27

7 5 0
                                    

Saat ini ayora sedang berdiri di depan rumah minimalis rumah ibunya bersama Aldi "gue tunggu di luar aja Al,kalok masuk takut ibu marah,trus dia malah ngamuk² nanti"

"Tenang aja gak bakal kok"

"Gak ah,gue gak mau ibu berubah jadi banteng"

"Anjirrr mulut Lo"

"Ya tapi kan fakta,kalok ibu ngamuk tu keliatan kek banteng di mata gue"

"Iya juga sih,tapi ya udah lah Lo tenang aja,yuk ikut gue.tenang aja ada gue jadi Lo gak perlu takut"ujar Aldi lalu menarik tangan ayora dan mengajaknya masuk ke dalam rumahnya

Ayora bisa berada di rumah ibunya karna tadi sepulang sekolah Aldi menjemputnya dan mengajaknya pulang ke rumah sebentar sebelum pergi membeli novel yang di janjikan ya tadi pagi kepada ayora.

Sampai dalam rumah ibunya,ayora langsung melihat ibu Dewi yang sedang meminum air di meja makan.

Saat melihat ayora tatapan ibu Dewi mendadak sinis bak setan.

"Assalamualaikum"salam ayora dan membungkukkan tubuhnya untuk bersalaman dengan ibu Dewi

Ibu Dewi dengan angkuhnya menepis tangan ayora yang ingin bersalaman dengan dirinya"najis saya pegang tangan kotor kamu itu"

Ayora menarik tangannya lalu kembali berdiri tegak sempurna,ia berusaha menahan emosinya agar tidak keluar.kalok bukan di depanya ini ibunya sudah di pastikan ia pasti akan melempar gelas di depanya.

"Buk,gak boleh gitu,ayora ini juga anak ibu"peringat Aldi yang melihat tingkah ibunya

"Dia bukan anak ibu,anak ibu itu cuma kamu,kalok dia itu anak haram,anak najis,anak kotor,anak buangan,anak pungut,anak pembawa sial"ujar Bu Dewi mengata-ngatai ayora

"Mon maap sebelumnya buk,kalok bukan karna kesalahan ibu mungkin saya tidak akan tercipta.saya ada di dunia ini karna ulah ibu.kalok boleh milih saya juga gak mau lahir dari rahim wanita kek ibu,ibunya cuma bisa nyalahin orang,tapi ibu lupa berkaca,coba ibu ngaca dan lihat kesalahan apa yang udah ibu lakuin.gara² ibu,disini saya yang jadi korban.ibu gak usah merasa jadi korban disini ya"ujar ayora melawan Dewi dengan formal dan anggunly tetep slayyy agar terlihat hormat

"Kamu itu kerjaanya ngelawan terus"

"Kalok saya diem nanti ibu makin menjadi-jadi,walau ibu,ibu saya,tapi kalok ibu udah keterlaluan saya berhak ngelawan.ngapain saya diem.saya gak suka harga diri saya di injak²"balas ayora

"KAMU ITU UDAH ANAK HARAM,PEMBAWA SIAL,SOK² AN NGELAWAN LAGI.KALOK BUKAN KARNA SAYA,KAMU GAK BAKAL PERNAH BISA LIHAT DUNIA"ujar Bu Dewi dengan nada tinggi

"BISA NGACA GAK BUK?? YANG HARAM ITU KELAKUAN IBU BUKAN SAYA,SAYA GAK TAU APA².SAYA JUGA GAK MINAT LIAT DUNIA INI BU,KARNA DUNIA ISINYA LUKA SEMUA.KALOK IBU GAK IKHLAS ANTER SAYA KE DUNIA INI,KENAPA DULU GAK GUGURIN AJA KANDUNGAN IBU HAH,SEKARANG GILIRAN UDAH LAHIR SAYA YANG DI SALAHKAN.NGACA BUK NGACA,JANGAN MERASA PALING TERSAKITI.GAK USAH BERLAGAK JADI KORBAN"ujar ayora dengan nada tinggi tak mau kalah

"Yorr"sahut Aldi yang sedari tadi diem

Ayora melirik ke arah Aldi"sorry gue kelepasan,kalok bukan dia duluan gue gak bakal mungkin kek gini,gue izin pulang ya.gue gak mau bikin ribut disini,dosa gue juga udah banyak,jadi gue gak mau nambah dosa lagi gara² berantem sama ibu sendiri"

"Biarin dia pergi Aldi,karna ibu gak suka lihat dia.dia kerjaanya cuma bisa ngelawan.dasar pembawa sial,anak haram"ujar Dewi

Ayora yang geram dengan perkataan babi besar itu pun langsung mengambil gelas didepanya dan hendak melemparnya ke wajah keriput milik Dewi,namun Aldi buru² menahan tangan ayora agar tak kelepasan melempar gelas itu ke wajah ibunya.

LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang