru mereka malah mendapatkan karma