7 (✓)

38 7 3
                                    

Wonwoo PoV

Kamis, 9 Februari 2017

dRRRRRRRRRRNNNN DODODODON

Tidak lama dari itu, suara motor Honda Win yang begitu iconic akhirnya terdengar dari luar kontrakan. Pak Haji sudah datang. Dan Sana masih berada disampingku sekarang.

"Suara motor siapa di luar??" Gumamnya pelan.

"Pak Haji. Tamu hari ini." Jawabku atas gumamannya. Ia pun secara otomatis menoleh ke arahku.

"Kau tetap di dalam kamarku sampai aku memanggilmu keluar ya." Ucapku padanya.

"H-hm, baiklah." Ia menurut, lalu berbalik menuju kamarku.

Tok tok tok

"Assalamualaikum!" Salam seseorang dengan nada suara yang juga iconic itu. Walau tak seunik mang tisna di film hey tukang ojek.

Aku pun dengan segera mendekat kearah pintu depan dan membukakan pintu untuk pria beristri tiga itu.g

Cklk

"Waalaikumsa-"

WUSHHHHHHHHHH~~

Seketika angin berhembus kencang masuk ke dalam kontrakanku bersamaan dengan aku yang membuka pintu keluar, aku kaget sampai hanya bisa terdiam beberapa detik, melupakan kontrakan yang sepertinya barang-barang di dalamnya sudah berantakan karena angin tersebut. Bukan cuma itu, Sana yang baru membuka pintu kamarku untuk masuk ke dalam pun langsung berteriak panik.

"A-angin puting beliung?!!!" Teriak Sana panik dengan pose was was.

Angin itu secara tiba-tiba datang, secara tiba-tiba juga hilang. Dan diantara kami yang panik akan datangnya angin itu, hanya ada satu orang yang dengan santainya tersenyum tak bersalah di depan pintu masuk.

"BWHAHWHAHAHAHHA! Biasa aja kali mukanya jang, gausah tegang gitu. BWHAHWHAHAHAHHA!" Pria bersorban dan berpeci itu tertawa melihat ekspresi ku yang ngefreze di tempat. Dan tawanya yang bikin candu banyak hawa di dunia tetapi nista menurutku itu seketika membuyarkanku.

Si-alan emang. Tentu saja angin tadi bukan kebetulan lewat. Maksudku, siapa lagi kalau bukan ulah orang ini. Untung kontrakan kecil ini tidak ikut terbang.

"Gimana? Sehat?? Wihh udah jangkung ya sekarang mah si ujang." Pak Haji Scoups dengan chill nya memeluk dan merangkulku.

"A-alhamdulillah pak Haji." Jawabku.

"Alhamdulillah."

"Yaudah yuk masuk." Ajakku pada pak Haji kampret yang baru saja telah memporak-porandakan isi kontrakanku, padahal baru tadi aku lihat kilauan di ruangan kecil ini saking bersihnya, dan sekarang sudah di invasi oleh debu karena angin aneh yang di bawanya.

Aku menoleh kearah kamarku yang sudah tertutup rapat, gadis Jin itu sudah masuk ternyata.

..

Singkat cerita, kami duduk berhadapan, aku sudah menghidangkan kopi Kapal Air manis kesukaannya, sedangkan hidangan untukku adalah kopi pahit tanpa gula. Dua gelas berisi minuman hitam itu telah tersaji diatas meja kecil didepan kami. Persekon, Pak Haji menghirup kopi panas itu dengan hidmat sebelum membuka pembicaraan ini.

"Slrruppp~"

"Jadi, mau mulai dari mana nih?" Tanya nya dengan posisi duduk yang nyaman bak bapack-bapack yang sibuk bahas politik di masjid.

Aku berpikir sejenak.

"Hmm, mungkin dari perihal mata batin saya Pak Haji. Apakah terbuka lagi atau masih tertutup." Aju ku.

LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang