10 (✓)

41 7 0
                                    

Jeon Wonwoo.

Ia adalah murid pindahan, masuk ke SMP Permata Sari saat menginjak kelas delapan semester satu.

Tak terlalu mencolok, sifatnya pendiam dan terbilang introvert, dengan sweater hitam dan kacamata yang ia kenakan, membuat Sana berpikir bahwa anak laki-laki itu adalah Wibu. Yaa gimana ya, yang ia lakukan juga kebanyakan hanya diam di pojokan sambil menutup telinganya dengan headset, enggan berinteraksi dengan murid lain. Bagaimana orang lain tidak berpikir seperti itu?

Saat SMP, Sana tidak dekat dengan Wonwoo, berbincang atau sekedar saling tegur sapa pun tak tak pernah. Bangku mereka jaraknya dari Sabang sampai Merauke, dari ujung ke ujung. Selain itu, mereka tak pernah sekalipun terlibat satu kelompok belajar yang sama. Maka tak ada alasan juga mereka harus mendekatkan diri. Meski begitu, ajaibnya Sana selalu peka dengan keberadaan Wonwoo.

Pernahkan kalian merasa ditatap lama oleh seseorang? Sembilan dari sepuluh manusia dalam kehidupannya pasti setidaknya pernah merasakannya. Dan begitulah yang Sana rasakan.

Baik saat mereka berpapasan, maupun saat ia berada dalam satu ruangan yang sama dengan Wonwoo. Atensi laki-laki itu selalu tertuju pada Sana, walau hanya beberapa detik, tapi pasti terjadi, tak pernah terlewatkan.

Masalahnya bukan apa, tapi Wonwoo selalu menatap Sana dengan wajah datar tanpa ekspresi, mana matanya setajam Elang. Sana sampai berpikir apakah ia pernah melakukan kesalahan yang tak ia sadari terhadap laki-laki itu sehingga dirinya selalu di tatap dengan mata seseorang yang memiliki dendam kesumat seperti itu.

Namun tak disangka, karena tatapan itu juga Sana dapat terselamatkan.

Benar.

Saat ia bertanya kepada semua orang dan tak ada siapapun yang melihatnya, dari jarak kurang dari seratus meter gadis itu merasakan tatapan tajam dari orang yang selama ini ia hindari tatapannya.

Pada akhirnya, hanya mata itu satu-satunya yang tertuju pada Sana.

.

.

.

Tapi..

__________________________________________

"Terimakasih karena sudah bersedia menolongku dan menerima aku yang tidak jelas ini sebagai tamu.

Sesuai dengan apa yang sudah ku katakan, cukup 1 hari saja."

__________________________________________

".."

Dengan sarung cap gajah berdiri yang masih di kenakan, serta peci hitam casual setinggi 1/4 dari peci tinggi peng-endors bolu iku iku roti asmara spikoe yang masih stay di kepala akhi Wonwoo. Menandakan bahwa sang akhi baru saja datang setelah beribadah dari masjid. Dirinya memang berdo'a agar masalah memusingkan ini selesai pada yang Maha Kuasa, tapi bukankah ini terlalu cepat?

Tiba-tiba saja sebuah kertas terselip dibawah pintu kontrakan dengan tulisan yang tak pernah Wonwoo perhitungkan dan sangka-sangka sebelumnya.

Setelah membaca STT yakni surat tanda terimakasih sekaligus surat perpisahan dari Sana, Wonwoo pun mengantongi kertas kecil itu dan memutuskan untuk melihat dengan mata kepalanya sendiri.

Benarkah gadis itu sudah pergi?

Cklk

Ngiikk~

Wonwoo pun menarik knop pintu kontrakannya dan dengan perlahan membuka pintunya.

Kepalanya terlebih dulu ia munculkan sebagai alat pendeteksi keberadaan seseorang di dalam kontrakannya, setelah dirasa-rasa, sepertinya memang benar manusia di bangunan itu satu-satunya hanya Wonwoo seorang.

LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang