Found Love - Tiga Puluh Dua

305 43 4
                                    

Multimedia: Samantha Elena Andromeda

*-----*

Sam bisa melihat Mon kekenyangan ketika gadis itu tak lagi begitu bernafsu untuk mengunyah makanannya yang masih tersisa banyak.

Gadis cantik bergigi kelinci itu kemudian memutuskan untuk mengambil seluruh isi piring milik Mon dan menyerahkan camilan manis sebagai penutup makan malam.

"Princess kenyang sekali ya?" ujar Sam ketika ia menyerahkan permen kapas.

Mon sedikit terkekeh sebelum kemuian mengangguk "Ngantuk" ujar bocah itu.

"Masih jam sembilan malam. Tapi ini memang jadwalnya Princess buat tidur sih" timpal Sam.

"Kalau begitu, pulang denganku saja. Kebetulan aku juga memiliki pekerjaan yang harus dilakukan" ujar Engfa.

Sam memiringkan kepala pada Engfa dan gadis itu menyunggingkan senyum seolah berkata 'Aku memberikan kesempatan untukmu berdua dengan Charlote'

"Only if you wanted to" ujar Sam pada Mon yang mengangguk sambi menggisik kelopak matanya yang tertutup dan menguap di satu waktu yang sama.

Sam mendekat pada kekasihnya dan mencium pipi milik Mon dengan lembut "Aku berjanji tak akan berbuat apa-apa dengan Charlote. Terimakasih waktunya" ujar gadis itu berbisik pada Mon yang mengaitkan lengan di bahunya.

"Nanti Dad cerita ke aku yaa" dan Sam mengangguk ketika mereka melepaskan pelukan satu sama lain.

"Good night sayang" ujar Sam seraya mengecup bibir Mon sesaat.

"By Dad" ia melambai ketika mulai melangkah bersama dengan Engfa yang mengangguk padanya seolah memberikan izin untuk berbicara baik-baik dengan Charlote yang memang tampak membutuhkannya.

Sam teruduk tegap ketika ia sudah tak lagi melihat punggung Mon serta Engfa yang sudah dibawa oleh delman ke tempat penginapan yang tak jauh dari sini.

Gadis cantik bergigi kelinci itu kemudian melirik pada Charlote yang tengah memainkan jemari panjangnya seolah gugup "Kenapa?" ujar Sam dengan nada pelan.

"Maaf sudah mengatakan itu" ujar Charlote seraya meremas tangannya sendiri. "Tapi aku benar-benar tak bermaksud saat mengatakannya"

"Tak apa. Tapi tolong buat aku mengingat segala yang pernah kami perbuat di masa lalu supaya aku bisa membuat batasan-batasan tertentu ketika sedang dengan kamu"

Sam bisa melihat ada sorot sedih dari mata berwarna cokelat milik Charlote. Tapi, gadis cantik bertubuh jangkung itu kemudian menyerahkan senyum "Semuanya memang terasa lebih sulit ketika tanpa kamu, Sam. Papa mulai menekan hubunganku yang tak pernah serius dengan Engfa dan belakangan ini aku sering menyayangkan tentang perpisahan kami setelah hubungan kami terikat sebuah pertunangan"

Sam menarik napas panjang "Char, aku sungguh tak tahu apa-apa soal itu. Aku bahkan tak mengingat kamu saat pertama kali kami bertemu. Dan saat itu, hatiku sudah dimiliki oleh Mon dan itu tak akan pernah berubah sampai kapanpun" meski bibir Sam terdengar pedas, gadis itu tetap mendekat pada Charlote seraya menyarahkan tisu untuk mengusap air mata yang tampak mulai menggenang di kelopak si cantik bertubuh jangkung.

Charlote mengangguk seraya menarik napas panjang guna mengontrol irama deru napasnya yang mulai tersenggal tangis "Aku tahu" jawab Charlote "Aku juga mencintai Engfa. Sungguh. Tapi, kenapa rasanya berat ketika kami tak bersama?" ia mulai terisak sekarang dan Sam mengulurkan tangan ketika mengusap punggung Charlote yang bergetar karena tangis.

"Kamu tahu? Hubunganku dengan Mon juga sulit. Tak ada yang mudah di dunia ini. Tapi, entah bagaimana caranya, Mon membuatku ingin berjuang" Sam menarik napas lembut ketika Charlote masih terisak-isak.

