Found Love - Empat Puluh Tiga

380 37 11
                                    

Multimedia: Prewedding ni yeee kiw kiw

*-----*

Sam tak percaya. Kenapa pula ia harus mewarnai rambutnya dengan pirang hanya untuk sesi foto prewedding?

Untung saja teknologi sekarang sudah maju sehingga ia tak harus mengenakan pewarna permanen dan merusak surai hitamnya yang indah.

Sam bisa melihat Mon tampak cantik dalam balutan gaun ringan serta kain tipis di atas rambut pendeknya yang dibuat bergelombang.

Tak bisa dipungkiri, melihat kekasihnya dalam balutan gaun pengantin membuat Sam tak sabar ingin cepat-cepat membawa gadis itu ke atas altar yang sama untuk mengucapkan janji sehidup semati.

Senyum calon istrinya itu membuat Sam merasa bahagia dan begitu hangat karenanya.

Mon menggoyangkan gaun yang ia kenakan ketika sang photographer memencet tombol shutter dari kamera mahalnya yang berukuran besar dan Sam sekarang tengah merasa bahagia serta bangga terhadap dirinya sendiri.

Bukan mudah untuk mendapatkan pemandangan seperti ini terwujud. Sam membutuhkan waktu hampir lima tahun lamanya.

Dari mulai mencoba mengembalikan ingatan tentang Mon, mencoba mendekati gadis itu dan merebut hatinya, berjuang untuk mendapatkan restu dari keluarga Wijaya, membangun bisnis agar ia layak bersanding dengan Mon, lantas kemudian kehabisan setiap detik dari kebebasannya hanya untuk berjuang lebih keras agar ia bisa melihat kekasihnya dalam balutan gaun pengantin seperti sekarang.

Sam tak pernah menyangka bahwa dirinya begitu kuat. Sam tak pernah menyangka dirinya bisa berjuang sejauh ini untuk seseorang. Sam tak pernah menyangka bahwa dirinya ternyata bisa layak untuk mendapatkan seseorang seperti Monica sebagai teman hidupnya hingga ia menutup mata untuk yang terakhir kalinya nanti.

Bolehkah Sam menyombongkan dirinya sekarang?

Lima tahun dengan segala macam rintangan sudah ia lewati untuk bersama dengan Mon dan akhirnya ia mendapatkan pemandangan cantik seperti ini untuk dirinya sendiiri.

Ahh. Sam merasa sangat bangga terhadap dirinya.

Tanpa terasa, ada segulir air mata yang tiba-tiba saja jatuh dari kelopaknya. Meluncur begitu saj tanpa Sam sadari ketika ia melihat Mon memamerkan tawa manis di kejauhan.

Itu.. adalah gadisnya yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.

Betapa bangganya Sam kepada dirinya sendiri dan juga kepada Mon yang sudah sama-sama memperjuangkan hubungan mereka yang sulit hingga menjadi mudah seperti ini.

"Dad!" Sam tersentak dari alam pikirannya ketika mendengar suara melengking milik Mon memanggilnya.

Gadis cantik bertubuh mungil itu melipat tangannya di dada "Dad mikirin apa sih? Dari tadi aku panggil-panggil nggak nyaut-nyaut?" ia meruntuk kecil.

Sedikit menyerengeh, Sam kemudian menghampiri calon istrinya dan menyerahkan satu ikat bunga yang sedari tadi di dalam genggamannya pada tangan Mon "Kamu terlihat sangat cantik hari ini. Sayang sekali malam ini kamu dikurung sama Om Arga sampai hari pernikahan"

Mon terkekeh kecil "Aku nggak percaya kalau Dad membiarkan aku dipingit sama Papa"

"Dad juga pengen tahu rasanya ngebet ketemu calon istri. Makanya Dad setuju pas Tante Alin bilang untuk mengadakan tradisi pingit di pernikahan kami" Sam melirik ke arah kamera sambil tetap tersenyum. "Seminggu lagi, Mon. Kamu akan berubah status menjadi istriku" dan dengan itu, Sam menarik belakang kepala milik kekasihnya untuk menyatukan bibir mereka berdua.




*-FOUND LOVE By Riska Pramita Tobing-*




Sam memeluk dirinya sendiri ketika akhirnya ia masuk ke dalam masa pingit. Baru saja beberapa jam berpisah dengan calon istrinya, Sam sudah merasa sangat rindu sampai ingin lompat dari kamarnya untuk memanjat ke balkon kamar Mon untuk bertemu dengan gadis itu.

Dengan kesal, Sam memejamkan mata. Masih pukul delapan malam sekarang dan ia tidak bisa menghubungi Mon karena sedang dalam masa pingit.

Ah! Kenapa pula ia setuju untuk mengikuti masa pingit?

Hari bahkan belum berganti dan Sam sudah sangat merindukan calon pengantinnya se dalam ini.

Dengan kesal, Sam keluar dari kamar lantas menghampiri Ibundanya yang tengah bermain dengan Fluffy.

"Bosan sekali rasanya" ujar Sam ketika ia merebahkan diri di atas sofa, tepat bersampingan dengan Elen yang tengah terduduk bersila di atas karpet sambil menggaruk-garuk tubuh milik Fluffy yang bergoyang-goyang mengikuti pergerakan tangannya.

Elen terkekeh "Masak gih. Biar nggak bosan. Ibu kangen masakan anak gadis sebelum nanti beristri" goda Elen pada putrinya yang tengah berguling-guling di atas sofa.

Sam merenggangkan tubuhnya "Uhhhh satu minggu banget ini aku di pingit seperti ini?"

Lagi, Elen terkekeh "Satu minggu kan cepat Sam. Jangan lebay. Ayo masak untuk Ibu"

Meski malas, Sam akhirnya bangkit dari atas sofa dan beranjak ke dapur.

Saat gadis cantik bergigi kelinci itu melirik ke dalam kulkas, ia hanya bisa melihat bahan-bahan untuk membuat cah kangkung serta ayam kecap saja.

Dengan telaten, Sam membersihkan bahan-bahan yang akan ia pakai di atas wastafel sambil sesekali menggumamkan lagu yang biasanya akan ia putar dari ponsel.

Sesaat setelah membersihkan seluruh bahan, Sam mulai fokus pada bumbu-bumbu yang akan ia poting kecil-kecil sebelum akhirnya melanjutkan kegiatan memasaknya.

Saat tengah asik memotong-motong bawang, Sam bisa mendengar gonggongan kecil dari Fluffy yang tiba-tiba ada di dekat kakinya. "Hay Fluff. Mau menemani Mom masak ya? Good boy"

Sam terekekeh ketika Fluffy justru mengganggunya memasak, anjing kecil itu sesekali mengikuti langkah Sam yang tengah mencoba fokus pada pasakannya yang sudah hampir jadi dan terkadang, Sam merasa bahwa ia hampir menginjak ekor panjang milik anjing kesayangannya itu.

"Fluff. Hati-hati sayang. Mom nggak mau kamu kecipratan minyak panas. Sana pergi ke nenek" meski ia mencoba memberi mainan pada Fluffy, anjing kecil itu tetap saja mengekori langkahnya bahkan ketika Sam tengah mencari-cari kecap di dalam kabinet.

Dengan geli, Sam terkekeh lantas membawa Fluffy ke dalam dekapan ketika ia sudah menemukan kecap yang sedari tadi ia cari "Kamu ini nakal sekali" ujar Sam ketika Fluffy melonjak-lonjak kesenangan karena akhirnya dipangku oleh dirinya.

"Ibu nggak ada kerupuk udang? Cah kangkung biasanya enak kalau dengan kerupuk udang?" Sam bergerak mematikan kompor ketika pasakannya sudah selesai.

Gadis cantik bergigi kelinci itu kemudian menaruh Fluffy ke depan Ibunya dan membiarkan si anak anjing bergulung pada neneknya.

"Kebetulan stok kerupuk udang habis kemarin. Ibu belum sempat pergi ke supermarket karena sibuk mengurus Cafe"

"Bagaimana kalau kita ke supermarket? Isi kulkas juga sudah kosong"

Elen menggigit bibirnya sesaat "Ibu rasa tak ada salahnya kalau kita ke supermarket. Kecuali jika Tuhan menakdirkan kamu bertemu dengan calon pengantin perempuanmu di sana"

Sam terkekeh seraya beranjak dari dapur ke kamarnya "Kalaupun Tuhan memang mengizinkan aku untuk bertemu calon istriku, pasti waktunya nanti saat kita berjalan ke atas altar yang sama" ia melambai sedikit "Ibu dan Fluffy siap-siap dulu. Aku juga mau ganti baju"

"Sure"

*-----*
Riska Pramita Tobing.

FOUND LOVE (FREENBECKY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang