Found Love - Dua Puluh Enam

330 41 4
                                    

Multimedia: Sammon :)

*-----*

Sam melipat tangannya di dada saat ia ditatap dalam-dalam oleh kekasihnya. Gadis itu tampak manis dan cantik seperti biasanya. Meski kini penampilannya sedikit nyentrik karena ia tiba-tiba memotong rambut dan mewarnainya dengan pirang.

Mon juga mengenakan setelan yang cukup terbuka daripada biasanya. Ia mengenakan kaus crop top tanpa lengan berwarna putih serta rok berwarna biru muda yang menggantung di atas lututnya.

Ada anting berukuran sedang menggantung di kedua telinganya, tak lupa ada juga kalung dengan inisial S di lehernya.

Gadis itu mengenakan sepoles makeup. Tapi, ia terlihat mencolok karena lipstik yang dikenakan olehnya begitu merah dan menyala.

Sam tak begitu menyukainya. Kulit putih Mon terlihat pucat jika saja riasan lipstiknya terlalu merah.

Dan lagi, gadis itu terlihat seperti wanita penggoda dan itu berhasil membuat isi perut Sam terasa melilit ketika tak sengaja melirik ke arah bibir milik kekasihnya yang dua minggu ini tak ia cium.

Mon terduduk tenang sambil menumpuk kaki di antara satu sama lain dan itu membuat paha putih mulusnya terlihat jelas oleh Sam.

Dengan sebal, Sam menjulurkan lidah di dalam pipi sebelum kemudian ia melepas hoodie yang dikenakan olehnya dan berdiri.

"Di luar dingin" ujar Sam seraya menutup paha gadis itu mengenakan hoodienya.

Sam kembali terduduk ketika ia melihat Mon tak melawan saat ia menutup paha gadis itu dengan baik hingga kaki jenjangnya tidak terlihat lagi "Kenapa pula kamu keluar malam-malam dengan pakaian seperti itu?" lanjut Sam setelah ia kembali menempelkan bokongnya di tempat ia duduk tadi.

Mon mengangkat bahu sebentar "Tak ada yang melarang" ia kemudian menyenderkan punggungnya di kursi lantas mengibaskan rambutnya yang hanya sebatas bahu.

"Apa yang terjadi?" ujar Mon dengan tenang. Iris matanya yang berwarna cokelat gelap menatap begitu dalam terhadap Sam yang bahkan tak ingin balas menatapnya.

"Tak ada. Mari masuk ke dalam supaya kamu tak kedinginan" timpal Sam dengan nada yang sama tenangnya pada Mon.

Mon bergerak lembut ketika ia menarik rambutnya dan mengikat itu secara asal. "Aku tak kedinginan" jawab gadis itu seraya mencondongkan tubuhnya lantas menyandarkan sikutnya ke atas meja yang di atasnya hanya ada lilin tak menyala.

"Ada apa?" ulang Mon dengan pandangan lebih serius kepada Sam yang mendecak frustasi terhadap kekasihnya.

Gadis cantik bergigi kelinci itu kemudian berdiri lantas menarik Mon ke dalam dekapan "Warna kulit kamu berubah cepat kalau kedinginan" ia mengusap punggung Mon "Kita ke dalam. Nanti kita bicara" ujar Sam setelah memberi kecupan pada bahu si cantik yang tak tertutup.

Sam sempat marasakan sedikit pemberontakan dari si cantik bertubuh mungil sebelum kemudian ia menyerah dan memeluk Sam dengan sangat erat ketika gadis itu mengangkat tubuhnya dengan mudah ke dalam dekapan.

Seperti biasa, Mon menemplok bagaikan sekor koala pada ibunya dan Sam mengangkatnya ke dalam restoran seolah ia memang sudah terbiasa dengan beban tubuh kekasihnya.

Saat Sam melepas bokong Mon, gadis itu terduduk di atas sofa yang memiliki selimut sebelum kemudian membungkus seluruh tubuhnya yang terasa dingin.

"Pakai saja hoodienya" ujar Sam pada Mon yang tak banyak bicara dan hanya menurut.

"Ingin minum sesuatu?" ujar Sam pada Mon yang mengangguk "Cokelat panas atau susu vanila?" lanjut Sam

"Cokelat panas tapi aku yang bayar" jawab si cantik bertubuh mungil sambil menaruh ponselnya di depan meja.

"Oke" Sam berdiri lantas kemudian menuju meja pantry lantas menyebutkan pesanan mereka sebelum kemudian mengeluarkan isi dompetnya dan membayar itu.

Sam kembali dengan dua gelas cokelat panas dan menyerahkan salah satunya pada Mon. "Loh? Kok dibawa sama kamu?"

Sam menunjukkan selembar kertas struk pembayaran pada Mon "Sudah kubayar" ia kemudian meniup asap tipis dari gelas milik Mon dan terduduk di samping si cantik bertubuh mungil. "Jangan melirik. Tapi ada orang yang sedang memperhatikan kamu di kejauhan" Sam berbisik sambil menempelkan bibirnya di daun telinga milik Mon dengan sengaja sehingga gadis cantik itu menjengat karena terkejut.

Mon menarik napas panjang "Siapa?" ia hampir melirik tapi Sam menahan pipinya dan kemudian menyatukan bibir mereka dengan tenang.

Mon tak banyak beraksi, ia menerima ciuman Sam tapi gadis cantik bertubuh mungil itu juga tak merespon pada hisapan di bibirnya.

Saat Sam menjauh, gadis cantik itu memiliki noda lipstik di bibirnya dan itu hampir membuat Mon terkekeh jika saja ia tak ingat bahwa dirinya tengah merajuk.

Sam menyunggingkan senyum ketika ia melihat lipstik berwarna merah menyala yang menghiasi wajah Mon tampak berantakan.

"Ada alasan kenapa aku menciummu seperti ini" Sam berucap dengan nada pelan dan dalam "Lelaki di ujung ruangan sana sedari tadi memperhatikan kamu, dan kamu terlihat seksi dengan bibir merah seperti itu" tangan Sam bergerak cepat ketika ia mengambil tisu dari tengah-tengah meja lantas menahan pipi tembam milik Mon agar gadis itu tak bergerak ketika ia mengusap lipstik dari bibirnya.

"Sebenarnya tak ada apa-apa. Tak terjadi apa-apa dan aku tak memiliki alasan lain selain merasa tak cocok untuk bertemu dengan kamu karena tak bisa berjuang lebih keras dari kemarin" Sam mulai menjelaskan ketika tangannya tak berhenti bergerak guna mengusap lembut bibir si cantik bertubuh mungil di hadapannya.

"Aku malu, Mon. Aku sudah berjanji pada Papa kamu untuk memperjuangkan kamu sekeras mungkin. Tapi, saat mendapati bisnisku raib hanya dalam satu malam membuat aku hancur dan putus asa" Mon bisa melihat tangan Sam sedikit bergetar ketika ia mendiamkan itu di depan dagunya dan ada genangan air mata di kelopak milik Sam yang tampak berkantung-kantung dan hitam.

"Dan aku rasa, seorang pecundang sepertiku tak layak untuk bersama dengan gadis seperti kamu"

Mon mengerjap saat ia melihat Sam menarik jarak. Ada sesuatu yang menjanggal dari kalimat Sam barusan.

Satu kalimat terakhir yang bahkan diucapkan dengan bibir gemetar oleh Sam membuat Mon berpikir keras, gadis itu merasa dirinya tak cocok dengan Mon hanya karena kehilangan harta dan itu adalah sebuah kesalahan fatal.

Saat Mon hendak menjawab, ia melihat Sam menangis dalam diam. Gadis itu akhirnya membungkukkan badan lantas merintih di depan Mon sehingga membuat si cantik bertubuh mungil bergerak guna membungkus tubuh besar milik Sam yang tiba-tiba tampak ringkih.

"Its okay" tangan Mon bergerak dengan begitu hati-hati ketika ia memeluk dan menepuk punggung Sam yang bergetar karena tangis.

"Kamu tahu? Aku selalu ada di sini untuk kamu. Jangan pernah berpikir kalau kamu tak berusaha keras untuk mendapatkan aku. Karena baik Papa, Mama, Richie dan aku melihat sebagaimana kerasnya kamu untuk membahagiakan aku sesuai keinginan mereka dan aku" Mon membingkai pipi milik Sam yang kehilangan isi lantas mengusap air yang menganak sungai di sana.

"Kamu selalu cocok untukku. Dalam keadaan apapun, Samantha. Dan aku tak akan merubahnya dengan alasan apapun" Mon menatap lekat-lekat pada Sam yang masih menunggu ucapan gadis itu selesai "Aku mencintai kamu"

Dan Sam menangis sekarang.

*-----*
Riska Pramita Tobing

Stay stong Daddy.
Im sure you can do it :)

Susu na kha!

Im rooting for you

\(>•<)/

FOUND LOVE (FREENBECKY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang