Kabur

1.4K 62 6
                                    

Pengasuh Sekala

Ibu, besok bapak sama mbak Adhira mau cek kandungan.

Beneran mba?
Kalo iya aku pesen tiket sekarang.

Iya Bu tadi bilang ke saya.

Yaudah besok flight jam 10 ya.
Obat Sekala jangan lupa dibawa.

Baik bu.

***

Pagi ini Lian mengantarkan Adhira untuk check up kandungannya. Sebenarnya jadwal mereka jam 9, tetapi Adhira mengajak Lian untuk sarapan bubur ayam kesukaannya. Sehingga mereka berangkat lebih awal.

"Kamu telat confess ke aku ya?" Adhira menaik turunkan alisnya menggoda Lian.

"Nggak usah gitu bisa nggak?" Wajah Lian menekuk.

"Terus harus gimana dong?" Sekarang satu tangannya menopang dagu dengan mata yang terus menatap Lian.

"Apa sih, Ra. Jangan liatin gitu, ah."

"Kok salting?"

Beruntung penjualnya mengantar bubur di meja mereka sehingga Adhira berhenti menggoda Lian.

"Lagi hamil ya bu? Udah besar perutnya. Semoga lancar sampai lahiran."

"Aamiin." Ucap Lian dan Adhira bersamaan.

Baru suapan pertama yang lian berikan ke Adhira, perempuan itu langsung tersedak karena pertanyaan Lian.

"Salsa kenapa blokir aku ya? Perasaan aku nggak ada ngomong yang aneh-aneh ke Salsa."

Lian yang panik segera memberikan minum untuk istrinya.

"Pelan-pelan kalo makan."

"Lagian kamu udah tau kita lagi makan malah bahas Salsa. Jadi nggak mood makan."

Adhira berdiri dan meninggal Lian yang masih mematung. Ia heran mengapa hari ini Adhira begitu sensitif mendengar nama Salsa. Laki-laki itu segera membayar pesanan dan menyusul istrinya ke dalam mobil. Tentu ia membawa bubur yang dibungkus untuk nanti Adhira makan.

"Maaf ya cantik." Lian menarik istrinya untuk masuk dalam pelukannya. Yang di peluk hanya pasrah saja bahkan lebih ke arah senang.

"Ayo kita langsung ke RS aja. Makan di parkiran sana."

"Sesuai kemauan istriku yang manja."

Setelah mengusap lembut kepala Adhira, Lian melajukan mobilnya menuju ke rumah sakit.

***

Tepat satu minggu Salsa dan Sekala tinggal di negeri orang tanpa Lian. Kali ini rasanya jauh berbeda dengan keadaan ketika mereka tinggal di Singapura. Dulu, mereka masih berkabar dengan laki-laki yang selama ini menjadi sayap pelindungnya. Tapi kali ini tidak, sayap itu benar-benar sengaja patah.

Tetapi Salsa sudah menghubungi Aro untuk memberitahu di mana sekarang ia berada. Mendengar kabar Salsa berada di mana, tentu Aro mengatakan bahwa ia akan menyusul Salsa dan Sekala ke Swiss. Dengan terpaksa Salsa mengiyakan selama Aro bisa menyembunyikan semua ini dari Lian.

Selama satu minggu, mereka hanya berada dalam rumah untuk mengistirahatkan badan. Butuh penyesuaian yang cukup lama terutama bagi Sekala. Kondisinya masih sakit hingga sekarang, tentu hal ini membuat Salsa heran. Saat ini anak laki-laki itu sedang menangis, selalu seperti itu ketika Sekala selesai dimandikan.

"Kenapa nangis terus ya mbak tiap habis mandi? Waktu sebelum jatuh padahal biasa aja nggak pernah nangis. Atau masih sakit kali ya?"

"Mungkin iya bu." Jawab Erna gugup dengan wajah yang sedikit panik. Tangannya terus bergerak untuk memakaikan baju Sekala.

Sedekat Detak dan DetikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang