Salsa New
Sal, ini Lian
Lagi di Indo ya?
Mau mampir ke rumah ga? atau aku, sekala sama alin aja yang nyamperin kalian?
boleh??Today
Sal gimana? Udah boleh ketemu anak-anak belum?
Kamu ga mau ketemu sekala?
Dia udah besar sal
Tumbuh dewasa, bisa peka sama perasaan orang lain
Aku bakal didik sekala biar jadi anak membanggakan buat kita
Titip salam buat anak-anak aku juga ya.***
Tiga tahun silam adalah tahun paling buruk bagi laki-laki yang saat ini sedang menyandarkan tubuhnya pada kursi roda. Memandang bunga-bunga yang ada di depan rumahnya, berbeda warna, namun cantiknya sama persis seperti wanita yang merawat bunga-bunga itu, 7 tahun lalu. Pikirannya mulai terbayang lagi pada masa ketika ia kehilangan pusat dunianya.
Pagi itu ketika ia terbangun lalu satu tangan meraba yang ada di sampingnya dan ternyata tidak ada siapa-siapa laki-laki itu segera beranjak mencari belahan jiwanya yang selalu memenuhi isi kepala tidak peduli lagi dengan sakitnya yang jelas pagi itu dengan tergesa dan mengeluarkan suara kencangnya,
"Salsaaa?"
"Ca, dimana?"
Lian menelusuri seluruh isi ruangan yang ada di rumah Salsa, namun hasilnya nihil. Segera Ia berlari menuju kamar anak laki-lakinya, Sekala. Sama seperti dirinya, Sekala juga mencari Salsa jauh sebelum Lian bangun. Anak laki-laki itu menangis dan sedang ditenangkan oleh pengasuhnya.
"Nak?" Lian menghampiri Sekala yang ada di pelukan Erna.
Mendengar suara Lian, Sekala segera melepas pelukan Erna dan meminta Lian untuk menggendongnya dengan suara tangisan yang semakin pecah.
"Papi, Mamica mana? Mamica tinggalin Kala?" Tanya Sekala dengan terbata.
"Kita cari mami dulu ya siapa tau mami lagi belanja atau ada yang harus dibeli jadi mami keluar rumah, bukan mau ninggalin Kala." Lian mencoba menghapus air mata sakala yang semakin deras.
Lian melihat ke arah Erna seolah menanyakan ke mana Salsa.
"Ibu nggak pernah pergi sepagi ini Pak, belanja buat makan atau kebutuhan lain biasanya selalu pesan online."
"Kamu bangun jam berapa? Kok nggak tau ibu pergi? Kalau ada apa-apa sama Ibu gimana?"
Yang ditanya hanya diam, sementara anak yang ada di dekapannya semakin menangis sejadi-jadinya dengan terus mengeluarkan suara,
"Mami Kala mau ikut mami aja, nggak mau pulang sama papi, nggak mau ketemu mama, mama jahat."
"Kala janji nggak nakal lagi, Kala mau ikut Mami."
Semakin tidak tega melihat anaknya yang terus menangis lihat segera menghubungi nomor yang kemungkinan mengetahui keberadaan Salsa sudah jelas yang pertama kali ia hubungi adalah Aro namun sesuai janjinya pada Salsa bahwa laki-laki itu akan bisu soal keberadaan Salsa maka jawaban Aro pada pertanyaan Lian adalah,
"Gue nggak tau dan harusnya lo yang tau karena semalam tidur di rumah Salsa, goblok!" ucap Aro dengan kasar lalu sambungan terputus.
Hari itu terasa sangat runyam, rasanya baru semalam ia menemukan kembali Salsa-nya tapi paginya ia sudah kehilangan jejaknya lagi. Berjam-jam ia menunggu kepulangan perempuan itu tetapi harapannya runtuh, hingga matahari tenggelam Salsa benar-benar tidak pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sedekat Detak dan Detik
Ficção AdolescentePengkhianatan itu nyata, di depan mata. {Alma Salsabila Svarga} Manusia itu tempatnya salah. {Lian Anggasta Palupi} Cerita SDD yang di tiktok sedotan jasjus aku pindah ke sini yaa!!