Found Love - Dua Puluh Lima

310 43 5
                                    

Multimedia: Samantha Elena Andromeda.

*-----*

Dalam diam, Sam memeluk Mon yang tengah menangis ketika melihat umpakan api di kejauhan.

Sudah berlangsung selama satu setengah jam lamanya kebakaran berlangsung. Tiga buah mobil pemadam kebakaran dengan masing-masing enam orang pemadam sudah diluncurkan tapi api masih saja begitu besar di kejauhan.

Tak jauh dari Sam, ia bisa melihat Richie yang tampak penuh dengan peluh meski malam sudah semakin larut.

Di sisi lain, Engfa serta Charlote juga menyaksikan jatuhnya usaha Sam hanya karena satu kali kecelakaan.

Sam tak banyak bereaksi. Gadis cantik bergigi kelinci itu langsung membangunkan semua orang ketika mendapat telepon pemberitahuan dari Richie dan semuanya bersedia ikut untuk mensuport dirinya.

Sam berdiri tegap, menatap pada hancurnya bisnisnya di kejauhan. Punggung gadis itu tetap lurus meski kelopak matanya digenangi oleh sedikit air.

"Tak apa?" Sam melirik pada Mon yang masih betah berada di dalam dekapannya. Sam menarik bibirnya membentuk sebuah senyuman kecil "Sudah harus siap dengan resikonya kan?"

Mon tahu kalau Sam tengah terluka dan putus asa sekarang. Meski gadis cantik yang memiliki gigi kelinci itu tampak tegar dan tak sedikitpun meneteskan air mata, Mon bisa membaca isi hatinya yang tengah keruh.

Meski Mon tak pernah mengalami kejadian serupa, Mon tahu betul rasanya kehilangan harapan. Arga pernah di posisi yang sama dan Mon bahkan bisa melihat lelaki sekuat Arga menangis di pelukan Ibundanya.

Melihat Sam bahkan tak gentar sedikitpun ketika mimpinya hangus terbakar, Mon tahu kalau itu pasti menyakitkan dan Mon ingin berkata tak apa jika dirinya memang ingin menangis seperti Arga kala itu. Lagipun, ia tetap manusia kan?

"Dad tahu? Dad hebat" ujar Mon sambil terus-terusan mengusap punggung Sam yang tegap.

Iris mata yang memantulkan bara di kejauhan itu menatap padanya "Thanks Princess" ia menunduk sedikit untuk memberikan kecupan "Sepertinya kita tak jadi menikah tahun ini" lanjut Sam yang langsung membuat Mon terkekeh.

"Dad ini. Aku kan belum lulus kuliah. Udah mau dipinang aja. Nanti aku jadi mama muda dong?"

Sam terkekeh, sebuah kekehan yang terdengar sangat pahit dan menyakitkan di telinga Mon. "Tapi kan Dad tahun ini wisuda harusnya"

Mon mencebik sebal "Dad bahkan nggak lulus uji coba judul skripsi, wle" gadis cantik bertubuh kecil itu memeletkan lidah berusaha sebaik mungkin untuk menjaga Sam agar tetap tersadar dan menapak di atas tanah. Agar gadis itu tetap bermimpi dan berusaha sekuat saat pertama kali ia menjarah dunia perbisnisan bersama Richie dan Arga.

"Dad tahu? Dad itu hebaaatt banget"

"Iya?" ujar Sam dengan nada yang terdengar sedih.

Saat Mon melirik ke atas, gadis cantik bertubuh mungil itu akhirnya melihat ada tetesan air mata yang meluncur dari pipi si gadis cantik bergigi kelinci.

Sam tak mengisak, napasnya masih teratur dan degup jantungnya tak bertambah cepat. Tapi ada air putih yang mulai menganak sungai di pipinya yang tampak sedikit kehilangan isi "Aku pikir aku sudah bisa menjadikan kamu istriku tahun ini, nyatanya masih butuh waktu yang lama untuk berdiri di atas altar yang sama dengan kamu" tangan Sam bergerak mengusap pipi milik Mon sebelum kemudian menyatukan kening mereka berdua sembari terpejam "Terimakasih sudah mau menunggu, Monica. Aku akan berjuang lebih keras lagi daripada sekarang"

*-FOUND LOVE By Riska Pramita Tobing-*


Di antara cahaya remang-remang yang terpandang cantik di mata, Sam bisa melihat Arga melipat tangannya di dada tepat beberapa meter di hadapannya.

Sudah sekitar dua minggu mereka tak bertemu, setelah kejadian kebakaran hari itu, Sam lebih memilih untuk fokus terhadap pembangkitan bisnisnya yang hancur.

Gadis itu tak berani berkunjung ke kediaman Arga karena merasa tak lagi layak untuk berada di sana. Dan sekarang ia harus dipertemukan semesta dengan cara seperti ini.

Cara tak tertebak namun tetap klise seperti cerita-cerita novel yang sering ia baca.

Lelaki yang tak pernah tidak terlihat rapi itu kini berdiri dengan senyum kebapakan tercetak di bibirnya yang tipis.

Arga tampak tampan dalam balutan kemeja berwarna biru muda yang lengannya sudah dilipat rapi sebatas sikut. Ia mengenakan setelan celana putih yang kemudian dipadukan dengan sepatu yang senada warnanya dengan pakaian yang ia kenakan.

Lelaki itu mengangkat alis ketika melihat Sam tak kunjung mendekat apalagi duduk bersebelahan dengan Mon yang tengah menunggu dirinya.

Sam masih enggan untuk masuk ke lingkungan kaya raya milik keluarga Wijaya setelah ia gagal kemarin dan gadis cantik bergigi kelinci itu lebih memilih untuk melengos begitu saja dari hadapan mereka.

Sam bisa melihat Richie berdiri dan menyusulnya dari ujung mata, tapi ia tetap melangkah menjauh dari mereka, menuju ujung restoran yang lain guna mencari tempat sepi untuk berpikir.

Saat ia melihat balkon restoran tak ditempati oleh siapapun, Sam terduduk di sana lantas menikmati angin yang membelai dari kejauhan.

Suara riuhnya kendaraan di kejauhan sedikit menutupi semua isi pikirannya. Namun itu tak begitu lama karena ia kemudian mendengar suara derap langkah tenang yang bahkan tak harus ditebak milik siapa.

"Sam?"

Gadis cantik bergigi kelinci itu melirik pada pemuda yang tampak sedikit terengah karena mengejar langkahnya. Lelaki itu tampak mengerutkan kening dan kesal ketika akhirnya ia berhasil ke hadapan si cantik bergigi kelinci.

"Ada apa?" ujar Sam dengan nada tenang pada Richie yang mengaitkan alis sebagai jawaban.

"Ada apa?" ulang lelaki itu dengan nada sedikit murka "Itu harusnya pertanyaanku, bukan kamu"

Sam menyunggingkan senyum "Kamu yang memanggil, kan?" ia masih berusaha bertingkah angkuh di hadapan Richie yang melipat tangan di dada sebagai balasan menantang.

Richie mengangkat dagu "Apa Mon masih pantas bersama dengan orang yang bahkan tak mampu mengendalikan dirinya sendiri dari rasa malu?" lelaki itu memulai "Kupikir Mon memiliki selera yang tinggi. Ternyata.." ia mendengus "Kamu kalah karena menjauh"

Sam menyunggingkan senyum "Selama aku belum setara, maka aku belum layak. Dengan alasan itu aku menjauh untuk sementara" gadis itu menunduk di akhir kata, memutuskan kontak mata yang terjadi di antara dirinya dengan Richie.

Richie tergelak sedikit "Kamu pikir kamu tak layak untuk Mon karena kamu bangkrut? Jiwa bisnis bukan hanya sebatas uang, Samantha. Kamu harusnya sudah paham"

"Tapi bergabung di sana seolah tak terjadi apa-apa lantas menyesap anggur merah bukan jawaban, Richard!"

Richie tersentak saat ia melihat Sam tiba-tiba meloncat dari atas kursi dan berdiri di hadapannya. Gadis itu tampak berantakan. Ada kantung berlipat-lipat di bawah matanya dan ia terlihat jauh lebih kurus dari saat terakhir kali mereka bertemu dua minggu lalu.

Richie mengulurkan tangan lantas mengusap anak rambut yang jatuh hingga itu menghalangi kelopak mata milik Sam yang tampak membengkak "Apa yang terjadi?" ujar lelaki itu, dengan nada khawatir yang tepat.

Tangan Sam bergerak menepis jemari Richie yang membingkai pipinya "Tak ada. Tak usah khawatir. Aku baik-baik saja"

Richie menggigit bibirnya gemas, merasa terlalu kesal karena ia paham kalau Sam tak ingin mengaku kalah dari egonya. Dengan perasaan gemas, ia kemudian mengambil ponsel dan menempelkannya di telinga setelah benda canggih itu terhubung terhadap seseorang yang pastinya bisa meluluhkan hati Sam yang tengah sekeras batu "Ke balkon. Daddymu ingin bertemu"

*-----*
Riska Pramita Tobing.

Hayoo mau diapain tuhhh

FOUND LOVE (FREENBECKY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang