16. Bokong ku sakit

74 9 0
                                    

Liburan sudah berakhir dan kini mereka kembali ke sekolah, sesampainya di depan gerbang Wooyoung mengerutkan dahi nya. Dia mencoba untuk berjalan seperti biasanya, namun rasa perih yang berasal dari bokong nya tidak bisa dia tahan.

San yang sedang berjalan di belakang Wooyoung. langsung terhenti, saat melihat gerak gerik kekasihnya yang terlihat aneh. San mendekatinya dan merangkul nya

"Ada apa?" Tanya San.

Wooyoung menoleh ke arah San sembari tersenyum kaku, rasanya Wooyoung ingin sekali berteriak di depan wajah San.

"Aniya.. gwaenchana" balas Wooyoung.

"ee..bokong kamu masih sakit?" Tanya San dengan berbisik agar orang-orang di sekita tidak mendengar percakapannya. Namun Wooyoung justru malah berteriak karena dia merasa malu

"ANIYAAA!!" Teriak nya. Semua orang yang ada disana langsung memerhatikan nya dengan penuh keheranan. Karena itu rasa malu Wooyoung semakin meninggi. Dia pun langsung berlari masuk kedalam gedung sekolah.

San masih terdiam di tempat, dia terkekeh saat melihat Wooyoung berlari dengan langkah yang terlihat kaku sembari memegangi bokongnya.

Wooyoung terus berlari hingga ke kelas, Namun Wooyoung tidak menyadari kalau Cara berlarinya yang terlihat aneh menjadi sorotan di sepanjang koridor.

Sesampainya di kelas Wooyoung langsung duduk di kursinya, namun dia menjerit kesakitan.

"Aarrgghhhsss...shiball, Choi San!"Wooyoung merasa sangat kesal, karena San yang sudah membuat nya seperti ini.

"Ada apa?" ucap nya yang tiba-tiba muncul. San langsung duduk di kursinya dengan santai.

Wooyoung menatap San dengan tajam, rahangnya pun mengeras karena menahan emosi.
"Lihat saja nanti ya!" Ucap Wooyoung.

Di sepanjang pelajaran Wooyoung merasa resah akibat bokongnya yang terasa sakit, dia tidak bisa duduk dengan nyaman. Choi San benar-benar kurang ajar!

Ringg!!

Bell istirahat berdering, semua siswa yang ada di kelas mulai berhamburan keluar untuk pergi ke kantin. Tetapi Wooyoung masih terus duduk di kursinya, dan mencoba untuk perlahan-lahan bangun. Wooyoung benar-benar terlihat seperti kakek² yang sudah bungkuk, punggung nya bungkuk dengan kedua kaki yang sedikit mengangkang.

"Lo kenapa?, kelihatannya kaya susah jalan gitu?" Tanya ketua kelas menghampiri Wooyoung untuk menanyakan keadaannya.

"Tidak apa-apa, hanya tidak sengaja tertancap botol" jawab San.

Mendengar ucapan San, jungwon benar-benar terkejut sembari merasa ngilu.

"Benarkah?. Yaa!, cepatlah pergi ke ruang kesehatan!" Ucap jungwon.

"Benar!, gw yang akan antar dia. Bye!" Balas San kemudian dia mengangkat tubuh Wooyoung dan membawanya ke ruang kesehatan.

Sesampainya di ruang kesehatan, dokter jaga langsung menanyakan keadaan mereka.

"Ada keluhan apa?" Tanya dokter jaga.

"Dokter punya obat untuk memar atau lecet?" Tanya San.

"Ouh, ambil saja salep yang ada di dalam lemari. Siapa yang jatuh?" Tanyanya.

"Wooyoung baru saja terjatuh dari kamar mandi" balas San.

"Baiklah, kalian diam-diam disini yaa. Saya ingin makan siang dulu" ucap dokter jaga dan kemudian pergi meninggalkan ruang kesehatan.

"kamu sekarang udah pintar berbohong yaa!" Kesal Wooyoung.

"Memang nya kamu mau kalau aku bilang yang sebenarnya?" Tanya San, namun Wooyoung hanya terdiam.

"Ini juga gara-gara kamu yaa!" Kesal Wooyoung.

"Aku tau, aku salah. Maaf yaa" ucap San sembari berjalan menghampiri pintu, kemudian mengunci nya.

"Biar aku oleskan salep yaa" lanjut nya, San membuka lemari dan mengambil sebuah salep.

"Gak mau!, ini bukan di rumah ya San. Jangan macem-macem!"

"Aku udah kunci pintu kok, tenang aja sayang" balas San sembari terus berjalan mendekati Wooyoung.

San terus berjalan maju mendekati Wooyoung, tatapannya di penuhi dengan nafsu seakan-akan dia siap menerkam Wooyoung kapan saja. Dengan itu Wooyoung hanya terdiam sembari berjalan mundur.

Wooyoung terus melangkah mundur hingga dia terjatuh ke atas ranjang, San tersenyum. Lengannya meraih kain gorden dan kemudian menutupnya dengan rapat.

San semakin mendekat, kedua kaki nya perlahan-lahan mulai menaiki ranjang. San mendekatkan wajahnya sembari mengelus tengkuk leher Wooyoung.

Perasaan Wooyoung mulai terasa kacau, detak jantung berdegup dengan sangat cepat karena terlalu gugup.

Wooyoung menelan Slavina nya dan mulai berbicara
"San!. K k k-amu yakin ingin melakukan nya disini?" Tanya Wooyoung dengan gugup.

San menyudutkan senyumannya, dan mulai mencium bibir Wooyoung. Mereka saling melahap bibir masing-masing, suara kecapan bibir terdengar di seisi ruangan yang semakin menambah gairah

Dengan diam-diam San membuka resleting celana Wooyoung dan perlahan-lahan menurunkannya, sehingga bagian bawah Wooyoung terekspos dengan sangat jelas.

Kegiatan mereka sudah semakin memanas namun tiba-tiba San melepaskan ciumannya.

"Sudah selesai!" Ucap San.

"Hah?"

"Aku sudah selesai mengoles salep di bokong mu" jawab San.

"Jadi tadi, kamu cuma pengen mengoles salep aja?" Tanya Wooyoung kemudian San menganggukkan kepalanya.

"Aisshh.."

"Kamu ingin melakukannya disini?, aku sih tidak keberatan" usil San.

"Mesum!"

"Hahaha, kemarilah. Biar ku bantu memakaikan celananya" ucap San.

San berlutut sembari memakaikan Kembali celana Wooyoung, setelah selesai San menangkup kedua pipi kekasihnya itu kemudian mengecup keningnya

"Maaf yaa, udah buat kamu kesulitan. Lain kali aku akan lebih lembut" ucap San.

"Okee" balas Wooyoung.

Mereka kembali ke kelas dan melanjutkan pelajaran, Wooyoung masih merasa tidak nyaman namun dia masih bisa menahannya.


*



*



*
Bersambung..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hero Class Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang