"Lagi lagi dia pergi dari kamarnya tanpa membangunkan ku terlebih dahulu ..."gumam Bindusara
Bindusara turun dari ranjang nya dan ingin segera bersiap, tetapi tiba tiba ia melihat seseorang yang sedang ia cari tengah berjalan kearah nya dengan piring doa ditangan nya.
"Kau sudah bangun Yang mulia ..."tanya Dharma
"Ya dan aku harus bangun sendiri,, kenapa kau tidak membangunkan ku Dharma ..."tanya Bindusara
"Aku sedang sibuk saat ini,, jadi aku lupa untuk membangunkan mu ..."ucap Dharma memutarkan piring doa dihadapan Bindusara
Memegang tangan Dharma "Apa yang membuatmu sibuk hingga melupakan diriku, Dharma ..."tanya Bindusara
"Makanlah,, (menyuapi manisan),, hari ini adalah hari kelahiran Ashoka,, aku sedang melakukan puja dikuil untuk nya,, meski saat ini putra ku jauh dariku,, tetapi aku ingin berkat ku selalu bersama dengan nya dimana saja dia berada ..."jawab Dharma
Bindusara hanya tersenyum kecil lalu ia memegang pipi Dharma dengan lembut, ia mengerti perasaan Dharma, tetapi Bindusara juga tidak bisa berbuat apa apa, ia tidak akan mungkin mengingkari keputusan yang sudah ia buat untuk Ashoka.
"Jadi apa kau sibuk seorang diri,, kenapa kau tidak menyuruh pelayan untuk mempersiapkan puja nya ..."tanya Bindusara
"Tidak Bindusara,, ini tradisi, setiap perayaan hari kelahiran putra putra ku,, aku yang akan selalu membuat manisan dan melakukan puja tanpa bantuan pelayan,, aku ingin putra putra ku mendapatkan keberkahan yang melimpah dari ku ...."jawab Dharma
"Iya aku tau jika kau setiap tahun nya akan selalu sibuk dengan perayaan hari kelahiran putra putra mu,, tetapi di hari kelahiran ku, kau tidak melakukan apa apa untuk ku ..."ucap Bindusara memeluk pinggang Dharma
Terkekeh "Kau ini sudah tua Bindusara,, kau tidak perluh merayakan hari kelahiran seperti putra putra mu,, dan coba kau sebutkan apa saja yang aku lupakan dari mu,, yang aku tau,, aku selalu melakukan semuanya untuk mu ..."ucap Dharma
"Ada ..."ucap Bindusara tersenyum
"Kau jangan mencari alasan Bindusara,, tidak ada yang aku lupakan untuk mu,, sudahlah,, lepaskan aku,, aku harus menemui putra bungsu mu ..."ucap Dharma
Mengeratkan pelukan nya "Kau tidak bisa pergi Dharma,, jangan jadikan putra ku sebuah alasan untuk kau bisa pergi dariku,, kau tidak akan bisa pergi dariku dengan mudah ..."ucap Bindusara
"Benarkah ..."ucap Dharma mendekatkan wajahnya ke wajah Bindusara
Bindusara tersenyum melihat perlakuan Dharma, lalu ia juga mendekatkan wajahnya kewajah Dharma hingga kedua hidung mereka menempel satu sama lain. Sedetik kemudian Dharma mendorong dada Bindusara dan tertawa kecil untuk sedikit menjauh dari nya.
"Pekerjaan ku masih banyak Bindusara,, kau jangan membuat pekerjaan istrimu menjadi kacau,, aku ..."ucap Dharma terpotong
"Dan aku tetap tidak akan melepaskan mu ..."ucap Bindusara lalu menggelitik pinggang Dharma
"Bindusara,, hahaha,, hahaha ..."tawa Dharma
Dharma merasa geli akan perlakuan Bindusara, canda dan tawa keduanya menghiasi ruangan kamar dipagi hari itu, Bindusara tidak henti hentinya menggelitik pinggang Dharma untuk bisa melihat tawa lepas istri tercintanya yang sudah lama tidak Bindusara lihat sejak kepergian Ashoka.
"Bindusara,, uhuk,, uhuk,, sudah Bindu,, hahaha,, hentikan,, uhuk, uhuk ..."ucap Dharma terbatuk karena banyak tertawa
"Jadi apa kau masih ingin pergi dari ku Dharma,, atau aku akan kembali menggeliti mu jika kau tidak mendengarkan ucapan ku ..."ucap Bindusara menatap Dharma dengan bahagia
KAMU SEDANG MEMBACA
ASHOKA - BindusaraDharma
Ficción históricaIni kisah lanjutan dari cerita Bindusara Dharma - ChandraNandini ... Jadi kalau belum baca, silakan baca dulu ya judul yang di atas itu biar nyambung sama cerita ini. Untuk kisah nya tentu melenceng Jauhhhhhh ya gusy dari sejarah dan series yang mu...