Rabu, 8 Februari 2017
06.50
Pagi ini aku bangun agak siang. Karena semalam aku bergadang sampai jam 3 pagi untuk bermain game.
"Hoaaammmmmm..!" Ngantuk.
Mengantuk, namun harus ku paksakan untuk berjalan ke sekolah.
"Bbrrrrrr.. Shhhh." Ringisku.
Suasana pagi hari ini agak dingin padahal sudah terbilang cukup siang dibanding kemarin, mungkin karena semalam hujan. Jalanan pun sedikit becek dan basah karena guyuran hujan.
Aku menghirup udara segar, lalu menghembuskannya perlahan.
Tap
Aku menatap gadis berseragam sekolah yang sama sepertiku tengah tertidur diatas kursi umum. Sepagi ini? Bila dilihat dari postur tubuhnya, kurasa aku tahu bahwa gadis itu adalah gadis arwah yang kemarin. Minatozaki Sana.
Biarkan.
Aku terus berjalan menuju sekolah.
Paling juga hari ini adalah hari pengumuman kematiannya di sekolah.
.
.
.
Kelas
Didepan pintu kelas, aku menatap seisi kelas yang sudah cukup ramai. Hm, pasti di bangku gadis itu sudah terdapat banyak bunga kan? Biasanya begitu, apalagi dia adalah gadis yang cukup populer kurasa. Lalu, aku beralih menatap ke bangku belakangku yang tidak lain dan tidak bukan adalah bangku Minatozaki Sana.
Lah?
Bangku itu.. Di tempati.
Sebenarnya tidak mengherankan. Banyak kemungkinan yang terjadi disini.
Bila ada bangku kosong, terlebih berada di baris kedua, mana ada yang ingin melewatkannya? Dan bisa jadi, orang yang menempati bangku itu belum mengetahui informasi kematian Sana. Ia hanya berpikir bahwa Sana hari ini sakit atau izin tidak masuk. Maka dari itu dengan santai ia menempatinya.
Aku pun duduk di tempatku, lalu menyenderkan kepalaku pada meja, aku ingin tidur rasanya, tapi sebentar lagi masuk, mana pelajaran pertama matematika, dimana di setiap penjuru dunia, guru matematika akan tetap datang ke sekolah meskipun ada musibah besar menimpa bumi ini.
..
"Bu Dewi, Bu Dewi!"
"Duduk yang rapi!"
Aku membuka mataku perlahan dengan sangat berat, baru juga tidur 2 menit.
Bu Dewi, ia adalah wali kelas kami, dan seperti yang kukatakan, dia adalah guru matematika. Aku mengamati ekspresi Bu Dewi, memperhitungkan apakah beliau sudah mendengar berita tentang anak muridnya yang meninggal.
Beliau duduk ditempatnya.
"Pagi anak-anak."
"Pagiii buu~"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST
Mystery / ThrillerKetika semua orang tak dapat melihat Sana, hanya mata itu satu-satunya yang menatap padanya.