6 (✓)

29 6 0
                                    

Author PoV

Kamis, 9 Februari 2017

08.00

Sana menatap keseluruhan ruangan kontrakan yang di tempati Wonwoo itu. Mulai dari ukuran ruangan kontrakan ini yang dikatakan tidak kecil tapi juga tak besar, langit-langitnya yang masih bersih tanpa ada satu kotak pun yang terkoyak, warna dindingnya berwarna cream tanpa coretan dinding apapun, dan tekstur dindingnya yang halus tanpa ada satu lubang atau retakan sama sekali, sampai bahan keramik yang Sana injak saat ini pun ia perhatikan. Jangan saja sampai saat Wonwoo pulang ia telah melihat plang bertuliskan 'di sewakan' menempel di pintu kontrakannya.g

Bukannya apa, Sana hanya tak menyangka bisa berada disini, padahal semalam ia ditolak mentah-mentah untuk menginap oleh Wonwoo.

Perabotan disini tidak terlalu banyak, tidak terlihat begitu mahal, seadanya saja. Kursi pun tidak ada disana. Hanya sehelai karpet gambar tayo yang di duga inilah yang dipakai Wonwoo saat tidur semalam. Wonwoo bilang ia sakit badan karena tidur di karpet itu, ternyata memang karpetnya tipis dan sudah ada beberapa bagian yang bolong-bolong.

".."

Sebelumnya juga Sana sudah melihat mangkok berisi air kompresan di kamar Wonwoo. Laki-laki sipit itu mengatakan ia mengompres hangat Sana semalaman juga kan.

".."

Sana kembali terdiam dan segala pikiran berkecamuk dalam otaknya. Pada akhirnya memang ia di terima disini sih.. Tapi kenapa harus pake drama dulu di awal baru di tolongin coba. Pikirnya. Yah, walau begitu ia tetap berterimakasih pada Wonwoo sih.

Dan sebagai bentuk terimakasih, ia tidak ingin hanya menjadi tamu yang merepotkan Wonwoo saja. Sehingga Sana pun memutuskan untuk setidaknya membersihkan kontrakan yang sudah menampung dirinya ini.

Skip

Setelah bersih-bersih dan menjemur baju sekolah miliknya yang tersimpan di bak cucian, Sana sejenak menidurkan dirinya di karpet gambar tayo itu sambil menatap langit-langit. Berpikir setelah ini apa baiknya yang harus ia lakukan?

Sana menatap kunci yang diberikan oleh Wonwoo di tangannya.

Beberapa detik menyusun rencana, ia pun memutuskan akan pergi ke daerah rumahnya. Tidak boleh menyerah, terus berharap. Seperti yang Wonwoo katakan, mungkin kemarin belum, tapi bisa jadi hari ini. Bisa jadi, hari ini ia dapat melihat bangunan itu lagi.

.

.

.

Tapi, tetap tak ada.

Sana menghela nafasnya.

Ia pun memutuskan untuk kembali ke tempat tinggal Wonwoo saja, istirahat.

.

.

.

Wonwoo PoV

10.00

Istirahat

Bel istirahat baru saja berbunyi. Guru mapel kedua sudah keluar dari kelas, beberapa siswa pun sudah menuju ke kantin untuk mengisi perut mereka. Tapi aku nanti dulu. Ada yang harus aku pastikan terlebih dulu. Karena dari sejak mata pelajaran satu berpindah ke mata pelajaran kedua, nama Sana tetap tidak disebutkan saat absen.

Maka dari itu, aku ingin melihat dengan mata kepalaku sendiri. Apakah di buku absen itu tak terdapat namanya, ataukah memang mata mereka yang bermasalah sehingga tak dapat membaca satu nama unik itu.

Aku berjalan ke arah bangku guru, disana ada absen kelas. Ku buka buku panjang berwarna kuning itu, lalu dengan teliti aku mencari absen gadis itu, ku yakin tiga nama setelahku..

LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang