20.

279 25 1
                                    

Hari ini, Haechan dkk menuju ke sekolah bersama.

"Iya Hyung, nanti tolong bawakan tas Chanie juga. Bukunya udah Chanie siapin"ucap Haechan yang sedang bertelepon dengan Hyungnya.

"Emm..nanti hyung bawakan"jawaban dari seberang sana.

"Yasudah bay Hyung"ucap Haechan sembari menutup telponnya.

"Sudah?"tanyanya kepada yang lainnya dan diangguki oleh semua temannya.

"Yaudah, kita berangkat sekarang nanti kita terlambat, jaraknya juga lumayan jauh"ucap Haechan.

Dan mereka pun mulai menaiki mobil bersiap untuk berangkat sekolah.















Skip.......















Sesampainya di sekolah, mereka pun turun dari mobil. Untung tadi berangkat pagi-pagi sekali, jadi belum terlalu banyak murid yang datang.

Haechan yang melihat Hyungnya tidak berada jauh dari tempatnya berada pun menghampiri Hyungnya untuk mengambil tasnya.

Oh ya soal seragam tenang semalam Haechan menyuruh Vian untuk membeli lagi yang baru. Jadi mereka tidak perlu membawa atau mengambil seragamnya.

"Makasih Hyung..."ucap Haechan setelah mengambil tasnya dari tangan Hendery.

"Hemm... Nanti pulang mau bareng Hyung?"tanya Hendery. "Emm... Tidak usah Hyung. Nanti masih ada urusan lagi"ucap Haechan. "Baiklah jangan pulang larut oke"ucap Hendery sambil menepuk lengan Haechan yang terluka. "Ssttt..."Ringis Haechan.

"Eh, kau kenapa?"tanya Hendery yang dibalas gelengan. "Jangan berbohong denganku Chan"ucapnya lagi. "Tidak apa-apa Hyung"ucapnya.

"Ikut aku"ucap Hendery sembari membawa Haechan menuju mobilnya. Teman Haechan pun menghampiri keduanya.

"Hyung Haechan gak papa kok, tenang aja"ucap Yangyang. "Nah bener Hyung Chanie gak papa kok"ucap Haechan meyakinkan Hyungnya. "Bener? Nggak bohong kan?"tanya Hendery lagi. "Iya Hyung, tadi habis kepentok pintu mobil, jadi Hyung pegang tadi masih terasa sakitnya"alasan Haechan.

Mungkin agak gak masuk akal ya, tapi biarlah orang dia bingung mau alasan apa lagi. Tapi saat mereka berbicara untuk meyakinkan Hendery, tiba-tiba lengan Haechan yang terkena sayatan tadi malam mengeluarkan darah.

"CHAN!! DARAH!!"teriakan Lia tiba-tiba membuat atensi semua orang memusat pada Haechan yang memandang lengannya.

"CHAN, astagaaa... Cepet ikut Hyung"ajak Hendery panik. "Kalian izinkan kami berdua kepada guru yang mengajar hari ini"ucap Hendery yang diangguki teman Haechan. Hendery pun langsung membawa Haechan pergi menuju rumah sakit SEO. Ya, mereka juga mempunyai rumah sakit yang dimana Ten menjadi salah satu dokter disana.


Di mobil....

"Astaga chan.... Kau kenapa sih gak jujur aja kalo tanganmu itu terluka. Kenapa coba harus bohong sama Hyung. Kamu selama ini anggap Hyung apa sih. Kenapa kamu selalu nutupin apa yang terjadi denganmu"ucap Hendery frustasi. Aneh aja selama ini dia sudah bilang kepada Haechan jika ada apa-apa bilang atau cerita sama dirinya. Tapi sekarang .... Huh....

"M-maaf Hyung, Chanie hanya nggak mau Hyung khawatir.."ucap Haechan lirih tapi masih bisa didengar oleh Hendery. "Tapi kalo Chanie gak bilang, Hyung jadi ngerasa gagal jadi Hyung yang baik buat Chanie, karena Hyung gak tau keadaan Chanie gimana"ucap Hendery lagi.

"Hiks.. m-maaf Hyung..."ucapnya yang mulai terisak kecil. Hendery yang mendengar isakan adiknya pun menghela nafas panjang. "Baiklah, tapi lain kali kalo ada apa-apa sama Chanie, Chanie harus cerita sama Hyung oke, biar Hyung bisa jadi Hyung yang baik buat Chanie"ucapnya sembari mengelus punuk kepala Haechan. Dan dibalas anggukan kecil dari Haechan.

Cupu??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang