Bab 2 - Firgan, Si Pemuda Pendiam

87 22 1
                                    


Cinta Sejati di Bangku SMA

Hari-hari pertama Firgan di SMA Bintang Timur berlalu dengan cepat. Pemuda dingin itu masih belum terbiasa dengan keramaian dan keaktifan teman-teman sekelasnya, terutama Zara.

Zara, gadis ceria yang telah mencuri perhatian Firgan sejak hari pertama orientasi, selalu berusaha mengajak Firgan bergabung dalam setiap kegiatan kelas. Namun, Firgan selalu menolak dengan halus, lebih memilih menyendiri di sudut kelas.

Suatu hari, saat jam istirahat, Zara kembali mendekati Firgan yang sedang membaca buku sendirian.

"Hei, Firgan! Ayo ke kantin, aku traktir makan siang," ajak Zara dengan semangat.

Firgan mengangkat wajahnya sejenak, menatap Zara dengan tatapan datar. "Tidak, terima kasih. Aku ingin di sini saja," tolaknya pelan.

Zara mengerucutkan bibirnya, "Ayolah, sekali-kali kau harus bergaul dengan teman-teman. Jangan selalu menyendiri seperti ini."

Firgan hanya terdiam, tak berniat menjawab. Ia kembali menundukkan wajahnya, fokus pada buku yang sedang dibacanya.

Melihat sikap Firgan yang acuh, Zara menghela napas panjang. "Baiklah, kalau kau tidak mau. Aku pergi dulu ya," ucapnya seraya beranjak meninggalkan Firgan.

Sepeninggal Zara, Firgan menghembuskan napas lega. Ia memang merasa nyaman dengan kesendirian, namun entah mengapa ia selalu merasa gugup dan canggung saat berhadapan dengan Zara.

"Gadis itu terlalu berisik," gumam Firgan pelan. Namun, jauh di dalam hatinya, ia diam-diam merindukan kehadiran Zara.

Hari demi hari berlalu, Firgan tetap pada sikapnya yang dingin dan pendiam. Ia lebih memilih menyendiri di kelas atau perpustakaan, menghindari interaksi dengan teman-teman sekelasnya.

Zara, di sisi lain, tak pernah menyerah untuk membuat Firgan keluar dari zona nyamannya. Gadis itu terus berusaha mengajak Firgan bergabung, meski selalu ditolak dengan halus.

Suatu hari, saat Firgan sedang membaca buku di perpustakaan, Zara tiba-tiba muncul di hadapannya.

"Firgan, akhirnya aku menemukanmu!" seru Zara dengan riang.

Firgan mendongakkan kepalanya, sedikit terkejut dengan kehadiran Zara yang tiba-tiba. "Ada apa?" tanyanya datar.

"Ayo, ikut aku. Ada acara klub yang menarik, kau harus ikut!" ajak Zara sambil menarik lengan Firgan.

Firgan mengernyitkan alisnya, "Tapi aku tidak tertarik dengan klub-klub itu."

"Ayolah, sekali ini saja. Aku janji kau pasti akan suka!" bujuk Zara dengan tatapan memohon.

Melihat Zara yang begitu bersemangat, Firgan akhirnya menghela napas pasrah. "Baiklah, aku ikut."

FirgantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang