3. Tanding

204 20 0
                                    


San menunggu Wooyoung hingga cafe itu tutup kemudian mereka pergi menuju tempat San bertanding. Selama di perjalanan Wooyoung memeluk pinggang San dengan sangat erat dan San pun membalas dengan mengelus punggung lengan Wooyoung dengan sangat lembut.

Sesampainya disana Wooyoung langsung segera turun dari atas motor dan melepas helm yang ia kenakan kemudian memberikannya kepada San. Mereka menaruh motor tepat di samping gedung dan kemudian San menggandeng Wooyoung untuk masuk kedalam gang. gang itu adalah celah antara gedung kanan dan kiri, mereka terus memasuki gang itu hingga yang tadi nya terang dan ramai kini penerangan semakin minim dan sepi.

Kemudian lama kelamaan nampak sebuah gedung besar dengan pintu besi, pintu itu di jaga oleh dua laki-laki di depannya. Kedua laki-laki itu melihat San datang lalu menyapanya dan mensilahkan nya untuk masuk.

Laki-laki itu mengangkat alis nya lalu menyapa San
"San!" Sapanya. lalu San membalasnya dengan ikut mengangkat alisnya.

Mereka membukakan pintu itu agar San dan Wooyoung masuk. Saat mereka masuk suara bising pun mulai terdengar, banyak orang-orang yang saling meneriaki sebuah nama petanding. San terus menggenggam lengan Wooyoung dan menariknya menuju tempat yang dimana adalah tempat untuk para petanding bersiap-siap.

San mulai bersiap-siap dengan di bantu oleh Wooyoung, dan kemudian seorang laki-laki berbadan kekar masuk keruangan itu bersama dengan asistennya. Laki-laki itu nantinya adalah lawan San. Saat San melihat orang itu masuk dengan cepat dia langsung menarik tubuh Wooyoung untuk lebih dekat dengannya.

Wooyoung yang paham pun langsung berdiri di belakang punggung San, orang itu menyadari kalau San juga berada disana lalu dia menghampiri San dan mulai mengajaknya berbicara.

"Halo youngie.." sapanya sembari sedikit melongok untuk bisa melihat Wooyoung yang berada di belakang San kemudian dia melambaikan tangannya.

Mendengar sapanya yang terdengar manis itu membuat San jijik dan dia langsung memutar bola matanya malas, orang itu kemudian menatap San.

"Hari ini lawan Lo gw" ucapnya.

"Oya?, Oh. oke" jawab San dengan acuh kemudian kembali fokus pada dirinya yang sedang bersiap.

"Gimana kalo kita bertaruh?" Lanjutnya, mendengar itu San langsung menatapnya dengan kepala yang masih tertunduk.

San mengangkat kepalanya kemudian menghela nafas dengan kasar
"Gw gak tertarik" jawab San.

Mendengar San yang menolak ajakannya dia langsung mengeluarkan kunci mobil milik nya kemudian dia menunjukkan nya kepada San sebagai alat taruhan mereka.

"Kalau Lo menang mobil ini akan jadi milik Lo. Dan kalau gw menang youngie jadi milik gw" ucap nya sembari menunjuk kearah Wooyoung yang ada di balik tubuh San.

Mendengar itu San sedikit terkekeh lalu dia berdecik dan menatap nya dengan sangat tajam
"Ck. Di banding dengan Wooyoung. mobil Lo itu sama sekali gak ada harganya" jawab San.

"SeBerharga itu?. Yaelah cowo kaya dia juga banyak di pinggir jalan" ucap nya merendahkan harga diri Wooyoung.

"Apa maksud Lo?" kesal Wooyoung saat mendengar ucapannya.

Wooyoung hendak menghajarnya namun terdahului oleh San yang sudah geram dengan ucapannya, San meninju wajah nya berkali-kali hingga dia terpojok ke loker. Bahkan sudah terpojok pun San masih terus meninju wajahnya.

"YAA! SHIBAL!!. LO BANDINGIN WOOYOUNG SAMA JALANG JALANAN HUH?!" Teriak San dengan penuh amarah dan terus saja memukuli nya tanpa henti.

Wooyoung dan asisten orang itu berusaha untuk memisahkan mereka. Wooyoung berusaha menarik tubuh San namun pada saat marah tenaga San lebih besar dan membuat Wooyoung kelelahan untuk menariknya.

Hero Class Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang