Found Love - Tiga

544 57 8
                                    

Multimedia: Daday dan Princess :)

*****

               Sam terkekeh saat ia melihat Mon mengenakan pakaian childish yang berwarna merah muda.

Ya Tuhan. Gadis itu terlalu menggemaskan!

Lihat saja rabut panjangnya yang tak terikat dan dibiarkan bergelombang hingga menutup buah dadanya.

Gadis itu mengenakan camisole berwarna putih dengan rok pendek berwarna merah muda.

Ada sepoles makeup di wajahnya yang putih sehingga ada kesan manis di sana.

Tapi, Sam tak menyukai penampilan gadis itu sedikitpun. Terlalu banyak kulit yang dipamerkan olehnya hingga membuat Sam tak ingin membawa gadis itu untuk jalan-jalan ke luar rumah dan hanya ingin membawanya ke kamarnya sendiri.

"Nggak dingin?" ujar Sam saat ia membawa Mon ke dalam pelukan.

"Dad kan biasanya bawa selimut kalau mau ke bioskop. Jadi nanti aku pakai selimut di bioskopnya" jawab si cantik.

"Lucu kan?" ia berputar sebentar hingga roknya berkembang.

Sam menorehkan senyum. Gadis itu memang terlihat sangat menggemaskan. Tapi, ia khawatir akan banyak orang yang menatap kekasihnya.

"Ayo! Nanti keburu malem! Mau di sleding Papa?"

Sam tertawa renyah ketika Mon memeluk dirinya sendiri. Gadis cantik bergigi kelinci itu kemudian berlari kecil untuk membukakan pintu bagi Mon dan si cantik segera saja menyusul kesana.

Sam masih terkekeh saat ia melihat Mon yang terus-terusan cemberut. Dan gadis itu tak mampu menahan diri untuk mencium bibir kekasihnya dan menghisapnya sebentar "Kamu terlihat cantik sayang. Sangat. Tapi lebih cantik lagi kalau senyum" ia menarik ujung-ujung pipi milik Mon sehingga bibir kekasihnya membentuk sebuah lekungan manis.

"Ayoo. Aku mau nonton film"

Sam mengangguk seraya kemudian berjalan perlahan memutari kepala mobil dan terduduk di balik kemudi. Gadis itu mengenakan sabuk pengaman dan melirik pada kekasihnya sebentar untuk melihat kalau gadis cantik itu sudah mengenakan sabuk pengaman dengan baik.

Tangan Sam terulur untuk mengoper persneling ketika mesin sudah menyala. Dan keduanya menikmati riuhnya jalan selama beberapa saat.

Seperti biasanya, Sam selalu menyempatkan diri meremas paha dalam milik Mon ketika tangannya tak menempel di persneling ataupun setir. Itu seolah sudah jadi kebiasaan bahkan Mon pun sekarang sudah tak asing lagi dengan sentuhan intim itu di pangkal pahanya.

"Hari ini memangnya ada film apa aja Dad?" ujar Mon, ketika ia merasakan usapan lembut di lututnya.

Sam melirik sebentar dari riuhnya jalanan "Princess mau film apa? Tadinya Dad mau nonton film Logan. Tapi sepertinya kalau nonton dengan Princess itu terlalu brutal"

Mon cemberut sebentar "Brutal gimana?"

Sambil mengoper persneling, Sam melirik ke kaca spion ketika ia akan berbelok untuk memasuki mall "Filmnya terlalu gahar untuk Princess"

Mobil terhenti di parkiran. Lampu yang sedari tadi menyala di atas keduanya kini sudah padam ketika Sam menghentikan mesin. Gadis itu kemudian keluar untuk menyambut Mon di kursi penumpang dan gadis itu masih cemberut karena tak tahu ingin menonton film apa ketika di bioskop nanti.

"Kalau aku bilang aku mau nonton film Logan gimana Dad?" ujar Mon, sedikit menggoyangkan tangan mereka yang berkaitan.

Sam terkekeh kecil "Asal jangan nangis kalau lihat darah di tengah-tengah film, Dad nggak masalah"

Mon menghentikan langkahnya, membuat Sam mau tak mau jadi ikut berhenti di tengah-tengah super market yang ramai di ujung minggu seperti ini "Tapi kan Dad mau nonton film ituu" ia mencebik. Bibirnya yang kemerahan sedikit maju menyerupai paruh seekor itik.

Sam terkekeh seraya mengusap pipi milik Mon "Yasudah kita nonton film Logan. Tapi nanti kalau Princess takut, bilang sama Dad ya?" dan dengan itu, Mon terkekeh seraya mulai melanjutkan langkah dengan sedikit lompatan.

"Makan dulu atau nonton dulu?" ujar Sam ketika mereka menunggu lift terbuka.

Mon mengerucutkan bibirnya sesaat "Makan dulu deh. Aku udah lapar" jawab Mon ketika lift terbuka.

Tak disangka, liftnya kosong sehingga Sam menyunggingkan senyum ketika ia mendorong Mon dengan perlahan dan menghimpitnya di dinding lift.

Sambil menyunggingkan senyuman, Sam menempelkan kening mereka berdua ketika ia menahan tangan si cantik dan terkekeh.

"Dad. CCTV" ujar Mon ketika Sam menempelkan bibir mereka berdua secara perlahan.

Sam tak peduli. Gadis itu justru mengangkat kaki milik Mon dan menahan itu menggunakan tangannya ketika bibir mereka bersatu dan saling memaut.

Mon tidak melawan ketika Sam menarik bibir bawahnya lantas mengeksplor isi mulutnya menggunakan lidah. Gadis cantik itu justru memiringkan kepala dan memberikan akses termudah untuk mereka semakin memperdalam ciuman.

Suara dentingan dari lift yang berhenti membuat Sam menarik diri dari Mon yang masih kesulitan mengatur napas. Ada dua orang perempuan yang masuk ke dalam lift dan menekan lantai yang sama dengan mereka.

Sam menggigit bibir sebentar ketika ia membantu Mon merapikan diri akibat dari perlakuan kekasihnya "Dad aku malu" bisik Mon pada Sam yang mengamit pipinya lantas membawa gadis itu ke dalam dekapan.

"Padahal dari tadi dilihatin CCTV" ujar Sam yang langsung dihadiahi cubitan ganas di perutnya.




*-FOUND LOVE By Riska Pramita Tobing-*




               Sam sedikit mengerang saat ia tak sengaja menggigit bibirnya sendiri ketika mengunyah makanannya dengan terlalu semangat.

Di depannya, Mon yang tengah menikmati semangkuk mie ramen porsi komplit hanya terkekeh pada Sam yang terburu-buru ketika makan.

"Makanya, kalau makan itu pelan-pelan. Padahal kan Dad sering mengajarkan aku etika meja. Tapi Dad sendiri nggak pakai" ejek Mon seraya menyerahkan satu es batu dari dalam mimumannya.

"Emut itu. Biar nggak sakit"

Sam membuka bibirnya yang terasa ngilu. Gadis itu kemudian menaruhnya di belakang bibirnya yang tergigit. Ia meringis-ringis saat merasakan itu tapi ia tetap tak banyak bicara karena tahu kalau Mon akan semakin memarahinya kalau ia merengek seperti bocah.

Belakangan ini, Mon sudah tak seperti bocah lagi. Tak jarang, Sam mendapat teguran dari si gadis cantik dan Sam rasa ia sudah tak perlu khawatir kalau bocahnya tak akan segan memarahinya jikalau dia melakukan kesalahan. Karena buktinya, Mon bahkan kini mengangkat telunjuk ketika ia hampir mengeluarkan es batu di mulutnya karena beku.

Mon tumbuh dengan baik. Gadis itu sudah berusia 20 tahun sementara dirinya sudah mencapai angka 22 sekarang.

"Dad?"

Sam tersentak "Hmm?" gadis itu kemudian mengunyah es batu yang ada di mulutnya sebelum kemudian tersenyum pada Mon.

"Dad kenal orang itu?" iris mata milik Mon yang lembut tertuju pada belakang punggung Sam sehingga membuat gadis itu melirik untuk menemukan seorang gadis cantik berambut hitam panjang tengah menatap punggungnya dalam-dalam.

Sam memiringkan kepala ke satu sisi, ia tak tahu gadis itu siapa. Tapi, gadis itu terlihat sangat familiar. Seolah mereka pernah bertemu sebelumnya. Tapi Sam tak mengingatnya.

Sam mengembalikan pandangan pada Mon, ia memfokuskan diri pada gadis itu sebelum kemudian menggeleng "Enggak" jawab Sam singkat seraya mulai memakan steaknya kembali.

"Tapi, kenapa dia dari tadi lihatin Dad terus ya?" gadis itu sedikit memicingkan mata, curiga.

Dengan acuh, Sam mengangkat bahu dan berujar dengan narsis "Entah. Mungkin naksir sama Dad. Dad kan ganteng"

"Ih Dadddyyy!!!"

*-----*
Riska Pramita Tobing.

FOUND LOVE (FREENBECKY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang