"Baiklah aku tidak akan menyakiti Tunisha,, tetapi aku ada tugas untukmu,, sekarang aku minta untuk kau bisa menyakiti pangeran kecil Magadha,, Vitthashoka,, aku tidak tau bagaimana caranya,, tetapi aku ingin kau melukainya,, bahkan jika bisa kau harus membunuhnya itu akan lebih baik ..."ucap Siamak tertawa kecil
Terkejut "Apa, mem,bunuhnya,, tidak Siamak, tidak,, aku tidak bisa melakukan hal seperti itu,, pangeran Vitthashoka masih kecil dan dia sangat baik ..."ucap Ahankara
Menatap kesal Ahankara "Baiklah, ada dua pilihan untukmu dan kau bisa memilih nya,, membunuh Vitthashoka atau Sushima ..."ucap Siamak
"Tidak,, aku tidak akan melakukan nya,, aku tidak akan membunuh keduanya,, aku tidak akan mengotori tanganku dengan perbuatan seperti itu Siamak,, aku tidak bisa ..."ucap Ahankara
Siamak semakin marah setelah mendapat jawaban dari Ahankara, ia berjalan mendekati Ahankara, hingga membuat putri kerajaan itu ketakutan dan berjalan terus mundur untuk menghindari Siamak hingga ia tersudut didalam ruangan kamarnya.
"Jadi kau tidak ingin melakukan nya,, jadi kau akan memilih jika kakak mu yang tiada ..."ucap Siamak
"Tidak Siamak,, bagaimana kau bisa melukai kakak ku yang sangat mencintai mu Siamak,, kakak Tunisha adalah istri mu, dia sudah mempertaruhkan segalanya hanya untuk mu,, kau jangan menyakitinya ..."ucap Ahankara
"Jika aku menginginkan nya,, kau bisa apa putri Ahankara,, atau,, kau saja yang aku bunuh ..."ucap Siamak tersenyum kejam
Ahankara belum sempat untuk menjawab perkataan Siamak, tiba tiba saja laki laki itu mendorong tubuh Ahankara dengan keras hingga Ahankara terlempar keluar melewati pagar balkon ruangan kamar nya yang berada dilantai tiga istana Magadha.
"Ahhhhhhhhh ... teriak Ahankara
Ahankara dengan cepat memegang dinding pagar balkon dengan posisi tubuhnya yang sudah menggantung diluar istana. Siamak tersenyum bahagia, lalu ia pergi dengan cepat dari ruangan kamar Ahankara tanpa membantu tuan putrinya yang saat ini dalam ancaman bahaya terjatuh dari ketinggian.
"Tolong ,, tolong ..."teriak Ahankara
Ahankara hanya bisa menangis dengan berusaha sekuat tenaga menahan kekuatan kedua tangan nya, dihalaman bawa istana, prajurit prajurit istana yang mendengar teriakan Ahankara berusaha mencari sumber suaranya dan semuanya sangat terkejut saat melihat Ahankara yang sudah menggantung diluar balkon istana.
Ahankara sudah merasa tidak kuat menahan beban tubuhnya, ia sudah berusaha untuk menahan dirinya, tetapi kekuatanya mulai melemah, tetapi sebelum jari jari nya terlepas dari pegangan dinding pagar balkon, tiba tiba saja ada dua tangan yang memegang kedua tangan Ahankara dan berusaha untuk menariknya masuk kembali kedalam ruangan kamarnya.
☆
☆
☆Malam ini Sushima tengah berada diruangan kamarnya dan ia akan segera bersiap untuk tidur, tetapi tiba tiba saja ia mendengar jika ada beberapa prajurit yang berlari melewati lorong didepan ruangan kamarnya, disaat itu Sushima bertanya kepada pelayan dan ia mengetahui jika Ahankara kini dalam bahaya, gadis itu akan terjatuh dari balkon ruangan kamar.
Sushima dengan cepat berlari menuju ruangan kamar Ahankara dan dengan sigap Sushima memegang kedua tangan nya. Sushima berusaha dengan sekuat tenaga untuk menarik tubuh Ahankara, dan tidak membutuhkan waktu lama Sushima akhirnya berhasil mengangkat Ahankara kembali masuk kedalam ruangan kamarnya.
Ahankara yang sangat syok dan ketakutan, langsung saja memeluk Sushima dengan kuat, menangis didalam pelukan Sushima dengan badan yang bergetar. Sushima merasa cemas saat melihat Ahankara seperti itu, lalu Sushima membalas pelukan Ahankara berharap gadis itu akan merasa lebih tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASHOKA - BindusaraDharma
Historical FictionIni kisah lanjutan dari cerita Bindusara Dharma - ChandraNandini ... Jadi kalau belum baca, silakan baca dulu ya judul yang di atas itu biar nyambung sama cerita ini. Untuk kisah nya tentu melenceng Jauhhhhhh ya gusy dari sejarah dan series yang mu...