"Kalau Engfa memang mau berjuang, kurasa dia akan melakukannya. Tapi, ada satu dan lain kemungkinan kenapa Engfa belum bersedia mengikatmu dalam sebuah ikatan serius dan gadis itu berkata bahwa salah satu alasannya adalah karena kamu masih sering melibatkan aku dalam hubungan kalian. Kurasa, sekarang saatnya kamu benar-benar merelakanku dan mulai benar-benar menerima Engfa dalam kehidupanmu"



*-FOUND LOVE By Riska Pramita Tobing-*



Saat Sam memasuki kamar, gadis cantik bergigi kelinci itu bisa melihat Mon tengah berjalan bolak-balik di depan kasur.

Gadis cantik bertubuh mungil itu sudah mengenakan piyama dan sandal hotel. Tapi wajah cemasnya menandakan bahwa ia begitu jauh dari kata mengantuk.

"Hay sayang" ujar Sam dengan nada perlahan sebelum menutup pintu di belakang punggungnya dengan pelahan.

Mon mendekat dengan cepat "Bagaimana?" ujar gadis itu cepat-cepat menodong.

Sam terkekeh sekejap "Charlote sedang stres karena tekanan Papanya belakangan ini" gadis itu memulai ketika ia merentangkan tangan meminta pelukan yang anehnya tak dijawab oleh Mon.

"Terus?"

"Karena Papa Charlote meminta hubungan serius di antara Engfa dan Charlote dan Engfa belum juga memberikan kejelasan terhadap hubungan keduanya, Charlote mulai menyayangkan hubungan kami yang terpisah meski setelah pertunangan"

Mon membelalakkan mata "Jadi.. Dad.."

"Iya. Dad pernah melamar Charlote sebelum melamar kamu, Princess" aku Sam memotong perkataan Mon yang bahkan belum hatam.

Dengan tidak percaya, Mon menutup bibirnya sendiri dan mulai termenung "Jadi... Aku bukan satu-satunya?"

Sam mengerutkan kening cepat "Apa maksudnya itu?"

"Kamu.. pernah melamar orang lain selain aku"

"Kita sudah berpisah Mon. Hubunganku dengan Charlote benar-benar berakhir tepat saat aku pindah ke luar kota dan kemudian kecelakaan"

Mon memejamkan mata seraya menutupnya menggunakan tangan "Kalau saja kamu tak kecelakaan, kamu mungkin akan kembali pada Charlote. Dan bukan padaku"

"Princess? That's enough" Sam mengacungkan jari telunjuk sebagai peringatan "Itu semua sudah berlalu. Aku hanya memilikimu sekarang"

Dengan kasar, Mon menghentakkan napasnya lantas kemudian melirik pada Sam dan menatap iris mata milik gadis itu yang memancarkan kesungguhan.

"Kamu tahu? Charlote adalah gadis yang pantas untuk diperjuangkan"

Dengan kesal, Sam menarik Mon untuk berdiri di antara kedua kakinya "Dengarkan aku!" ia mulai menggeram di kerongkongan ketika mencengkram lengan-lengan Mon dengan cukup keras.

"Jangan membuat aku berpaling setelah selama ini aku memperjuangkan kamu. Jangan pernah membuat aku meragukan perasaanku sendiri terhadap kamu. Jangan pernah merasa tak pantas untuk aku perjuangkan. Jangan pernah.." Sam kehilangan napasnya ketika ia tiba-tiba tersedak oleh tangis. Gadis itu hancur ketika perasaannya di injak-injak oleh Mon karena kekasihnya itu tak mempercayai itikadnya untuk terus bersama dengan dirinya.

Mon begitu melukai hatinya. Sangat-amat dalam dengan tingkahnya barusan.

Keraguan dalam sebuah hubungan adalah hal yang sangat tidak disukai oleh Sam.

Karena dari rasa ragu, semua hal negatif akan mulai bermunculan.

Sam memukul-mukul dadanya yang terasa sakit ketika ia bersimpuh di hadapan kaki milik Mon. Gadis cantik bergigi kelinci itu kemudinan memeluk Mon dari bawah "Kumohon. Jangan meragu" suara Sam sedikit bergetar ketika ia mengucapkan itu.

"Aku sudah sangat yakin denganmu"

Sam masih bersimpuh ketika Mon menarik tengan gadis itu dan membawanya ke dalam dekapan "Okay.." gadis cantik bertubuh mungil itu kini mulai mengusap air yang menggenang di pipi milik kekasihnya.

"Janji untuk terus berjuang ya? Jalan ke pernikahan masih panjang soalnya"

Sam tersenyum saat ia melihat gadis cantik bertubuh mungil itu mulai bertingkah manja seperti biasanya "Aku berjanji"

*-----*

Riska Pramita Tobing.

FOUND LOVE (FREENBECKY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang