16(✓)

29 1 0
                                    

Tangan Sana di cegat oleh seseorang.

Sana pun tersadar.

Ternyata sedari tadi dia sudah berdiri cukup lama sambil menatap pria yang termenung di depan kuburan ibunya.

".."

Saat merasa tangannya dicegat seseorang, Sana menoleh kearah orang tersebut. Di dapatinya sosok gadis cantik berambut pendek dengan headphone yang menggantung di lehernya. Gadis itu tampak sedikit panik melihat kepada Sana, dengan nafasnya yang sedikit terengah-engah.

"S-siapa?" Tanya Sana yang justru kaget dengan kehadiran gadis itu tiba-tiba. Ia juga segera menarik tangannya dari gadis itu.

Gadis ber-headphone itu hanya diam menatap Sana.

".."

Diam, tak mengatakan apapun.

"A-anu.." Sana bingung disana.

Persekon, gadis ber-headphone itu perlahan mengangkat satu jarinya, jari telunjuk lebih tepatnya.

Sana mengerutkan keningnya disana, bertanya-tanya apa yang gadis itu lakukan? Kenapa dia tak menjawab? Dan apa maksud dari jarinya? Sana tentunya melihat kearah jari telunjuk gadis itu yang mulai di putarkannya pelan.

Hah?

1

2

3

Hanya butuh waktu tiga detik.

Tsss.

Tatapan Sana pun berubah kosong.

".."

'ikut aku' batin gadis ber-headphone itu, lalu berjalan keluar dari TPU. Diikuti oleh Sana di belakangnya.

Gadis ber-headphone itu menghela nafasnya, hampir saja ia melihat pembunuhan secara langsung, untung ia langsung mencegahnya.

Gadis itu sedikit melirik kearah Sana takut. Berpikir apakah yang dilakukannya sudah benar sekarang?

.

.

.

Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya gadis ber-headphone itu pun berhenti didepan cafe.

Ia melirik tepat pada mata Sana.

'ayo kita ngopi' batinnya.

"Oke." Ucap Sana dengan mata kosongnya.

..

#Cafe Kesayangan Kamu (KK)

Mereka pun masuk ke cafe itu lalu duduk berhadapan.

"Permisi, Nona. Mau pesan apa?" Pelayan tiba-tiba muncul, menyodorkan pilihan menu.

Gadis ber-headphone itu langsung menoleh saat tiba-tiba buku menu muncul di hadapannya, ia menatap pelayan yang kini tersenyum ramah terhadapnya.

".."

Kembali melihat pada buku menu, gadis itu mulai memilih apa yang akan di pesan.

Setelah memutuskan pesanannya, ia menunjuk ikon menu kopi dan satu snack, lalu memasang jari 'dua', yang artinya memesan dua porsi untuk makanan yang ia pesan.

Pelayan itu awalnya sedikit bingung, tidak, sebenarnya ia mengerti apa yang dipesan, tapi kenapa tidak dikatakan saja?

Pelayan itu lalu menoleh kearah Sana yang hanya diam tak mengatakan apapun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang